Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Komunikasi dengan Orang Asing Bisa Jadi Bencana: Tragedi Fatal di Bali
27 Juli 2023 22:24 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari YORA AJENG tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Miskomunikasi berujung pembunuhan. Ternyata WNA asal India itu merasa tersinggung.

Sebagai warga negara Indonesia, interaksi antarbudaya dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi kita. Seperti membangun relasi, meningkatkan kemampuan bahasa asing, memperluas wawasan mengenai budaya luar, dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada negara lain.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, saya sangat senang bila memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dari luar negeri. Karena hal itu dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, rasa percaya diri, serta mempromosikan budaya Indonesia.
Situasi saat ini sangat mendukung kita untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat luar negeri. Melalui internet yang mempermudah, seringkali dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa pengguna sosial media.
Meskipun begitu, kita harus tetap waspada dalam berinteraksi dengan orang asing. Tidak lupa dalam membangun komunikasi, kesopanan dan etika sepatutnya senantiasa dijaga. Indonesia terkenal dengan pesona alamnya yang indah dan kaya. Tak heran banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia untuk berlibur.
Salah satu destinasi liburan favorit turis mancanegara di Indonesia yaitu Bali, yang mendapat banyak dukungan dari pemerintah setempat dalam hal pembangunan jalan dan akomodasi. Cepatnya pembangunan akses dan wisata di Bali merupakan salah satu hasil dari banyaknya turis mancanegara maupun domestik yang berkunjung.
ADVERTISEMENT
Karena banyaknya turis mancanegara dari berbagai negara, pastinya terdapat interaksi antarbudaya yang sudah saya bahas sedikit di awal. Selain manfaat-manfaat yang dapat ditemukan, terdapat kerugian yang bisa kita temukan jika interaksi antarbudaya ini tidak kita lakukan dengan benar. Seperti kasus yang terjadi pada 13 Mei 2023 di Denpasar Bali.
Peristiwa nahas ini disebabkan oleh kesalahpahaman dalam komunikasi yang berujung kepada pembunuhan terhadap seorang warga Jakarta bernama Fitran Robby Firdaus dan penganiayaan terhadap satu WNA asal India oleh dua WNA asal India.
Saya sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, sangat tertarik untuk membahas kasus ini dari sudut pandang teori komunikasi dan pengetahuan mengenai Ilmu Komunikasi yang saya miliki.
Peristiwa ini berawal dari Fitran Robby yang memiliki niat baik untuk mempersilakan kedua pelaku yang baru saja tiba di Bali untuk menginap di rumahnya. Konflik terjadi saat mereka bermain kartu dan terdapat perselisihan dengan menghina dan memaki dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Kemudian pelaku merasa kesal dan melakukan pembunuhan terhadap Fitran Robby. Kedua pelaku juga melakukan penganiayaan terhadap satu warga negara India yang ikut dalam perselisihan tersebut. Korban penyiksaan WNA asal India ini ditemukan oleh warga terkapar di pinggir jalan dengan luka di dahi. Kedua pelaku sempat mencoba melarikan diri hingga akhirnya berhasil diamankan ke Polres Denpasar.
Dapat dilihat dari deskripsi peristiwa yang terjadi di atas, bahwa terdapat pelanggaran dalam berkomunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman dan perselisihan.
Kasus Menurut Pandangan Ilmu Komunikasi
Dalam salah satu prinsip komunikasi yang bernama Prinsip Kesopanan, Leech (1993) menjelaskan bahwa terdapat enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan (Tact Maxim), maksim kedermawanan (Generosity Maxim), maksim penghargaan (Approbation Maxim), maksim kesederhanaan (Modesty Maxim), maksim permufakatan (Agreement Maxim), dan maksim simpati (Sympath Maxim).
ADVERTISEMENT
Kesalahpahaman yang terjadi dalam peristiwa ini disebabkan karena pelanggaran dalam maksim kebijasanaan (Tact Maxim), maksim kebijaksanaan mengutamakan kesantunan dan kesopanan dalam bertutur.
Orang yang dapat melaksanakan maksim ini dengan baik adalah orang yang santun. Dalam budaya Indonesia kesantunan dalam berkomunikasi sangat dijunjung tinggi. Dalam maksim kebijaksanaan, mengurangi keuntungan atas diri sendiri dan memaksimalkan keuntungan orang lain. Maksudnya di sini yaitu, dengan menghargai orang lain dan menghindari untuk menyinggung lawan bicara.
Dalam peristiwa ini pelaku maupun korban berkomunikasi dengan mengutarakan makian dan hinaan satu sama lain. Jika saja pelaku dan korban dapat berkomunikasi dengan sopan, tidak menggunakan ujaran makian, dan hinaan yang dapat menyinggung lawan bicara. Maka kesalahpahaman dan perselisihan dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Kendala dalam Bahasa juga berperan dalam peristiwa ini. Teori Komunikasi dan Budaya menyebutkan bahwa budaya dapat mengubah penafsiran individu secara signifikan. Dalam perbedaan budaya terdapat perbedaan Bahasa isyarat, gestur, komunikasi non-verbal, dan sensitivitas budaya.
Seperti yang kita ketahui bahwa pelaku dan korban berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris sebagai perantara, sementara di negara Indonesia dan India bahasa Inggris bukan merupakan bahasa utama. Maka dari itu terdapat keterbatasan kemampuan berbahasa Inggris antara pelaku dan korban. Sehingga terdapat kesalahpahaman yang terjadi dalam komunikasi yang disebabkan oleh kendala bahasa dan konteks budaya.
Dalam Model Encoding-Decoding, komunikasi merupakan aktivitas pengiriman dan penerimaan kode pesan serta pemecahan kode untuk menerimanya. Jika pesan tidak terkodekan dengan benar, maka akan terjadi salah paham atau salah menginterpretasikannya. Kode di sini mengacu kepada bahasa yang menjadi kendala dan tidak diinterpretasikan dengan benar.
ADVERTISEMENT
Sebagai warga negara Indonesia sudah sebaiknya kita menanamkan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Jika ada orang asing yang tidak sopan terhadap kita, hendaklah kita mencontohkan yang baik dan menasihati untuk menjadi lebih baik.
Bukan menambahkan dengan berkata kasar dan menyinggung pihak lain. Karena sejatinya semua budaya memiliki keunikan dan keindahannya tersendiri, tidak ada yang lebih unggul dan lebih rendah. Sebaiknya kita melihat kebaikan dari setiap perbedaan budaya dan menghormati satu sama lain.