Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ketakutan Akan Kegagalan Di Balik Bunuh Diri Mahasiswa Menjelang Ujian
26 Desember 2023 14:21 WIB
Tulisan dari Muhammad Bintang Diaz Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang wanita berinisial LD (24) tewas setelah jatuh dari Gedung Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (UB) di Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (14/12/2023). Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 12 ke lantai 4 gedung. Barang-barang milik korban seperti kacamata, sandal, tas, HP dan uang tunai ditemukan di lantai 12 gedung Filkom UB. Dari pemeriksaan jenazah, ditemukan bekas luka sayatan urat nadi di bagian tangan kiri korban, yang diduga dilakukan beberapa hari sebelumnya. Menurut keluarga, korban pernah menjadi mahasiswi di salah satu fakultas di kampus UB, namun mengundurkan diri pada tahun 2019 karena mengalami depresi.
ADVERTISEMENT
Fenomena bunuh diri di kalangan mahasiswa ini sungguh memprihatinkan. Kita bertanya-tanya mengapa beban mental emosional pada mahasiswa bisa sampai separah itu, hingga nekat mengakhiri hidup di usia semuda itu. Tekanan akademik memang tak jarang berlebihan. Ditambah faktor-faktor psikologis lain seperti depresi atau gangguan mental yang mungkin sudah dialami sebelumnya. Solusinya harus komprehensif, baik dari sisi pencegahan maupun penanganan kasus. Pihak kampus perlu waspada dan sigap menangani tanda-tanda mahasiswa yang mengalami gangguan mental. Layanan konseling dan pendampingan psikologis juga sangat dibutuhkan, terutama menjelang periode ujian yang rawan stres. Dengan pendekatan yang tepat diharapkan angka bunuh diri di kalangan mahasiswa bisa diturunkan.
Lonjakan kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa menjelang periode ujian merupakan sebuah fenomena yang memunculkan keprihatinan yang mendalam. Berdasarkan data terkini, setidaknya terdapat tujuh kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa dalam setahun terakhir, dan semuanya memiliki keterkaitan dengan tekanan yang dirasakan menjelang ujian.
ADVERTISEMENT
Psikolog Dr. Sanjay, Ph.D., menyoroti bahwa ketakutan akan kegagalan, yang diperparah oleh stigma negatif yang masih melekat di masyarakat, menjadi pemicu utama yang mendorong mahasiswa untuk mengambil langkah tragis dalam mengakhiri hidup mereka. Permasalahan ini menyoroti urgensi untuk mengatasi tekanan akademis yang berlebihan dan mengubah pandangan masyarakat terhadap kegagalan agar mahasiswa dapat merasa lebih didukung dalam menghadapi tantangan akademis.
Faktor Penyebab Akan Takutnya Pada Kegagalan Pada Diri Mahasiswa
Wujudnya ketakutan terhadap kegagalan di kalangan mahasiswa dapat dijelaskan melalui hasil survei KampusIndonesia.id, yang melibatkan 500 responden. Temuan menunjukkan bahwa sebanyak 89% mahasiswa merasakan kekhawatiran gagal dan mengalami persepsi tidak kompeten dari orangtua dan teman-teman mereka.
Psikolog klinis, Sarah Wijaya, M.Psi, yang memiliki pengalaman menangani sejumlah besar kasus terkait, mengungkapkan bahwa banyak mahasiswa yang mencari bantuannya mengeluhkan tekanan akademik yang sangat tinggi yang datang dari harapan orangtua.
ADVERTISEMENT
Dampaknya tidak hanya terbatas pada ketidakpercayaan diri, tetapi juga mencakup timbulnya rasa minder dan bahkan keputusasaan. Permasalahan ini menyoroti dampak negatif dari ekspektasi yang terlalu tinggi terkait prestasi akademis, yang dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesejahteraan mental mahasiswa.
Salah Satu Faktor Primer Pada Kasus Ini : Stigma negatif masyarakat terhadap kegagalan
Salah satu faktor utama yang turut memperumit situasi ini adalah stigma negatif yang melekat dalam masyarakat terhadap kegagalan. Menurut Riset Stigma Indonesia 2022, stigma ini masih secara luas dipertahankan, di mana 90% responden mengakui bahwa mereka merendahkan individu yang pernah menghadapi kegagalan dalam ujian atau prestasi.
Dampak dari stigma ini tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. Sebagai akibatnya, mahasiswa sering enggan untuk membuka diri tentang kondisi depresi yang mereka hadapi, karena takut dicap sebagai lemah dan mengalami rasa malu.
