RI Desak PBB Ambil Tindakan Tegas untuk Konflik Suriah

9 April 2017 15:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jubir Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri secara tegas mengharapkan PBB melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan konflik Suriah. Apalagi menurut Kemlu, tindakan militer yang terjadi di Suriah saat ini tanpa persetujuan PBB.
ADVERTISEMENT
Hal itu dikatakan juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir atau Tata saat menghubungi kumparan (kumparan.com), Minggu (9/4). Tata juga mengungkapkan, Indonesia prihatin dengan penggunaan rudal tomahawk di Suriah.
"Tindakan militer yang dilakukan tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB, tidak sejalan dengan prinsip-prinsip hukum internasional dalam penyelesaian konflik secara damai, sebagaimana disebutkan pada Piagam PBB," kata Tata.
"Indonesia meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah untuk menyelesaikan krisis di Suriah," lanjut dia.
Tomahawk ditembakkan kapal perang AS (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tomahawk ditembakkan kapal perang AS (Foto: Wikimedia Commons)
Sebelumnya, Indonesia juga mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah. Karena penggunaan senjata kimia untuk tujuan apapun tidak dibenarkan.
"Indonesia mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah yang memakan banyak korban termasuk anak-anak," imbuh Tata.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Suriah bukan baru pertama kali menggunakan senjata kimia. Tahun 2013, sebuah daerah suburban di Ghouta, Damaskus, pun diserang dengan senjata kimia.
Gas kimia yang digunakan pun bukan main bahayanya. Adalah gas sarin, senyawa yang dikategorikan sebagai racun syaraf, yang merenggut nyawa korbannya dalam kurun waktu kurang dari 10 menit jika terhirup dalam dosis tinggi.