Konten dari Pengguna

Kebijakan Bank Sentral dan Dampaknya pada Harga Emas

Yudhi Mada
Ebook author, data analisis, gold trading dosen MJ UTM
23 April 2025 10:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudhi Mada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebijakan Bank Sentral dan Dampaknya pada Harga Emas: Apa yang Perlu Diwaspadai Investor?
Harga Emas. Sumber yudhimada
zoom-in-whitePerbesar
Harga Emas. Sumber yudhimada
Harga emas tidak hanya dipengaruhi oleh permintaan pasar atau geopolitik, tetapi juga oleh kebijakan moneter bank sentral global—terutama The Federal Reserve (The Fed) AS. Dari perubahan suku bunga hingga program quantitative tightening (QT), keputusan bank sentral kerap menjadi katalis utama pergerakan harga emas. Lalu, bagaimana investor harus menyikapi kebijakan ini? Dan apa prediksi harga emas jika resesi global atau pelonggaran moneter terjadi?
ADVERTISEMENT
1. Pengaruh Suku Bunga The Fed Terhadap Harga Emas
Suku bunga acuan The Fed adalah salah satu faktor paling krusial bagi pasar emas. Hubungannya bersifat invers:
Kenaikan Suku Bunga:
Obligasi pemerintah (seperti US Treasury) menjadi lebih menarik karena imbal hasil (yield) meningkat.
Emas, yang tidak memberikan bunga, cenderung tertekan karena biaya oportunitas investor naik.
Contoh: Pada 2022, The Fed menaikkan suku bunga 425 basis poin (dari 0,25% ke 4,5%), menyebabkan harga emas turun 6%.
Penurunan Suku Bunga:
Imbal hasil obligasi turun, membuat emas lebih kompetitif sebagai safe-haven asset.
Contoh: Saat The Fed memotong suku bunga ke 0% pada 2020, emas melonjak 25% dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Yang Perlu Diwaspadai Investor:
Pernyataan The Fed tentang Kebijakan ke Depan: Sinyal hawkish (kecenderungan menaikkan suku bunga) atau dovish (potensi pemotongan) bisa memicu volatilitas harga emas.
Inflasi vs. Suku Bunga Riil: Jika inflasi lebih tinggi dari kenaikan suku bunga, suku bunga riil menjadi negatif—kondisi ideal untuk kenaikan harga emas.
2. Quantitative Tightening (QT): Dampak pada Pasar Emas
Quantitative tightening (QT) adalah kebijakan mengurangi likuiditas dengan menjual aset atau membiarkan obligasi pemerintah jatuh tempo tanpa diperpanjang. Efeknya terhadap emas lebih kompleks:
Pengetatan Likuiditas: QT mengurangi jumlah uang beredar, yang berpotensi menekan harga aset, termasuk emas.
Dampak Tidak Langsung: QT bisa memperlambat ekonomi dan meningkatkan risiko resesi, sehingga mendorong investor kembali ke emas.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Pada 2018–2019, The Fed melakukan QT dengan mengurangi neraca sebesar $650 miliar. Harga emas tetap stabil karena kekhawatiran resesi dan perang dagang AS-China.
3. Prediksi Harga Emas di Tengah Resesi atau Pelonggaran Moneter
a. Jika Resesi Global Terjadi
Resesi biasanya menjadi momentum emas bersinar karena:
Peningkatan Permintaan Safe Haven: Investor menjual aset berisiko (saham, kripto) dan beralih ke emas.
Respons Bank Sentral: The Fed dan bank sentral lain cenderung memotong suku bunga atau meluncurkan quantitative easing (QE) untuk stimulasi ekonomi.
Prediksi Harga:
Analis Goldman Sachs memperkirakan emas bisa mencapai
2.300
2.300–2.500/ounce jika resesi 2024 terjadi.
b. Jika Pelonggaran Moneter (QE) Dilakukan
ADVERTISEMENT
Quantitative easing (mencetak uang/membeli obligasi) umumnya mendorong emas naik karena:
Melemahnya Nilai Mata Uang: Uang beredar bertambah, nilai dolar AS turun, sehingga harga emas (yang dihitung dalam dolar) naik.
Kekhawatiran Inflasi Jangka Panjang: QE berpotensi memicu inflasi, dan emas dianggap sebagai lindung nilai.
Contoh Historis:
Setelah QE 2008–2014, harga emas naik dari
800
k
e
800ke1.900/ounce.
4. Apa yang Harus Diwaspadai Investor?
a. Sinyal Ekonomi Kunci
Data Inflasi (CPI, PCE): Inflasi tinggi yang bertahan bisa memaksa The Fed mempertahankan suku bunga, membatasi kenaikan emas.
Laporan Non-Farm Payrolls: Penguatan pasar tenaga kerja AS mendorong The Fed lebih hawkish.
b. Gejolak di Pasar Keuangan
ADVERTISEMENT
Krisis Likuiditas: QT yang terlalu agresif bisa memicu krisis seperti 2019, di mana The Fed akhirnya kembali ke QE.
Kebangkrutan Institusi Finansial: Kolapsnya bank seperti SVB (2023) bisa mempercepat pelonggaran moneter dan kenaikan emas.
c. Diversifikasi Portofolio
Jangan mengandalkan emas 100%. Alokasi ideal tetap 5–15%, tergantung risiko.
Kombinasikan dengan obligasi pemerintah atau saham defensif untuk mitigasi risiko.
5. Skenario dan Prediksi Harga Emas
Kondisi Ekonomi Dampak pada Emas Potensi Harga
Resesi + QE ✅ Naik signifikan
2.300
2.300–2.500/ounce
Inflasi Tinggi + Suku Bunga Stabil ✅ Naik moderat
2.000
2.000–2.200/ounce
Pemulihan Ekonomi + Suku Bunga Tinggi ❌ Tertekan
1.700
1.700–1.800/ounce
Kesimpulan
ADVERTISEMENT
Kebijakan bank sentral—terutama The Fed—akan terus menjadi faktor penentu harga emas. Investor perlu memantau:
Arah suku bunga dan sinyal kebijakan The Fed.
Dampak QT/QE terhadap likuiditas dan sentimen pasar.
Potensi resesi yang memicu pelarian ke aset aman.