Statement soal Childfree: Gender dan Status Sosial Bentuk Emosional Masyarakat

Mochammad Yogik Septiawan
Peneliti Muda Academia Forum Karya Buku : Buku Syair-syair terbuang (ISBN Progresif) Buku Meniti jalan sunyi, menggapai mimpi (ISBN Umsurabaya Publishing)
Konten dari Pengguna
19 Februari 2023 8:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Yogik Septiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suami istri childfree. Foto: Anutr Yossundara/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suami istri childfree. Foto: Anutr Yossundara/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini fenomena childfree nampak kembali menjadi bahan berbincangan di publik, fenomena ini sebenarnya bukan fenomena baru melainkan sudah lama diperbincangkan di beberapa media sosial.
ADVERTISEMENT
Childfree kembali menjadi topik utama yang sempat trending di twitter, hal itu karena seorang selebgram Gita Savitri yang menyinggung di publik terkait keputusannya untuk tidak memiliki anak.
Keputusan Gita Savitri tersebut disampaikan kepada publik pada saat sesi live instagram yang dilakukan bersama suaminya, Paulus Andreas Partohap pada hari rabu malam, 8 Februari 2023. Berawal dari komentar Gita Savitri tersebut membuatnya dan fenomena childfree menjadi bahan perbincangan publik.
Berbicara fenomena childfree saat ini tentu merupakan topik yang sedang hangat dan menarik untuk didiskusikan. Berdasarkan Cambridge Dictionary, arti childfree adalah kondisi di mana pasangan atau seseorang memutuskan memilih untuk tidak memiliki anak.
Pada dasarnya childfree merupakan pilihan secara sadar dari pasangan untuk tidak memiliki anak. Baik memiliki kemampuan secara biologis namun tidak berkenan untuk memiliki anak.
ADVERTISEMENT

Gender dan Status Sosial Menentukan Persepsi Publik

Ilustrasi suami istri ngobrol. Foto: WHYFRAME/Shutterstock
Setiap orang memiliki hak untuk melakukan penilaian. Dan penilaian dari setiap orang tentu cukup beragam atau berbeda. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi merupakan pengalaman secara nyata terhadap objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak dan membentuk persepsi.
Sedangkan menurut Menurut William James persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indra kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan kita.
Ilustrasi Facebook dan Twitter. Foto: Thomas White/Reuters
Persepsi publik dibentuk berdasarkan opini yang sedang berkembang di masyarakat. Apa yang terjadi dan siapa yang menyampaikan opini berpengaruh pada dinamika opini pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam kaitannya dengan fenomena childfree yang belakangan ini ramai diperbincangkan masyarakat umum, bahkan beberapa tokoh publik terlibat dalam fenomena childfree.
Keputusan seseorang untuk tidak memiliki anak oleh selebgram Gita Savitri dengan cepat menjadi trending topik diberbagai media sosial. Persepsi publik terhadap fenomena childfree masih menjadi suatu yang tabu untuk dilakukan, terlebih yang menyampaikan hal tersebut adalah perempuan.
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutter Stock
Dalam kaitannya dengan persepsi publik tentu akan dinilai keputusan yang tidak masuk akal dan aneh untuk dilakukan seorang perempuan.
Berbeda jika yang menyampaikan keputusan tidak memiliki anak adalah dari gender pria, maka publik tentu tidak terlalu memperhatikannya.
Begitupun juga dengan status sosialnya, status sosial juga berpengaruh dalam mempengaruhi emosional publik. Status sosial Gita Savitri merupakan seorang selebgram atau tokoh publik yang jelas akan berbeda ketika yang menyampaikan keputusan tidak memiliki anak adalah dengan status sosial masyarakat biasa. Maka gender perempuan dan status sosial tokoh publik berpengaruh besar dalam membentuk emosional masyarakat.
ADVERTISEMENT