Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jupe dan Mimpinya Membesarkan Sepak Bola Indonesia
21 April 2017 13:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Julia Perez tak hanya sosok artis yang dekat dengan gemerlapnya dunia hiburan. Sebelum terbaring sakit, Jupe juga dekat dengan dunia sepak bola. Bukan cuma karena kedekatannya dengan mantan suaminya, Gaston Castano namun karena Jupe juga sejak lama cinta pada dunia si kulit bundar.
ADVERTISEMENT
Tahun 2010 silam, Jupe pernah memulai untuk merintis membangun sekolah sepak bola atau SSB yang didanai dari kocek pribadi. Jupe saat itu mengaku memang sejak kecil sudah akrab dengan olahraga ini.
Dari orangtua hingga kakaknya sering bermain sepak bola di dekat rumah tinggal mereka di daerah Cijantung, Jakarta Timur. Sekolah yang dirintis Jupe tersebut bernama Champions Soccer School yang bermarkas di lapangan ABS Senayan Gelora Bung Karno. Tahap awal, murid sekolah sepak bola Champions Soccer School (CSS) berjumlah 14 orang.
Sekolah ini didirikan bukan semata-mata untuk bisnis, melainkan karena kecintaannya terhadap dunia sepak bola begitu besar. Karena itu, untuk tahun pertama hingga tahun kedua, dia tidak akan memikirkan untung dan ruginya. Tujuan Jupe mendirikan CSS hanya untuk mendidik anak-anak Indonesia bisa bermain sepak bola dengan benar.
ADVERTISEMENT
CSS ini disebut Jupe merupakan sekolah sepak bola pertama di Indonesia yang menyerap ilmu sepak bola Amerika Latin. Pelatih yang akan mendidik para siswa berasal dari Amerika Latin, yakni Angel Alfredo Veira, yang pernah bermain di klub PSS Sleman.
"Dari awal mula dibentuk, waktu itu manejemen ngasih kesempatan trial buat anak-anak yang hobi main bola. Pertama mulai tahun 2010," kata Muhammad Fachri (24) yang pernah berkesempatan belajar di CSS kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (21/4).
Bagaimana dengan biaya untuk bisa belajar di SSB milik Jupe.
Fachri menyebut dirinya tak mengeluarkan biaya sepeser pun untuk sekolah di sana karena memang menjadi generasi pertama. Namun untuk usia di bawah U 13 dan U 10 ada biaya tersendiri namun tidak besar.
ADVERTISEMENT
Untuk pendaftaran, anak-anak rentan usia 10-13 tahun harus membayar Rp 1 juta. Setelah itu, anak murid dikenai paket berlatih selama 10 minggu sebesar Rp 1 juta.
Ia menambahkan, Jupe dan Gaston beberapa kali mampir ke Senayan untuk memantau latihan bola di CSS. Di sela-sela latihan Jupe sering menyemangati anak-anak yang latihan.
"Biasanya sih kalau Gaston lagi ngga ada pertandingan sama Jupenya ngga ada syuting mereka kesana. Mereka memantau. Ngasih motivasi juga ke anak-anak," ungkap Fachri yang kini menjadi pelatih di UNJ itu.
"Jupe passion juga sama sepakbola jadi ya semangat lah kelihatannya," sambung dia.
Fachri sendiri kini sudah tak lagi sekolah di sana semenjak kuliah pada tahun 2011. Menurut informasi yang ia himpun, CSS kini sudah tutup.
ADVERTISEMENT