Diplomasi Bahasa Korea Selatan Melalui Eksistensi K-Drama

Pricilia Worotikan
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
20 April 2023 5:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pricilia Worotikan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Menonton K-Drama "Squid Game" di Netflix. (Foto: Kaunas Lithuania/SHUTTERSTOCK)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menonton K-Drama "Squid Game" di Netflix. (Foto: Kaunas Lithuania/SHUTTERSTOCK)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendekatan diplomasi Korea Selatan di dunia global telah dimudahkan dengan munculnya Korean Wave. Fenomena ini merupakan hasil dari mendunianya budaya, kuliner, musik, entertainment, pariwisata, fashion, dan bahkan bahasa dari Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Dunia hiburan di era digital pun telah diwarnai oleh kemunculan serial-serial Korea yang menyajikan alur cerita unik, videografi, dan tentu dialog-dialog yang fenomenal.
Serial-serial Korean Drama atau yang sering dikenal sebagai “K-Drama” di era digital ini dapat dengan mudah diakses lewat aplikasi-aplikasi gratis maupun berbayar seperti Netflix, Disney Hotstar, VIU, dan sebagainya. Tidak jarang juga K-Drama ditayangkan di stasiun TV nasional Indonesia.
Tentunya penyebaran luas percakapan Bahasa Korea yang disajikan dalam K-Drama telah menciptakan sebuah popularitas bahasa tersendiri. Aplikasi-aplikasi streaming yang menyediakan beragam subtitle dapat menjadi sarana tersendiri bagi orang-orang yang ingin mendalami Bahasa Korea.
Ilustrasi nonton drama Korea. Foto: Matheus Marsely/kumparan
Sebuah survei oleh sebuah perusahaan riset Populix membuktikan dari 1.000 responden di Indonesia, rata-rata menggunakan aplikasi streaming sebagai sarana hiburan mereka. Jumlah yang besar ini hanya terbatas pada 1.000 orang di Indonesia, bayangkan saja pengguna aplikasi-aplikasi streaming di dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan ini, pemerintah Korea Selatan tidak perlu repot-repot untuk mengadakan acara pengenalan Bahasa Korea di luar negeri untuk memperkenalkan bahasa mereka. Diplomasi Bahasa Korea justru secara tidak langsung telah berhasil mendunia hanya dengan popularitas K-drama di era digital.
Contoh nyata yang dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari adalah percakapan bahasa ibu yang seringkali dicampur oleh kosakata Korea. Dewasa ini, anak muda akan lebih merasa keren jika menggunakan “Annyeonghaseyo” dibandingkan mengucapkan salam dalam bahasanya sendiri. Tidak jarang pun kata “I love you” telah digantikan oleh kata “Saranghae”. Kata-kata ini merupakan kosakata dasar yang sering diucapkan dalam K-drama.
Tidak jarang banyak orang yang dapat mempelajari Bahasa Korea dasar secara otodidak dari sekadar menonton K-drama. Mendengarkan audio Korea sembari membaca terjemahan dalam durasi yang panjang tentunya dapat dengan sendirinya mengajarkan bahasa tersebut.
Ilustrasi menonton drama Korea. Foto: Shutterstock
Eksistensi hiburan era digital yang naik akibat pandemi Covid-19 tentunya ikut mempromosikan K-drama serta bahasa yang ada di dalam dialog-dialognya. Hal ini dapat dibuktikan dimulai dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2020 lalu mencatat kenaikan durasi menonton K-drama selama Covid-19 berlangsung. Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata responden menghabiskan sekitar 2,7 jam sehari untuk menonton drama Korea. Durasi ini kemudian meningkat menjadi 4,6 jam per hari ketika saat pandemi.
Pada akhirnya, diplomasi bahasa yang dilakukan melalui eksistensi K-drama dapat meningkatkan taraf hidup baik di Korea, dan bahkan di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Peluang-peluang baru yang dapat diciptakan dari keberhasilan diplomasi ini berpotensi merangkap seluruh sektor.