Kumpulan Kesaksian Tragedi Pria Dibakar karena Amplifier di Babelan

7 Agustus 2017 10:51 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari itu, Senin (1/8) menjadi hari nahas bagi MA. Karena amplifier milik sebuah musala, nyawanya melayang dibakar massa.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut mencuat pertama kali di media sosial. MA disebut-sebut dibakar massa karena mencuri amplifer Musala Al Hidayah di Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
Tak lama kemudian kabar itu berembus kencang, tiba-tiba muncul isu lainnya yang menyatakan bahwa MA bukanlah pencuri melainkan tukang service amplifier. Saat itu MA memang ingin memperbaiki amplifier musala usai menunaikan salat ashar.
kumparan (kumparan.com) beberapa hari terakhir berupaya untuk merangkai tragedi nahas tersebut dengan mengumpulkan keterangan dari saksi hingga polisi.
Berikut rangkumannya:
1. Polisi: Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Rizal Marito
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
Polisi menepis kabar bahwa MA bukanlah tukang service amplifier. Dengan berbekal bukti dan keterangan saksi, polisi memastikan MA adalah pencuri.
ADVERTISEMENT
"Ada saksi dan barang bukti yang menguatkan dugaan adanya tindak pidana pencurian. Laki-laki yang berinisial MA itu masuk ke masjid untuk salat. Setelah dia keluar, marbut masjid melihat ternyata satu dari tiga amplifier untuk pengeras suara sudah tidak ada," bebernya saat dihubungi kumparan, Kamis (3/8).
"Dugaan MA adalah pencuri dikuatkan dengan adanya barang bukti di jok sepeda motornya," sambung AKBP Rizal Marito,
Simak selengkapnya keterangan polisi di link berikut:
2. Saksi kunci: Rojali Marbut Musala Al Hidayah
Rojali, saksi kunci.  (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rojali, saksi kunci. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
Kecurigaan Rojali terhadap MA bermula saat dirinya berpapasan dengan MA di musala tersebut, usai dirinya menunaikan salat ashar dan sedang membersihkan serta menata musala untuk acara keagamaan malam harinya.
ADVERTISEMENT
Rojali kemudian mencari MA dan akhirnya bertemu di sebuah titik yang tak seberapa jauh dari musala. MA panik kemudian tancap gas dengan motornya, namun saking paniknya ia kehilangan kendali hingga kemudian ia tercebur ke sungai. Motornya tergeletak di jalan.
"Ternyata ada ampli di sana dan itu setelah diangkat motornya dan cek amplinya, ternyata benar ampli musala kita. Terlihat dari potongan kabelnya, di atas bagian amplinya ada kotoran burung, karena plapon kita belum ada, suka ada burung gereja yang buang kotoran di situ. Itu mereknya juga TOA, saya kenal ampli itu," kata Romli.
Di sini lah kemudian amarah massa muncul. Ujug-ujug mereka ngamuk kemudian membakar MA hidup-hidup. Mereka tak bisa dikendalikan. Massa mengira bahwa MA adalah maling motor.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah mengingatkan massa, dia melaporkan kejadian tersebut ke Bimaspol setempat. Oleh Bimaspol, laporan tersebut dilaporkan ke Polsek Babelan. Namun nahas, imbauan Rojali tak dihiraukan massa yang terlanjur mengamuk dan kemudian membakar MA hingga tewas.
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
Ikuti cerita selengkapnya di sini:
3. Istri: Siti Zubaidah
Siti Zubaidah. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Siti Zubaidah. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Siti Zubaidah tak pernah mengira bahwa suaminya MA menerima nasib sampai dibakar hidup-hidup. Menurut Siti, MA memang seorang tukang service.
"Dia sosok pekerja keras yang bertanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga kecil mereka. Dia memang penjual barang bekas dan tukang reparasi alat elektronik," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Kadang- kadang ada orang nyuruh dia (MA) servis kayak alat-alat pengeras suara, alat pengeras suara musik dia perbaiki. Dia itu tulang punggung keluarga kami," imbuh dia.
Pengakuan Siti Zubaidah selengkapnya bisa dilihat di sini:
Demi mencari keadilan, Siti kemudian melaporkan pihak-pihak yang membakar suaminya ke kepolisian. Polisi pun sudah menangkap 1 pelaku dan memeriksa 11 saksi.
Ikuti laporannya di sini:
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala Al-Hidayah (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)