Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menata Hidup Produktif di Era Digital: Manfaat dan Bahaya di Balik Gawai
30 Oktober 2024 10:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Yonatan Harry Rambitan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Era digital telah mengubah hidup kita dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan. Kehadiran perangkat seperti smartphone, tablet, laptop, dan perangkat canggih lainnya membuat dunia terasa semakin dekat dan serba instan. Di ujung jari kita, kita dapat mengakses berita, membalas email, mempelajari keterampilan baru, dan terhubung dengan orang-orang terkasih di mana pun mereka berada.
Gadget adalah jembatan menuju dunia yang lebih luas, sebuah alat yang memberikan akses terhadap segala sesuatu yang dulunya tampak jauh. Namun terlepas dari segala kenyamanan dan manfaatnya, gadget juga memiliki tantangan serius yang mengintai, berdampak pada kesehatan mental, hubungan sosial, dan bahkan pandangan kita terhadap diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Keunggulan utama gadget adalah kemampuannya untuk tetap terhubung dengan siapa pun, di mana pun, kapan pun. Dalam hitungan detik, kita bisa melakukan video call ke keluarga di luar negeri, berkonsultasi dengan rekan kerja yang berbeda zona waktu, atau menghubungi teman lama yang berjauhan. Hal ini memberikan kenyamanan dan keakraban yang tak tertandingi. Gadget juga memberikan pengetahuan tentang dunia ke dalam genggaman kita. Kita bisa mendapatkan ilmu baru melalui kursus online, menonton tutorial yang membantu memecahkan masalah sehari-hari, atau sekadar membaca artikel yang memberikan wawasan tentang minat kita. Bagi banyak orang, perangkat telah menjadi jendela pembelajaran yang sangat besar, memungkinkan mereka berkembang dengan cepat dan efektif di berbagai bidang.
Namun, manfaat ini harus dibayar dengan harga yang tidak selalu disadari. Gadget yang kita gunakan sehari-hari mempunyai daya tarik yang sangat kuat, hingga terkadang menimbulkan kecanduan. Hanya sedikit dari kita yang secara tidak sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk menelusuri layar media sosial, bermain game, atau bahkan memeriksa notifikasi. Kecanduan ini tidak hanya merugikan kita secara produktif, namun juga mengancam kesehatan mental kita. Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dapat menjadi sumber stres dan kecemasan. Di Internet, banyak orang menampilkan versi "ideal" diri mereka, versi yang tampak sempurna dan bebas masalah. Hal ini sering kali membuat kita membandingkan kehidupan nyata kita dengan kehidupan “ideal” orang lain, sehingga dapat menimbulkan perasaan rendah diri, stres, dan bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
Kecanduan gadget juga berdampak serius pada hubungan sosial. Meskipun dulu kita menikmati makan tanpa gangguan bersama keluarga atau teman, perangkat kini sering kali menjadi penghalang interaksi. Berapa kali kita melihat seseorang duduk bersama teman dan fokus pada layar ponselnya? Banyak momen berharga yang menjadi membosankan karena perhatian kita terpecah. Kehangatan percakapan, kedekatan emosional, bahkan kontak mata pun semakin sulit ditemukan. Kita mungkin merasa “terhubung” dengan dunia luar, namun kita kehilangan koneksi sejati dengan orang-orang di sekitar kita. Pada akhirnya, ada perasaan hampa dan terisolasi yang muncul dari hubungan yang hanya sebatas permukaan.
Di sisi lain, kehadiran gadget juga mengubah cara kita memahami dunia. Kecepatan akses informasi bisa membuat kita mudah tergiur dengan berita-berita yang belum tentu benar. Penyebaran penipuan dan disinformasi menjadi semakin umum, dan banyak orang terjebak dalam polarisasi informasi. Perangkat yang awalnya dimaksudkan untuk membantu kini berpotensi mengubah pandangan dan preferensi kita secara radikal, terkadang tanpa kita sadari.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara menata ulang hidup Anda di era digital? Kesadaran dan pengendalian diri adalah dua kunci terpenting. Memulai dengan langkah sederhana seperti membatasi waktu pemakaian perangkat bisa menjadi awal yang baik. Misalnya, kita setuju untuk tidak menggunakan perangkat saat makan malam keluarga atau sebelum tidur, sehingga memberi kita waktu untuk terhubung dengan orang lain dan diri kita sendiri. Hal yang sama berlaku untuk media sosial. Harap diingat bahwa media sosial bukanlah representasi lengkap kehidupan seseorang; seringkali hanya momen-momen terbaik yang ditampilkan, yang tidak selalu mencerminkan kenyataan.
Selain itu, ada baiknya kita menggunakan perangkat secara lebih produktif. Mencoba mempelajari keterampilan baru, mengikuti pelatihan online, atau bahkan sekadar menikmati konten positif dapat membuat pengalaman digital menjadi lebih bermakna. Jika kita tidak melihat media sosial sebagai tempat untuk pamer atau membandingkan, namun sebagai ruang untuk berbagi, kita bisa menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata. Dunia digital menawarkan kemudahan dan akses tanpa batas, namun tanpa kendali yang tepat, kita justru bisa kehilangan hal yang paling berharga: koneksi dengan diri sendiri dan orang-orang terdekat.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, era digital adalah peluang besar untuk memperkaya kehidupan kita, namun kita hanya dapat memperoleh manfaatnya jika kita menggunakannya dengan bijak. Gadget adalah alat yang dimaksudkan untuk membantu, bukan mengendalikan. Mari kita memikirkan kembali cara kita menggunakan teknologi dan memanfaatkan semua kemudahan yang ditawarkannya, tanpa kehilangan kualitas hidup dan kedalaman hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Era digital memang membawa perubahan besar bagi kita, namun kendali tetap ada di tangan kita.