Konten dari Pengguna

Cara Jitu Menyiksa Setan

Yahya Cholil Staquf
Katib 'Aam PBNU & Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin. Mantan Juru Bicara Presiden KH. Abdurrahman Wahid.
11 Januari 2017 11:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yahya Cholil Staquf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Devil (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Devil (Foto: Pixabay)
Sebab kerancuan dalam beragama bukan hanya kesalahpahaman akal. Yang lebih banyak adalah kegagalan menangkap cahaya rohani yang tak terkatakan.
ADVERTISEMENT
Cara berpikir kaum teroris khilafah di Iraq dan Syria seolah-olah logis menurut makna harfiah dari konsep-konsep keagamaan yang mereka usung.
Nyatanya tindakan-tindakan mereka yang luar biasa mengerikan dengan jelas memperlihatkan bahwa mustahil yang mereka lakukan itu adalah ajaran agama.
Beragama menuntut kemauan untuk menghayati dan mengenali fitrah kemanusiaan kita. Nalar aqliyah saja belum cukup, apalagi dengan pengetahuan yang terbatas.
Darkum merasa bergairah setelah membaca-baca hadits tentang keutamaan membaca basmalah. Ia memasak sambel terong dan menyiapkan air rendaman intip untuk minumnya. Kemudian ia panggil teman-temannya untuk makan bersama.
Cabai rawit merah. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cabai rawit merah. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
“Ayo! Ayo!” ajaknya, “Tapi jangan baca bismillah, ya! Serius ini! Pokoknya jangan baca bismillah!”
“Kok gitu? Maksudnya apa?”
“Makanan dan minuman itu, kalau dibacai bismillah, setan nggak bisa ikut makan-minum”.
ADVERTISEMENT
“Lha kok malah nggak boleh baca bismillah?”
“Ya supaya setan ikut makan!”
“Kok gitu?”
“Sudahlah! Nurut saja! Pokoknya jangan baca bismillah! Awas! Kalau baca bismillah nggak boleh makan!”
Disgusting (Foto: Giphy)
zoom-in-whitePerbesar
Disgusting (Foto: Giphy)
Teman-temannya tak punya pilihan selain menurut.
Usai makan, semua orang gaber-gaber dan monyong-monyong. Sambel terongnya puwwedhesss minta ampun!
Hot (Foto: Giphy.com)
zoom-in-whitePerbesar
Hot (Foto: Giphy.com)
“Jangan khawatir”, kata Darkum, mengambil kendil dan menyuguhkannya, “Air intip ini obat pedhes yang cespleng!”
Teman-temannya serta-merta berebut hendak minum. Tapi Darkum menahan mereka.
“Eit! Eeiitt! Nanti dulu! Kali ini sebelum minum harus baca bismillah. Harus! Kalau nggak baca nggak boleh minum!”
Teman-temannya melongo tak paham.
“Gitu aja kok bingung!” Darkum geleng-geleng kepala, “Ini supaya setan nggak bisa ikut minum! Biar tahu rasa dia!”
Hot (Foto: Giphy.com)
zoom-in-whitePerbesar
Hot (Foto: Giphy.com)
ADVERTISEMENT