news-card-video
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Merek Lokal vs Global: Strategi ESG yang Responsif dan Menarik Gen Milenial

Yudhi Mada
Ebook author, data analisis, gold trading dosen MJ UTM
18 Maret 2025 13:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudhi Mada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Merek Lokal vs Global: Strategi ESG yang Responsif terhadap Budaya untuk Menarik Generasi Milenial di Pasar Emerging
Lokal vs Global. Sumber: Chatgpt
zoom-in-whitePerbesar
Lokal vs Global. Sumber: Chatgpt
Generasi millennial di pasar emerging, seperti Indonesia, India, dan Brasil, semakin sadar akan isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Mereka tidak hanya mencari produk berkualitas, tetapi juga peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari merek yang mereka dukung. Namun, untuk menarik perhatian generasi ini, merek harus memahami dan merespons nilai-nilai sosial-budaya yang khas di setiap pasar. Membandingkan strategi ESG yang digunakan oleh merek lokal (contoh: Erigo di Indonesia) dan global (contoh: H&M) dalam mengadaptasi pesan keberlanjutan mereka sesuai dengan konteks budaya konsumen di pasar emerging.
ADVERTISEMENT
---
Merek Lokal: Erigo dan Pendekatan Budaya yang Autentik
Erigo, merek fashion lokal asal Indonesia, telah berhasil menarik perhatian generasi millennial dengan strategi ESG yang responsif terhadap budaya. Berikut adalah beberapa cara Erigo mengadaptasi pesan keberlanjutan mereka:
1. Mengangkat Kearifan Lokal
Erigo sering kali menggunakan motif dan desain yang terinspirasi dari budaya Indonesia, seperti batik dan tenun tradisional. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mempromosikan produknya, tetapi juga melestarikan warisan budaya lokal. Hal ini sangat diapresiasi oleh generasi millennial yang bangga akan identitas budaya mereka.
2. Kolaborasi dengan Pengrajin Lokal
Erigo bekerja sama dengan pengrajin lokal untuk memproduksi koleksi khusus yang memadukan modernitas dengan tradisi. Kolaborasi ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, tetapi juga memastikan bahwa proses produksi dilakukan secara etis dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
3. Komunikasi yang Mudah Dipahami
Erigo menggunakan bahasa dan narasi yang dekat dengan keseharian konsumen Indonesia. Misalnya, kampanye mereka tentang penggunaan bahan ramah lingkungan disampaikan dengan gaya yang santai dan relatable, sehingga mudah diterima oleh generasi millennial.
4. Keterlibatan Komunitas
Erigo aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan lingkungan di Indonesia, seperti program penanaman pohon dan donasi untuk bencana alam. Hal ini memperkuat citra merek sebagai bagian dari komunitas lokal yang peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
---
Merek Global: H&M dan Strategi ESG yang Glokal
H&M, merek fashion global asal Swedia, juga telah mengadaptasi strategi ESG mereka untuk menarik generasi millennial di pasar emerging. Berikut adalah beberapa pendekatan yang digunakan H&M:
ADVERTISEMENT
1. Koleksi Berkelanjutan dengan Sentuhan Lokal
H&M meluncurkan koleksi berkelanjutan yang menggunakan bahan organik dan daur ulang, tetapi juga memasukkan elemen desain yang terinspirasi dari budaya lokal. Misalnya, di Indonesia, H&M pernah merilis koleksi dengan motif batik modern yang menarik minat konsumen lokal.
2. Program Daur Ulang Global dengan Implementasi Lokal
H&M memiliki program global untuk mendaur ulang pakaian bekas, tetapi mereka menyesuaikan implementasinya sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan konsumen di setiap negara. Di Indonesia, H&M bekerja sama dengan organisasi lokal untuk mengedukasi konsumen tentang pentingnya daur ulang dan memberikan insentif seperti voucher belanja.
3. Kampanye yang Menyoroti Isu Lokal
H&M sering kali menyelaraskan kampanye ESG mereka dengan isu-isu yang relevan di pasar emerging. Misalnya, di Indonesia, mereka mengangkat isu sampah tekstil dan pentingnya fashion berkelanjutan melalui kampanye digital yang melibatkan influencer lokal.
ADVERTISEMENT
4. Transparansi dan Akuntabilitas
H&M menggunakan teknologi blockchain untuk melacak rantai pasok mereka dan memastikan bahwa produk mereka diproduksi secara etis. Mereka juga mempublikasikan laporan keberlanjutan tahunan yang dapat diakses oleh konsumen di seluruh dunia, termasuk di pasar emerging.
---
Kunci Sukses
1. Autentisitas
Baik merek lokal maupun global harus menunjukkan komitmen yang autentik terhadap isu ESG. Konsumen millennial dapat dengan mudah mendeteksi greenwashing sehingga merek perlu memastikan bahwa klaim mereka didukung oleh tindakan nyata.
2. Responsif terhadap Budaya
Merek harus memahami dan merespons nilai-nilai sosial-budaya konsumen di pasar emerging. Hal ini dapat dilakukan melalui desain produk, kampanye komunikasi, dan keterlibatan komunitas.
3. Keterlibatan Konsumen
ADVERTISEMENT
Generasi millennial ingin merasa terlibat dalam perjalanan keberlanjutan merek. Merek dapat melibatkan mereka melalui program daur ulang, kampanye digital, atau kolaborasi dengan influencer lokal.
4. Transparansi dan Akuntabilitas
Konsumen millennial menghargai transparansi dalam rantai pasok dan praktik bisnis. Merek yang dapat memberikan informasi yang jelas dan dapat diverifikasi akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan mereka.
---
Kesimpulan
Baik merek lokal seperti Erigo maupun merek global seperti H&M telah menunjukkan bahwa strategi ESG yang responsif terhadap budaya adalah kunci untuk menarik generasi millennial di pasar emerging. Sementara merek lokal memiliki keunggulan dalam memahami konteks budaya secara mendalam, merek global dapat memanfaatkan sumber daya dan teknologi mereka untuk menciptakan dampak yang lebih luas. Dengan menggabungkan autentisitas, responsivitas budaya, dan transparansi, merek dapat membangun hubungan yang kuat dengan generasi millennial dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di pasar emerging.
ADVERTISEMENT