Jasa Marga: Pengguna Transaksi Non Tunai di Jalan Tol Baru 24 Persen

15 Maret 2017 16:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Awan gelap menggantung di kawasan Tol Ciledug. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah menggodok sebuah aturan yang mewajibkan penggunaan e-money atau transaksi non tunai di seluruh gerbang tol Jabodetabek. Kebijakan ini dikeluarkan guna mempercepat transaksi di gerbang tol.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, Jasa Marga sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penetrasi penggunaan uang elektronik di jalan tol.
"Kita mendukung cashless tersebut, meskipun tidak semuanya GTO, tapi di gardu manual kita juga bisa menerima e-toll," kata Desi saat ditemui kumparan (kumparan.com) bersama media lainnya di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (15/3).
Suasana awan mendung di kawasan Tol Ciledug (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Jasa Marga mencatat pengguna e-toll pada tahun 2016 baru mencapai 24,33 persen dari seluruh transaksi di jalan tol yang dikelola Jasa Marga. Capaian tersebut terbilang masih sedikit meski angkanya naik 8,73 persen dari tahun sebelumnya.
"E-toll sudah bisa diterima, memang utilisasinya masih 24 persen," tambah Desi
Jasa Marga akan terus melakukan upaya dalam meningkatkan pembayaran uang elektronik di jalan tol melalui kampanye. Tentu saja tujuannya adalah agar pengguna tol beralih menggunakan e-toll yang ditargetkan menjadi 100 persen pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Bersama Himbara (Himpunan Bank Negara) dan dengan berkoordinasi dengan BI kita akan meningkatkan lagi campaign yang lebih besar sehingga utilisasi ini akan meningkat, dan target BI (Bank Indonesia) akan 100 persen pada tahun ini," kata Desi.