Ederson Moraes dan Trauma Manchester City

31 Mei 2017 5:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapkah Ederson gantikan Bravo? (Foto: AP Photo/Michael Probst)
Hanya menempati urutan ketiga Premier League adalah bencana bagi Manchester City. Tak heran, menyambut musim 2017/18, City terus bergerak mencari pemain yang sesuai kriteria sang manajer, Pep Guardiola. Setelah pekan lalu mendapatkan Bernardo Silva dari AS Monaco, City kini disebut nyaris meresmikan kedatangan kiper Benfica, Ederson Moraes.
ADVERTISEMENT
Ederson dipilih karena dari beberapa kiper di City saat ini, hanya Claudio Bravo yang bakal dipertahankan. Tak heran, dengan kondisi demikian, City, disebut Telegraph, sepakat dengan nilai 35 juta poundsterling yang dibanderol oleh Benfica.
Persoalannya, apakah Ederson adalah kebutuhan utama City saat ini? Pasalnya, melihat situasi tahun lalu, hal serupa terjadi saat Guardiola meminta manajemen The Citizens untuk mendatangkan Bravo. Alasan Guardiola: Bravo memiliki kemampuan menggunakan kaki yang lebih baik dibanding Joe Hart.
Alasan Guardiola memang masuk akal. Baginya, tugas kiper bukan hanya menjaga gawang, tetapi juga menjadi orang pertama yang memulai serangan. Hal itu diperkuat oleh akurasi umpan Bravo yang mencapai 84% dan Hart yang hanya berkisar di antara 53%.
ADVERTISEMENT
Nahas. Bravo, yang apik selama di Barcelona tak menunjukkan tajinya di City. Dari 1.968 menit berada di lapangan, Bravo kebobolan 22 gol. Angka kebobolan yang cukup besar karena saingannya, Willy Caballero, yang bermain 1.452 menit, hanya kebobolan 17 gol.
Gaya selebrasi Claudio Bravo (Foto: Jan Kruger/Getty Images)
Hal tersebut diperparah dengan akurasi umpan Bravo yang menurun. Dari total menit bermain di atas, Bravo hanya membukukan umpan sukses 78% per pertandingan; kalah jika dibandingkan dengan Caballero yang mampu membukukan 80% umpan sukses per laga.
Nasib Bravo di City semakin buntung saat dia mengalami cedera jelang musim 2016/17 berakhir. Dengan masalah yang menggunung, pendukung City pun berteriak lantang kepada manajemen agar menendang Bravo sekalian.
Melihat apa yang diperbuat oleh tiga kiper musim lalu, catatan Ederson untuk memulai serangan justru malah mengecewakan. Kiper asal Brasil ini bahkan hanya mampu menciptakan 70% umpan akurat per laganya.
ADVERTISEMENT
Nah, bisa jadi faktor ketangkasan di bawah mistar yang menyebabkan Ederson dipilih oleh Guardiola. Sebab, dibandingkan dengan Bravo dan Caballero, Ederson memiliki statistik di bawah gawang jauh lebih baik. Dari total 27 pertandingan, Ederson mencatatkan 17 clean sheet, 1,81 penyelamatan, dan 0,44 kemasukan per laganya.
Bagaimana, Guardiola? Yakin pilihan kali ini tidak salah lagi?