Manchester United dan Inkonsistensi

Yohanes Leonardo
Football enthusiast
Konten dari Pengguna
20 Desember 2020 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yohanes Leonardo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rashford (tengah) merayakan gol keduanya bersama Martial (kiri) dan Bruno Fernandes (kanan) dalam laga kontra Sheffield United (18/12).
zoom-in-whitePerbesar
Rashford (tengah) merayakan gol keduanya bersama Martial (kiri) dan Bruno Fernandes (kanan) dalam laga kontra Sheffield United (18/12).
ADVERTISEMENT
Tujuh tahun lamanya sejak terakhir kali Manchester United merengkuh titel juara liga primer inggris. Kala itu The Red Devils masih di bawah asuhan manajer legendaris, Sir Alex Ferguson sekaligus menjadi persembahan terakhir sebelum ia memutuskan pensiun pada akhir musim 2012/2013.
ADVERTISEMENT
Sepeninggal Fergie, tonggak kepelatihan The Red Devils telah diwariskan pada sejumlah nama. Dimulai dari Moyes yang ditunjuk langsung Sir Alex hingga nama-nama berpengalaman seperti Van Gaal dan Mourinho nyatanya tak melahirkan gelar juara liga yang didambakan para pendukung.
Kini, Solskjaer telah menjabat sebagai pelatih selama nyaris dua tahun, namun belum juga membuka keran gelar. Terakhir kali MU mengangkat trofi terjadi pada tahun 2017 silam kala Mourinho mempersembahkan gelar juara Liga Eropa.
Lima pelatih silih berganti, transfer besar-besaran juga telah diupayakan, namun tak jua melahirkan konsistensi. Dikutip dari laman transfermarkt.com, MU telah menghabiskan dana lebih dari 1 Miliar poundsterling sejak musim 13/14 atau musim perdana pasca pensiunnya Alex Ferguson. Tujuh tahun pascakepergian Fergie, tercatat hanya Mourinho yang sukses membawa MU ke Liga Champions secara berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Terlebih hanya dua Community Shield, 1 Piala FA, 1 Liga Eropa, dan 1 Piala Liga yang dapat penggemar rayakan selama tujuh musim terakhir. Saat ini MU asuhan Ole nampak belum stabil dengan terlempar pada urutan ke-10 Liga Primer dan terpaut tujuh angka dari Spurs di puncak klasemen. Ironisnya, Spurs yang saat ini memuncaki klasemen ditangani Mourinho yang didepak United dua tahun silam.
Nampaknya inkonsistensi telah menjadi salah satu ‘partner’ setia The Red Devils dalam tujuh tahun terakhir. Musim ini, MU dapat tampil garang pada satu pertandingan kemudian kembali loyo di laga selanjutnya. MU dapat melibas finalis Liga Champions musim lalu RB Leipzig dengan skor 5-0 dan takluk oleh Istanbul Basaksehir pada gameweek Liga Champions berikutnya.
ADVERTISEMENT
Mirisnya, anak asuh Solskjaer harus puas mengakhiri perjalanan di pentas tertinggi eropa usai merosot ke peringkat ketiga pada pekan terakhir fase grup Liga Champions. United yang tumbang oleh PSG dan RB Leipzig di dua laga terakhir harus puas kembali ke ‘Liga Malam Jumat’ setelah mengantongi 9 angka dan tertinggal 3 angka dari PSG dan RB Leipzig di Grup H.
Ironisnya, The Red Devils merupakan salah satu tim paling produktif di Liga Champions musim ini dengan mencetak 15 gol. Goal.com mencatat, hanya Bayern Munchen dengan 18 gol, serta Barcelona dan Borussia M’gladbach dengan torehan 16 gol yang mengalahkan MU dalam urusan mencetak gol di Liga Champions musim ini. Ketiga tim tersebut telah merengkuh tiket babak 16 besar Liga Champions, sedangkan United harus puas terdepak ke Liga Eropa.
ADVERTISEMENT
United baru saja lengser ke Liga Eropa usai takluk kontra Leipzig di gameweek terakhir Liga Champions, disusul hasil imbang kontra Manchester City di lanjutan Liga Primer. Uniknya, saat ini United tertinggal lima angka dari puncak klasemen dengan satu tabungan pertandingan.
Inkonsistensi juga ditunjukkan oleh Bruno Fernandes. Menurut laman resmi Premierleague.com, gelandang berpaspor Portugal tersebut tercatat sebagai salah satu dari tiga besar pemain yang mengkreasikan peluang terbanyak di Liga Primer musim ini dengan 8 kali di bawah Kevin De Bruyne dan Harry Kane yang mengkreasikan peluang masing-masing sebanyak 10 peluang dan 9 peluang.
Namun Squawka mencatat, Bruno merupakan pemain yang paling banyak kehilangan penguasaan bola dalam satu pertandingan. Bruno kehilangan sebanyak 37 peluang dalam satu pertandingan.
ADVERTISEMENT
Bruno Fernandes memang tak dapat dikatakan sepenuhnya sebagai pemain yang inkonsisten. Laman Transfermarkt.com mencatat, eks pemain Sporting tersebut telah mencetak 23 gol dan 14 asis dalam 40 laga bersama MU sejak pertengahan musim lalu. Usai dikontrak pada bulan Januari 2020, Bruno langsung nyetel dan menjadi andalan Ole dalam starting line-up nyaris di seluruh kompetisi.
Tak adil rasanya apabila menyebut inkonsistensi satu pemain sebagai biang keladi tak stabilnya performa tim. Transfermarkt.com mencatat, setan merah hanya mampu memenangkan satu pertandingan kandang musim ini. Kemenangan tersebut hadir kala MU menaklukan West Brom pada pekan ketujuh Liga Primer Inggris melalui titik putih yang dieksekusi Bruno Fernandes. Sedangkan lima laga kandang lainnya berakhir dengan torehan tiga kekalahan dan dua hasil imbang.
ADVERTISEMENT
Rekor kandang yang buruk memang bertolak belakang dengan rekor tandang Harry Maguire dan kolega. Dikutip dari Transfermarkt.com, dari lima laga tandang, the red devils sukses menyapu bersih dengan lima kemenangan dan selalu mencetak tiga gol atau lebih. Torehan yang bertolak belakang dengan rekor kandang yang tidak memuaskan musim ini.
Lantas, kapan para pendukung dapat berjingkrak-jingkrak karena MU kembali menguasai tanah Ratu Elizabeth?