Konten dari Pengguna

Yogyakarta, Surga Bisnis Perhotelan: Inilah Alasan di Baliknya

Windi Oktaviani
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
19 November 2024 19:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Windi Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Tugu Yogyakarta yang dialbil dari cafe Kebon Ndalem: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Tugu Yogyakarta yang dialbil dari cafe Kebon Ndalem: Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Yogyakarta telah lama menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kota ini menawarkan perpaduan sempurna antara budaya, sejarah, dan keindahan alam, mulai dari Candi Borobudur dan Prambanan hingga pesona Gunung Merapi dan pantai-pantai eksotis di Gunungkidul. Dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat setiap tahunnya, usaha perhotelan di Yogyakarta memiliki peluang besar untuk berkembang dan menjadi sangat menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan utama adalah keberagaman segmen wisatawan. Yogyakarta menarik wisatawan dari berbagai kalangan, seperti backpacker, keluarga, hingga pelancong bisnis. Hal ini menciptakan kebutuhan terhadap berbagai jenis penginapan, mulai dari guest house yang terjangkau hingga hotel berbintang lima. Beragamnya pasar ini memungkinkan pelaku usaha perhotelan untuk menyesuaikan layanan mereka sesuai dengan kebutuhan dan daya beli tamu.
Selain itu, Yogyakarta memiliki daya tarik sebagai pusat pendidikan. Dengan banyaknya perguruan tinggi ternama, kota ini menjadi tempat bagi mahasiswa dan keluarga mereka yang sering membutuhkan akomodasi, terutama saat wisuda atau momen pendaftaran mahasiswa baru. Hal ini menciptakan peluang tambahan bagi hotel untuk menarik tamu di luar segmen wisatawan biasa, menjadikannya bisnis yang lebih stabil sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta juga diuntungkan oleh dukungan infrastruktur yang terus berkembang. Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang baru telah meningkatkan aksesibilitas kota ini, membuka peluang bagi lebih banyak wisatawan mancanegara. Kemudahan transportasi ini meningkatkan daya tarik Yogyakarta sebagai destinasi wisata, sekaligus mendorong pertumbuhan industri perhotelan yang melayani kebutuhan penginapan.
Foto Jogja Cross Culture 2024 di Malioboro: Foto Pribadi
Promosi pariwisata yang intensif oleh pemerintah dan pelaku bisnis lokal juga menjadi faktor pendukung. Acara budaya, festival seni, dan promosi wisata digital menarik lebih banyak wisatawan setiap tahun. Dalam hal ini, usaha perhotelan mendapatkan manfaat langsung dari peningkatan jumlah kunjungan, terutama jika mereka mampu memanfaatkan promosi melalui media sosial dan platform digital.
Akhirnya, usaha perhotelan di Yogyakarta memiliki keuntungan dari biaya operasional yang relatif lebih rendah dibandingkan kota-kota besar lainnya seperti Jakarta atau Bali. Dengan biaya tanah, tenaga kerja, dan bahan baku yang lebih terjangkau, pelaku usaha dapat mengoptimalkan profitabilitas mereka. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan industri perhotelan di Yogyakarta sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan dan terus berkembang.
Hotel SM Tower Malioboro, Salah Satu Hotel Yang Dekat Dengan Malioboro: Foto Pribadi