ADVERTISEMENT
Perlunya kesadaran masyarakat terhadap pemahaman bahwa kegagalan bukanlah suatu indikator kelemahan perlu ditekankan. Penanganan stigma ini menjadi sangat penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental, di mana mahasiswa dapat merasa nyaman tanpa takut dicap sebagai lemah.
Pendidikan dan sosialisasi masyarakat mengenai pentingnya penerimaan terhadap kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan individu dapat menjadi kunci untuk mengatasi dampak negatif dari stigma ini.
Dampak Psikologis Dari Ketakutan Yang Tak Terkendali Pada Kegagalan ini
Implikasi psikologis dari ketakutan yang tidak terkendali terhadap kegagalan dalam kalangan mahasiswa, sebagaimana diungkapkan dalam penelitian Mahardika dkk (2021), menyoroti dampak yang sangat serius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam percobaan bunuh diri menunjukkan gejala klinis yang signifikan, melibatkan gangguan kecemasan berat seperti panic disorder hingga gangguan depresi utama (major depressive disorder).
ADVERTISEMENT
Studi ini juga mengungkapkan bahwa sebanyak 85% dari korban mengalami social anxiety disorder, menandakan perasaan terisolasi dan kekurangan dukungan sosial, di mana mereka merasa tidak memiliki teman untuk berbagi beban emosional.
Dengan merinci konsekuensi tersebut, temuan penelitian ini mencerminkan dampak serius dari tekanan psikologis di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat memunculkan kondisi kesejahteraan mental yang parah, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa ketidakmampuan mengatasi ketakutan terhadap kegagalan tidak hanya mempengaruhi aspek akademis, tetapi juga mengakibatkan implikasi serius terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa secara keseluruhan.
Solusi dan Penanganan Pada Kondisi seperti ini
Untuk mengatasi kondisi serius ini, pakar kesehatan mental, Iris Makara Sabri, M.Kes, memberikan rekomendasi yang mencakup peran aktif dari kampus dan orangtua dalam memperhatikan kesejahteraan psikologis mahasiswa. Ia menyarankan perlunya peningkatan kesadaran dan perhatian terhadap kondisi psikologis anak-anak mereka, mengingat tekanan akademis yang mungkin mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Iris Makara Sabri juga menyarankan agar kampus-kampus menyediakan layanan konseling yang handal. Hal ini dapat menjadi saluran yang penting bagi mahasiswa untuk berbicara tentang tantangan dan tekanan yang mereka alami, serta mendapatkan dukungan yang diperlukan.
Selain itu, pakar kesehatan mental ini juga menyarankan agar kampus mengimplementasikan program-program khusus yang bertujuan untuk menurunkan angka bunuh diri di kalangan mahasiswa. Program-program ini dapat mencakup edukasi tentang kesehatan mental, pelatihan keterampilan penanganan stres, dan upaya pencegahan secara menyeluruh.
Dengan demikian, solusi ini bersifat holistik, melibatkan peran aktif dari berbagai pihak, untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan aman bagi kesejahteraan psikologis mahasiswa.
Daftar bacaan
KampusIndonesia.id. (2021). Survei Tingkat Stres Mahasiswa Menghadapi Ujian. https://kampusindonesia.id/survei-stres-ujian
ADVERTISEMENT
Sarah Wijaya. (2022). Memahami Psikologi Mahasiswa Penderita Depresi. Jurnal Psikologi Indonesia, 1(3), hlm. 125-136. https://jpsi.or.id/memahami-depresi-mahasiswa
Mahardika, A.A., dkk. (2021). Kondisi Psikologis Pelaku Attempt Suicide pada Kalangan Mahasiswa. Jurnal Kesehatan Mental, 4(2), hlm. 210-215. https://jksm.fkm.unpad.ac.id
Riset Stigma Indonesia. (2022). Survei Nasional Stigma Sosial terhadap Kegagalan dan Pengangguran 2022. http://risetstigma.org/laporan-survei
Makara, Iris Sabri. (2022). Upaya Pencegahan Bunuh Diri pada Mahasiswa. Disajikan pada acara Seminar Kesehatan Mental Mahasiswa di Jakarta, 10 Mei 2022.
Rosa, M.C. (2023) Mantan mahasiswi UB Malang lompat dari lantai 12, Diduga Depresi Dan Sering Coba Bunuh Diri, KOMPAS.com. Available at: https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/15/105332278/mantan-mahasiswi-ub-malang-lompat-dari-lantai-12-diduga-depresi-dan-sering (Accessed: 23 December 2023).