Konten dari Pengguna

Dari Sehel hingga Savana: Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan Afrika

Yizreel Otniel Nggelan
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
27 Oktober 2024 2:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yizreel Otniel Nggelan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
http://freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
http://freepik.com
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi ketahanan pangan di benua Afrika, membentang dari wilayah Sahel di utara hingga sabana di bagian selatan. Dalam satu dekade terakhir, pola cuaca yang semakin tidak terprediksi telah mengakibatkan serangkaian bencana yang memukul sektor pertanian benua ini. Kekeringan berkepanjangan silih berganti dengan banjir bandang, menciptakan kondisi yang hampir mustahil bagi petani untuk mempertahankan produktivitas lahan mereka.
ADVERTISEMENT
Di wilayah Sahel, sebuah kawasan semi-kering yang membentang dari Senegal hingga Sudan, suhu rata-rata telah meningkat 1,5°C sejak tahun 1950, jauh lebih tinggi dari rata-rata pemanasan global. Peningkatan suhu ini telah mempercepat proses desertifikasi, mengubah lahan pertanian produktif menjadi gurun tandus. Para petani subsisten, yang menjadi tulang punggung produksi pangan di kawasan ini, terpaksa menghadapi kegagalan panen beruntun akibat minimnya curah hujan dan degradasi tanah yang semakin parah.
Sementara itu, di kawasan sabana Afrika, pergeseran musim hujan yang tidak menentu telah mengganggu kalender pertanian tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun. Petani tidak lagi dapat mengandalkan pengetahuan lokal untuk menentukan waktu tanam yang tepat. Akibatnya, banyak tanaman pangan utama seperti jagung, sorgum, dan millet mengalami penurunan hasil yang signifikan. World Food Programme memperkirakan lebih dari 100 juta penduduk Afrika berisiko menghadapi kerawanan pangan akut akibat dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian.
ADVERTISEMENT
Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan Afrika semakin diperburuk oleh keterbatasan infrastruktur pertanian dan teknologi adaptasi. Mayoritas petani masih mengandalkan pertanian tadah hujan dan tidak memiliki akses terhadap sistem irigasi modern atau varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim. Keterbatasan akses terhadap informasi cuaca yang akurat juga membuat mereka kesulitan mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola lahan pertanian mereka.
Menghadapi situasi ini, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan Afrika di tengah ancaman perubahan iklim. Program-program adaptasi seperti pengembangan varietas tanaman tahan kekeringan, sistem pertanian cerdas iklim, dan peningkatan infrastruktur irigasi mulai diimplementasikan di berbagai wilayah. Namun, tanpa adanya upaya global yang serius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, masa depan ketahanan pangan Afrika tetap berada dalam ancaman serius. Dibutuhkan kolaborasi internasional yang lebih kuat untuk membantu benua ini menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT