Konten dari Pengguna

Serunya KKN di Pulau Rinca: Mengabdi dan Hidup Bersama Masyarakat

Yudhistiro Adhi Permono
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta
30 Agustus 2025 14:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Serunya KKN di Pulau Rinca: Mengabdi dan Hidup Bersama Masyarakat
Mahasiswa KKN UNS kelompok 220 melaksanakan kegiatan KKN di Pulau Rinca, NTT. Banyak keseruan yang terjadi selama KKN berlangsung.
Yudhistiro Adhi Permono
Tulisan dari Yudhistiro Adhi Permono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, membawa pengalaman yang tak terlupakan bagi para mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 220. Selama lebih dari satu bulan, tepatnya pada periode Juli hingga Agustus 2025, para mahasiswa tidak hanya sekadar menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga benar-benar hidup berdampingan dengan masyarakat Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. Lebih dari itu, keberadaan mereka menjadi jembatan ilmu bagi masyarakat Pulau Rinca dengan memperkenalkan pengetahuan dan keterampilan baru yang bermanfaat bagi warga setempat.
ADVERTISEMENT
Suasana Desa dan Kehangatan Warga
Desa Pasir Panjang yang terletak di Pulau Rinca dikenal dengan panorama alamnya yang memukau. Laut biru jernih dihiasi perbukitan hijau, serta udara segar menjadi latar indah bagi para mahasiswa selama menjalankan pengabdian. Setiap sore, mereka kerap berkumpul di dermaga menyaksikan matahari tenggelam, sambil menikmati salome, jajanan Rinca yang terbuat dari daging giling yang dibulatkan dan disajikan hangat. Namun, di balik keindahan alamnya, yang paling berkesan bagi mahasiswa adalah keramahan masyarakatnya.
Sejak awal kedatangan, warga Desa Pasir Panjang menyambut mahasiswa seperti keluarga sendiri. Tidak jarang mereka diundang makan bersama, disuguhi hasil laut segar, atau diminta mampir untuk sekadar berbincang. Bahkan, ada warga yang dengan tulus menyuruh mahasiswa mandi di rumahnya, hingga menawarkan tempat tidur jika merasa lelah sepulang dari kegiatan. Kehangatan ini membuat mahasiswa merasa betah dan benar-benar diterima, seolah-olah mereka bukan orang asing, melainkan bagian dari desa itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Pernah pada satu kesempatan, para mahasiswa diundang menghadiri acara tasyakuran homestay milik salah satu warga Desa Pasir Panjang. Suasana keakraban begitu terasa, sebab undangan itu bukan sekadar untuk hadir, melainkan juga ikut serta dalam persiapan acara.
Program Kegiatan yang Inspiratif
Berbagai program kerja dilaksanakan selama masa KKN, mulai dari pendampingan belajar anak-anak sekolah, hingga pelatihan pengolahan hasil laut. Antusiasme masyarakat begitu terasa. Anak-anak desa, misalnya, selalu bersemangat mengikuti kelas tambahan yang diadakan mahasiswa. Suasana belajar penuh keceriaan, dengan canda tawa anak-anak yang menyambut setiap kegiatan belajar sebagai sesuatu yang baru dan menyenangkan.
Kegitan mengajar anak-anak di Desa Rinca. Sumber: Dokumentasi Penulis.
Sementara itu, para ibu rumah tangga juga menunjukkan semangat tinggi dalam pelatihan pembuatan abon ikan. Dengan penuh perhatian, mereka menyimak penjelasan mahasiswa tentang teknik pengolahan hasil laut agar bernilai jual lebih tinggi. Selain itu Mahasiswa KKN UNS kelompok 220 juga mengajarkan pentingnya kemasan yang menarik serta penentuan HPP agar produk abon ikan tersebut memiliki daya saing untuk dipasarkan.
ADVERTISEMENT
Selain kegiatan edukasi dan pemberdayaan ekonomi, mahasiswa juga berkolaborasi dengan pemuda desa dalam penanaman mangrove. Mereka bersama-sama menancapkan bibit mangrove di lumpur pesisir sambil bercanda ringan. Meski penuh lumpur dan keringat, wajah-wajah mereka dipenuhi senyum bangga karena tahu kegiatan ini akan bermanfaat besar bagi kelestarian lingkungan, mencegah abrasi, sekaligus menjaga habitat biota laut. Lebih dari itu, kegiatan gotong royong ini mempererat ikatan emosional antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Kegiatan tersebut menjadi wujud nyata bahwa pengabdian bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang membangun kebersamaan.
Penanaman Mangrove Bersama Warga Pulau Rinca. Sumber: Dokumentasi Penulis.
Hidup di Tengah Alam dan Budaya
Pulau Rinca juga terkenal sebagai habitat komodo, satwa purba yang menjadi ikon provinsi Nusa Tenggara Timur. Keberadaan komodo inilah yang menjadikan pengalaman KKN semakin berkesan. Meskipun berada di kawasan konservasi, masyarakat dan mahasiswa tetap dapat beraktivitas dengan aman berkat pendampingan masyarakat setempat yang sudah terbiasa hidup berdampingan dengan hewan tersebut. Pada awalnya, tidak sedikit mahasiswa yang merasa takut ketika melihat komodo liar berkeliaran di sekitar desa. Beberapa bahkan sempat panik saat berpapasan dengan reptil besar itu dalam perjalanan menuju lokasi kegiatan. Namun seiring berjalannya waktu, rasa takut itu berubah menjadi kebiasaan baru. Mahasiswa mulai terbiasa dengan keberadaan komodo, meskipun mereka tetap diajarkan untuk selalu waspada dan menjaga jarak aman. Bagi mereka, pengalaman ini menjadi cerita yang tak ternilai dan sulit ditemui di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Selain bersinggungan dengan alam, mahasiswa juga berkesempatan mempelajari budaya lokal masyarakat Pasir Panjang. Dalam keseharian, mahasiswa bahkan mulai akrab dengan kosakata lokal yang sering digunakan warga. Misalnya kata ngelantu yang berarti lapar, ngenta yang berarti makan, hingga tabe yang digunakan untuk menyapa dengan sopan atau meminta permisi. Kata-kata sederhana ini justru menjadi jembatan keakraban antara mahasiswa dan masyarakat, karena setiap kali mereka mencoba mengucapkannya, warga akan tertawa hangat sekaligus bangga melihat usaha para mahasiswa menghargai bahasa mereka.
Tidak hanya itu, Mahasiswa KKN UNS kelompok 220 juga berkesempatan mempelajari budaya khas melalui pertunjukan animal pop, sebuah pertunjukan khas Pulau Rinca yang sarat nilai budaya. pertunjukan ini unik karena berisi bela diri tradisional yang digabung dengan tarian yang gerakan-gerakannya terinspirasi dari hewan-hewan yang hidup di sekitar Rinca, seperti komodo yang gagah, burung kakatua yang lincah, hingga kelelawar, yang oleh masyarakat setempat disebut kalong yang beterbangan di langit sore hari. Melalui animal pop, mahasiswa diajak memahami filosofi kehidupan masyarakat Rinca yang senantiasa selaras dengan alam.
Pertunjukan Animal Pop Komodo. Sumber: Dokumentasi Penulis
Meninggalkan Jejak, Membawa Pulang Kenangan
ADVERTISEMENT
Bagi para Mahasiswa KKN UNS kelompok 220, kegiatan di Desa Pasir Panjang bukan sekadar menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga kesempatan untuk memahami kehidupan masyarakat pesisir, belajar tentang kemandirian, menemukan arti gotong royong, dan merasakan langsung bentuk pengabdian di daerah luar Jawa. Pengalaman tinggal bersama warga, berbagi cerita, hingga makan di meja yang sama membuat mereka menyadari betapa eratnya ikatan yang bisa tercipta meski waktu pengabdian terbilang singkat.
Warga Desa Mengantar Kepulangan Mahasiswa KKN UNS Kelompok 220 di Dermaga. Sumber: Dokumentasi Penulis.
KKN di Pulau Rinca benar-benar meninggalkan jejak kebersamaan yang indah. Pulau ini bukan hanya menjadi saksi pengabdian, tetapi juga rumah kedua bagi para mahasiswa yang pernah menapakkan kaki di Desa Pasir Panjang. Momen paling mengharukan terjadi saat hari kepulangan tiba. Sejak pagi, warga berdatangan ke dermaga untuk mengantar para mahasiswa. Suasana haru tak bisa terbendung—pelukan, ucapan terima kasih, bahkan doa-doa tulus mengiringi langkah mereka. Beberapa warga, terutama anak-anak dan ibu-ibu, menangis melepas kepulangan mahasiswa KKN yang selama ini sudah dianggap bagian dari keluarga.
ADVERTISEMENT