Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Salah Kaprah soal London Bridge dan Tower Bridge
11 Maret 2018 12:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Yudho Priambudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tower Bridge. Sumber foto: https://pixabay.com
“London Bridge is falling down, falling down, falling down, London Bridge is falling down, my fair lady”. Itulah potongan lirik dari lagu “London Bridge” yang dinyanyikan oleh anak-anak TK hampir di seluruh dunia, tidak terkecuali sekolah-sekolah TK di Indonesia. Tidaklah mengherankan jika London Bridge merupakan salah satu tujuan wisata utama para pelancong yang berkunjung ke London.
ADVERTISEMENT
Namun para wisatawan umumnya kecewa setelah dibawa ke London Bridge yang berupa jembatan dengan konstruksi sederhana sebagaimana dapat kita jumpai di manapun. Mereka membayangkan London Bridge yang sangat populer ke seantero dunia itu merupakan jembatan unik dan khas negeri Inggris. Banyak orang keliru bahwa Tower Bridge, dengan konstruksi bangunan yang lebih spesifik dan menarik, adalah London Bridge yang selama ini mereka bayangkan.
Padahal London Bridge dan Tower Bridge adalah dua jembatan yang berbeda. Meskipun sama-sama dibangun di atas Sungai Thames, London Bridge yang berdiri saat ini dibangun tahun 1967 dan merupakan jembatan dengan desain yang lebih modern. Di sisi lain, Tower Bridge yang terletak di jantung kota London, dibangun 120 tahun yang lalu untuk memudahkan arus lalu lintas jalan raya sambil tetap menjaga akses kapal ke muara Sungai Thames (Pool of London) yang sibuk.
ADVERTISEMENT
Tower Bridge
Tower Bridge adalah situs warisan dunia berukuran panjang 244m dan tinggi 65m. Bersama dengan Big Ben dan Buckingham Palace, Tower Bridge adalah salah satu dari tiga ikon utama kota London yang selalu tampil di kartu-kartu pos dari negeri Ratu Elizabeth. Jembatan dengan gaya arsitektur khas Victoria tersebut menopang sebuah jalan raya yang melintasi Sungai Thames untuk lebih dari 40.000 orang per hari, baik pejalan kaki maupun pengendara kendaraan. Saat ini tercatat bahwa Tower Bridge dikunjungi lebih dari 600.000 orang per tahun.
Tower Bridge yang dibangun dalam kurun waktu 8 tahun, diresmikan oleh Pangeran Wales Edward VII tahun 1894. Saat itu London sedang berkembang pesat ke arah timur menuju Pool of London dan membutuhkan penyeberangan baru sebagai alternatif dari London Bridge. Dirancang oleh arsitek Sir Horace Jones, Tower Bridge adalah kombinasi antara jembatan gantung dua-sisi dengan jembatan bascule yang dapat dibuka untuk akses kapal besar ke Pool of London.
ADVERTISEMENT
Jembatan bascule Tower Bridge, yang memiliki berat total kurang lebih 1.000 ton, dapat dibuka kurang dari 5 menit dengan menggunakan sistem hidrolik, dan kini diangkat lebih dari 1.000 kali setahun untuk dilewati kapal besar. Di atas menaranya terletak dua jalan setapak dengan lantai kaca. Pengunjung juga dapat menjelajahi ruangan tersembunyi bascule Tower Bridge yang sejak 3 tahun terakhir telah digunakan sebagai venue untuk kegiatan sosial-budaya untuk umum.
London Bridge. Sumber foto: https://en.wikipedia.org
London Bridge
Sejak dibangun di jaman kekaisaran Romawi yang dahulu menguasai wilayah Inggris, London Bridge sudah sering mengalami renovasi total. Pada tahun 1967 struktur bangunan jembatan kembali didesain ulang dengan material besi-baja-beton menggantikan jembatan model abad ke-19. London Bridge yang merupakan versi terbaru itulah yang dapat kita temui sekarang ini. Struktur tersebut berjarak sekitar 1 km dari Tower Bridge – jembatan yang banyak dikelirukan sebagai London Bridge oleh para wisatawan asing.
ADVERTISEMENT
Antara abad ke-13 dan ke-19, Old London Bridge dipenuhi dengan perumahan, pertokoan, kapel dan bahkan sebuah istana, yang kerap menyebabkan kemacetan parah. Begitu banyaknya pejalan kaki dan pengendara kuda yang menggunakan jembatan tersebut sehingga pada tahun 1722, Walikota London mengeluarkan peraturan 'keep left' untuk siapapun yang melintas. Banyak sejarawan yang berpendapat bahwa peraturan tersebut merupakan asal muasal aturan mengemudi ‘sisi kiri’ di Inggris dan banyak negara lain, termasuk Indonesia.
Menurut catatan sejarah arsitektur Inggris, London Bridge merupakan jembatan pertama di London yang melintasi Sungai Thames. Fungsinya yang begitu vital untuk masyarakat Inggris dan keberadaannya yang jauh mendahului jembatan-jembatan serupa yang melintasi sungai besar tersebut agaknya telah menjadikan London Bridge begitu terkenal bagi penduduk London dan rakyat Inggris pada umumnya. Besarnya perhatian warga Inggris terhadap London Bridge terlihat dari keprihatinan mereka ketika terdapat bagian-bagian jembatan yang lapuk dan bahkan roboh ke sungai, sehingga terlontarlah bait awal dan penutup lirik lagu “London Bridge is falling down, falling down, falling down.....”
ADVERTISEMENT
Yudho Priambudi A.
Bekasi, 11 Maret 2018