Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Emas sebagai Safe Heaven: Mengapa Emas Terus Naik di Ketidakpastian Global?
23 April 2025 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yudhi Mada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, harga emas terus menunjukkan tren positif, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Mulai dari ketegangan geopolitik, inflasi tinggi, hingga melemahnya mata uang utama dunia seperti dolar AS, emas tetap menjadi pilihan utama investor yang mencari perlindungan.
ADVERTISEMENT
Lalu, mengapa emas dianggap sebagai safe-haven asset? Bagaimana kinerjanya dibandingkan saham dan obligasi saat pasar bergejolak? Artikel ini akan membahas faktor-faktor pendorong kenaikan harga emas dan mengapa logam mulia ini tetap relevan dalam portofolio investasi.
---
1. Faktor-Faktor yang Mendorong Kenaikan Harga Emas
a. Ketegangan Geopolitik
Konflik seperti perang Rusia-Ukraina, ketegangan AS-China, dan ketidakstabilan di Timur Tengah membuat investor mencari aset yang aman. Emas cenderung menguat dalam situasi geopolitik yang tidak pasti karena:
- Tidak terpengaruh oleh risiko negara tertentu (berbeda dengan saham atau obligasi yang bergantung pada stabilitas ekonomi suatu negara).
- Permintaan meningkat saat investor menghindari risiko.
ADVERTISEMENT
Contoh: Pada awal 2022, saat Rusia menginvasi Ukraina, harga emas melonjak melebihi $2.000/ounce—level tertinggi sejak pandemi.
b. Inflasi Tinggi & Kebijakan Bank Sentral
Inflasi yang tinggi mengurangi daya beli uang tunai, sehingga investor beralih ke emas untuk melindungi kekayaan.
- Ketika inflasi naik, nilai riil uang turun, sementara emas cenderung mempertahankan nilainya.
- Kebijakan suku bunga The Fed juga memengaruhi harga emas. Jika suku bunga naik terlalu agresif, emas bisa tertekan sementara. Namun, jika inflasi tetap tinggi sementara pertumbuhan ekonomi melambat (stagflasi), emas biasanya kembali menguat.
Contoh: Pada 2023, meskipun The Fed menaikkan suku bunga, emas tetap stabil karena kekhawatiran resesi dan inflasi yang persisten.
ADVERTISEMENT
c. Melemahnya Mata Uang Utama (Khususnya Dolar AS)
Harga emas umumnya berbanding terbalik dengan dolar AS:
- Jika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga permintaan global meningkat.
- Jika bank sentral dunia diversifikasi cadangan devisa (misalnya mengurangi dolar dan menambah emas), harga logam mulia ini cenderung naik.
Contoh: Bank sentral China, Rusia, dan Turki telah meningkatkan pembelian emas dalam beberapa tahun terakhir, mendorong kenaikan harga.
---
2. Perbandingan Kinerja Emas vs. Saham & Obligasi di Pasar Volatil
| Aset | Kinerja di Masa Krisis | Keunggulan | Risiko |
ADVERTISEMENT
|--------------|----------------------|--------------|----------|
| Emas | ✔️ Cenderung naik atau stabil | Lindung nilai inflasi, tidak terpengaruh risiko kredit | Tidak memberikan pendapatan (seperti dividen/kupon) |
| Saham | ❌ Biasanya turun tajam | Potensi keuntungan tinggi dalam jangka panjang | Risiko tinggi saat resesi |
| Obligasi | ⚠️ Bergantung pada jenisnya | Obligasi pemerintah (seperti US Treasury) relatif aman | Jika suku bunga naik, harga obligasi turun |
Studi Kasus: Krisis 2008 vs. Pandemi 2020
2008 (Krisis Finansial Global):
- Saham (S&P 500) anjlok ~38%.
- Emas naik 5% dan terus menguat dalam beberapa tahun berikutnya.
2020 (Pandemi COVID-19):
ADVERTISEMENT
- Saham sempat jatuh 30% (Maret 2020), tetapi cepat pulih karena stimulus The Fed.
- Emas mencapai rekor $2.075/ounce (Agustus 2020) karena ketidakpastian ekonomi.
---
3. Apakah Emas Selalu Jadi Safe Haven Terbaik?
Meskipun emas memiliki reputasi sebagai aset aman, ada beberapa situasi di mana kinerjanya kurang optimal:
- Jika suku bunga naik sangat cepat, imbal hasil obligasi menjadi lebih menarik, dan emas bisa tertekan.
- Jika pasar saham rebound kuat (misalnya karena stimulus moneter besar-besaran), investor mungkin beralih ke aset berisiko dan menjual emas.
Namun, dalam jangka panjang, emas tetap menjadi alat diversifikasi yang efektif untuk mengurangi risiko portofolio.
ADVERTISEMENT
---
Kesimpulan
Emas terus menjadi pilihan utama investor di tengah ketidakpastian global karena:
✔️ Stabilitasnya saat inflasi tinggi.
✔️ Kinerjanya yang lebih baik dibanding saham dan obligasi di masa krisis.
✔️ Perannya sebagai lindung nilai saat mata uang melemah.
Bagi investor, mempertahankan 5-15% alokasi emas dalam portofolio bisa membantu mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan finansial dalam jangka panjang.