Pentingnya Mencari Banyak Informasi sebelum Bersalin

Yufienda Novitasari
Jurnalis kumparan
Konten dari Pengguna
27 November 2017 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yufienda Novitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Usia kandungan saya kini memasuki 36 minggu. Jelang persalinan yang kian dekat, rasanya campur aduk sekali--antara excited tapi juga deg-degan di saat bersamaan.
ADVERTISEMENT
Layaknya mimpi semua perempuan yang ingin melahirkan normal, aman, tenang dan minim risiko, saya pun demikian. Mulailah beberapa minggu terakhir, saya getol mencari informasi soal persalinan, baik dari buku ataupun artikel-artikel di internet.
Satu hal yang saya temukan dan saya yakini tengah menjadi tren di kalangan ibu hamil zaman now adalah jasa birth photography atau fotografi bersalin.
Akun-akun di Instagram yang menyediakan jasa fotografi bersalin pun saya buka satu persatu, mulai dari @riomotret @diafotografer @bukaan.moment hingga @birth.imwithu.
Birth Photography (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Birth Photography (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
Dari akun Instagram @birth.imwithu saya justru menemukan informasi baru. Tak hanya soal jasa fotografi bersalin, tapi juga sosok sang fotografer yang berprofesi sebagai doula.
Mendengar kata doula saat itu rasanya asing sekali di telinga. Saya pun mencari tahu lebih dalam profesi tersebut lewat mesin pencari Google.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pencarian, singkatnya saya menyimpulkan bahwa doula bukanlah tenaga medis seperti dokter, suster, ataupun bidan. Ia adalah pendamping ibu bersalin, yang akan memberikan dukungan dari sisi psikis dan mental ibu.
Dihantui rasa penasaran akan profesi yang terbilang baru itu, saya pun menghubungi seorang doula bernama Irma Syahrifat. Saya mengajak Irma berjumpa untuk berbincang seputar doula. Ajakan saya ternyata disambut hangat olehnya.
Doula, Irma Syahrifat (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Doula, Irma Syahrifat (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
Dari hasil perbincangan panjang lebar dengan Irma, saya akhirnya paham soal profesi doula dan menuliskan informasi lengkapnya di kumparan.
“Intinya doula itu bisa jadi apa saja deh di ruang bersalin. Ibunya butuh dipijat, kita pijat. Mau jadi teman curhat saja juga boleh. Intinya kita akan mendukung ibu dan pasangan dari segi non-medis sesuai kebutuhannya,” kata Irma waktu itu.
ADVERTISEMENT
Sekilas terdengar sepele ya, “hanya mendampingi”. Tapi setelah saya mendengar penjelasannya, saya rasa peran doula ini memang cukup berpengaruh menciptakan persalinan yang lebih nyaman dan tenang. Karena emosi ternyata sangat mempengaruhi proses persalinan.
“Perempuan itu saat melahirkan 80 persennya emosi, sementara kita ketemu dokter pas bukaan udah lengkap aja kan,” ujar Irma.
Ilustrasi doula.  (Foto: Instagram/@nujuhbulanstudio)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi doula. (Foto: Instagram/@nujuhbulanstudio)
Bincang panjang saya dengan Irma kala itu tak hanya membahas soal doula saja. Ia dengan antusias memberikan banyak informasi seputar persiapan jelang melahirkan.
Dari Irma pula, saya mengerti apa itu gentlebirth yang kini juga tengah populer. Tadinya saya pikir, gentlebirth adalah metode melahirkan secara alami, seperti metode water birth yang dilakukan penyanyi Andien Aisyah.
Tapi ternyata saya salah. Gentlebirth nyatanya bukan sebuah metode persalinan, melainkan sebuah filosofi. Gentlebirth berarti menjalani persalinan dengan penuh kesadaran, mengetahui apa yang diinginkan dalam persalinan, dan paham betul soal metode persalinan yang dipilih.
ADVERTISEMENT
“Jadi gentlebirth itu tidak harus water birth ya. Semua metode persalinan bisa jadi gentlebirth. Operasi sesar juga bisa jadi gentlebirth, as long as si ibu sadar dan mengetahui informasi soal pilihan persalinannya tanpa ada intervensi dari pihak manapun,” jelas Irma.
Peringatan Hari Yoga Sedunia. (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan Hari Yoga Sedunia. (Foto: REUTERS/Stringer)
Irma juga menjelaskan pentingnya mengikuti prenatal yoga dan kelas hypnobirthing untuk memudahkan persalinan.
Prenatal yoga bisa membuat ibu hamil lebih bugar, dan melatih pernapasan dan relaksasi saat persalinan nanti.
Sementara hypnobirthing merupakan metode self-hypnosis (hipnotis diri sendiri) yang menggunakan teknik relaksasi untuk membantu ibu agar merasa siap melewati persalinan. Hypnobirthing juga bisa mengurangi rasa takut, cemas, dan rasa sakit saat melahirkan.
Obrolan saya dengan Irma membawa saya pada satu kesimpulan. Kalau zaman dulu, sepertinya melahirkan ya tinggal melahirkan. Kalau sekarang, seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan perempuan, banyak jasa yang ditawarkan untuk kian memanjakan dan mempermudah perempuan dalam bersalin.
ADVERTISEMENT
Namun yang juga harus diingat, untuk bisa mendapatkan semua jasa dari tenaga profesional itu, anda memang perlu merogoh kocek ekstra. Karenanya, menurut saya, penting untuk tetap mengelola keuangan dengan baik. Serta memilah-milah jasa apa yang sekiranya paling dibutuhkan dengan mencari berbagai informasi.