Konten dari Pengguna

Saat Ibu Jadi Apoteker Keluarga: Pentingnya Edukasi Obat di Rumah

yasmin syafiratun
Mahasiswa keperawatan di Universitas Airlangga yang suka menulis.
29 Juni 2025 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Saat Ibu Jadi Apoteker Keluarga: Pentingnya Edukasi Obat di Rumah
Ibu sering jadi tumpuan soal obat di rumah. Edukasi sederhana bantu ibu lebih paham aturan pakai, jenis, dan penyimpanan obat demi keamanan dan kesehatan keluarga
yasmin syafiratun
Tulisan dari yasmin syafiratun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edukasi kepada ibu-ibu PKK (sumber: dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Edukasi kepada ibu-ibu PKK (sumber: dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah keluarga, ibu sering kali menjadi tempat pertama yang dituju saat ada anggota keluarga yang sakit. Entah itu anak yang demam, suami yang pegal-pegal, atau orang tua yang harus minum obat rutin, semuanya bertanya pada ibu: "Minum obat apa ya?" atau "ini obatnya diminum kapan?" peran ibu sebagai "dokter keluarga" memang tidak bisa dianggap remeh. Namun sayangnya, tidak semua ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan obat, jenis-jenis sediaannya, maupun penggolongan obat. Mana yang boleh dibeli bebas, mana yang harus dengan resep dokter.
ADVERTISEMENT
Hal-hal yang terlihat sepele seperti menyimpan obat di tempat yang salah, mencampur obat sembarangan, atau memberikan dosis yang tidak tepat justru bisa berakibat fatal. Bahkan, penggunaan obat yang tidak sesuai bisa menyebabkan alergi,keracunan, atau memperparah kondisi penyakit. Itulah sebabnya pemahaman dasar mengenai obat sangat penting dimiliki oleh setiap ibu di rumah. Sebuah tindakan kecil seperti membaca label obat, memperhatikan tanggal kadaluwarsa, dan menyimpan obat sesuai suhu yang dianjurkan, bisa memberikan dampak besar bagi keselamatan keluarga.
Melalui proyek edukasi kelompok kami, kami berusaha memerikan pemahaman yang sederhana namun bermakna kepada para ibu. Edukasi ini meliputi pengalaman lambang obat (obat bebas, bebas terbatas, dan keras), cara penyimpanan yang tepat, serta cara membaca aturan pakai dengan benar. Tidak hanya itu, kami juga membahas tentang pentingnya tidak berbagi obat antar anggota keluarga, bahaya obat herbal tanpa izin BPOM, dan pentingnya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan bila ragu. Dengan pendekatan yang interaktif, para ibu jadi lebih terbuka untuk bertanya dan berbagi pengalaman mereka selama ini menangani masalah obat di rumah.
ADVERTISEMENT
Pengalaman saat melaksanakan edukasi ini pun sangat berkesan bagi saya. Meskipun ada beberapa kendala, seperti salah satu teman saya yang tiba-tiba sakit saat hari H, hingga harus merombak rundown acara karena salah satu pengedukasi terjebak macet, semuanya bisa kami atasi bersama. Bahkan jumlah peserta yang datang lebih banyak dari perkiraan jadi kami harus cepat-cepat membeli konsumsi tambahan agar semua ibu yang hadir merasa nyaman. Tapi di balik itu semua, suasana kegiatan sangat menyenangkan. Para ibu begitu antusias, banyak yang aktif bertanya tentang jenis-jenis obat, cara penyimpanan obat yang benar, hingga pengobatan penyakit sehari-hari
Dari situ saya belajar bahwa semangat belajar para ibu sangat besar, mereka hanya butuh ruang dan kesempatan. Dan lewat edukasi sederhana ini, kami merasa bisa memberikan sedikit kontribusi yang berarti untuk mereka dan keluarga mereka. Harapannya, pengetahuan ini tidak berhenti di ruang edukasi saja, tetapi terus dibagikan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada akhirnya, rumah yang sehat dimulai dari ibu yang cerdas dan bijak dalam mengelola kesehatan keluarga
ADVERTISEMENT