Konten dari Pengguna

Mewujudkan Kota Net Zero Emissions Ala Denmark Dengan Prinsip Berkelanjutan

Yudhistiro Adhi Permono
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta
20 Mei 2025 12:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Mewujudkan Kota Net Zero Emissions Ala Denmark Dengan Prinsip Berkelanjutan
Copenhagen menjadi pelopor kota Net Zero Emissions dengan menerapkan kebijakan berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan visi kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Yudhistiro Adhi Permono
Tulisan dari Yudhistiro Adhi Permono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Copenhagen, Denmark, menjadi pelopor kota net zero emissions pertama dengan menerapkan beberapa langkah pembangunan berkelanjutan. Sumber gambar: Canva images
zoom-in-whitePerbesar
Copenhagen, Denmark, menjadi pelopor kota net zero emissions pertama dengan menerapkan beberapa langkah pembangunan berkelanjutan. Sumber gambar: Canva images
ADVERTISEMENT
Di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap perubahan iklim, Denmark muncul sebagai pionir dalam menciptakan kota yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Negara Skandinavia ini telah membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan dapat berjalan beriringan. Denmark menunjukkan kepada dunia bagaimana visi kota masa depan yang bersih dan sehat bisa menjadi kenyataan melalui kebijakan progresif, inovasi teknologi hijau, dan partisipasi aktif warganya.
ADVERTISEMENT
Copenhagen, ibu kota Denmark, telah menetapkan diri sebagai pelopor global dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan menargetkan pencapaian status kota netral karbon. Netralitas karbon atau Net Zero Emissions diperkirakan akan dicapai oleh Copenhagen antara tahun 2026-2028. Ambisi ini bukan sekadar wacana, melainkan bagian dari strategi jangka panjang yang dituangkan dalam CPH 2025 Climate Plan, sebuah rencana komprehensif yang mencakup pengurangan emisi dari sektor transportasi, energi, bangunan, hingga pengelolaan limbah.
Apa itu Net Zero Emissions?
Net Zero Emissions merupakan sebuah kondisi dimana kadar karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ke atmosfer memiliki jumlah yang seimbang dengan kadar karbon dioksida (CO2) yang diserap dari atmosfer dalam suatu periode. Dengan kata lain, emisi bersih yang dihasilkan adalah nol. Konsep ini menjadi salah satu pilar utama dalam upaya global mengatasi perubahan iklim dan menjaga suhu bumi agar tidak meningkat melebihi ambang batas yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer umumnya berasal dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk transportasi dan pembangkit listrik, proses industri, serta penggunaan energi dalam bangunan. Pencapaian Net Zero Emissions tidak hanya menjadi komitmen moral, tetapi juga strategi penting untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan layak huni bagi generasi mendatang.
Copenhagen Dalam Mewujudkan Kota Net Zero Emission
Untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2026-2028, Copenhagen melakukan beberapa inovasi pada infrastruktur maupun tata kelola kota tersebut. Copenhagen mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap kebijakan pembangunan, termasuk perencanaan tata ruang, pengelolaan limbah, serta penerapan praktik ramah lingkungan.
Copenhagen membangun fasilitas pengolahan sampah yang mampu memproses sekitar 440.000 ton sampah per tahun yang kemudian digunakan sebagai pembangkit listrik. Tempat pengolahan sampah yang bernama CopenHill tersebut dapat menyediakan listrik untuk 150.000 rumah. Dengan demikian, CopenHill bukan hanya solusi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar fasilitas pengolahan sampah dan pembangkit listrik, CopenHill dirancang dengan konsep multifungsi yang inovatif. Atap bangunan ini dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang menyuguhkan berbagai fasilitas rekreasi bagi warga Copenhagen, termasuk lintasan ski buatan, jalur hiking, serta area panjat tebing. Hal ini menjadikan CopenHill bukan hanya simbol kemajuan teknologi dan keberlanjutan, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan olahraga yang memperkuat kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan CopenHill menjadi sebuah terobosan dalam infrastruktur kota yang mengedepankan prinsip berkelanjutan, mengintegrasikan kebutuhan energi, pengelolaan limbah, dan ruang publik yang mendukung gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Kemudian, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat juga tercermin dalam budaya bersepeda di Copenhagen. Bersepeda bukan sekadar alternatif transportasi, tetapi telah menjadi gaya hidup sehari-hari bagi sebagian besar penduduk. Pemerintah kota melihat potensi besar dari moda transportasi ini dalam mendukung target Net Zero Emissions, sehingga melakukan investasi dalam pengembangan infrastruktur yang ramah pesepeda.
ADVERTISEMENT
Jalur sepeda dibangun dan dirancang secara aman dan efisien, termasuk cycle superhighways yang menghubungkan pusat kota dengan daerah pinggiran untuk mendukung mobilitas jarak jauh. Jembatan khusus sepeda, parkir sepeda yang luas dan aman, serta integrasi dengan transportasi publik menjadi bagian dari sistem transportasi terintegrasi yang mendukung kenyamanan pengguna sepeda di Copenhagen. Budaya bersepeda ini menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara kebijakan progresif pemerintah dan kesadaran kolektif masyarakat dalam menciptakan kota yang sehat, bersih, dan rendah emisi.
Mewujudkan kota Net Zero Emissions seperti yang dilakukan oleh Denmark, khususnya Copenhagen, merupakan contoh nyata bagaimana komitmen kuat, inovasi teknologi, dan kolaborasi antara pemerintah serta masyarakat dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan dan ramah iklim. Dengan langkah-langkah strategis mulai dari pengembangan infrastruktur transportasi ramah lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang efisien, hingga tata kelola yang progresif, Copenhagen membuktikan bahwa target netral karbon bukan hanya impian, melainkan tujuan yang bisa dicapai. Kota-kota lain di dunia, termasuk di Indonesia, dapat mengambil inspirasi dari pendekatan komprehensif ini untuk mempercepat transformasi menuju masa depan yang lebih hijau dan sehat bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT