Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menanti Data Pertumbuhan Ekonomi BPS Kuartal I 2017
5 Mei 2017 7:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2017. Beberapa ekonom pun telah memprediksi angka pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 mencapai 4,97 persen, lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2016 sebesar 4,94 persen. Menurutnya, angka tersebut dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi rumah tangga, meningkatnya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi nonbangunan, serta berlanjutnya perbaikan kinerja ekspor.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 4,98 persen, cenderung melambat dari kuartal sebelumnya yang terindikasi oleh perlambatan penjualan ritel, penjualan motor, dan penjualan mobil.
"Namun konsumsi rumah tangga relatif cukup solid terindikasi oleh tren kenaikan indeks kepercayaan konsumen pada kuartal I 2017," ujar Josua kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (5/5).
Sedangkan investasi diperkirakan tumbuh sekitar 5,0 persen year on year (yoy), seiring dengan perbaikan investasi nonbangunan yang terindikasi oleh kenaikan penjualan alat berat. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan aktivitas di sektor perkebunan dan pertambangan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, investasi bangunan cenderung masih melambat terindikasi oleh konsumsi semen yang melambat 14,6 persen (yoy). Namun, investasi masih cukup solid diindikasikan oleh belanja modal pemerintah yang tumbuh 11,8 persen (yoy) pada kuartal I 2017.
Konsumsi pemerintah diperkirakan Josua tumbuh terbatas sekitar 1,1 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh pola musiman belanja pemerintah yang relatif terbatas di awal tahun.
Lebih lanjut ia menyampaikan, ekspor diperkirakan tumbuh 4,5 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya 4,24 persen. Menurutnya, ekspor dipengaruhi oleh kenaikan volume ekspor seiring dengan tren kenaikan harga komoditas,seperti karet alam dan kelapa sawit.