Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Siapa Ophelia? Ini Kisah Tragisnya Bersama Hamlet!
24 Desember 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Yulia Andini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ophelia adalah tokoh fiksi yang muncul dalam drama pentas berjudul Hamlet karya William Shakespeare yang ditulis pada akhir tahun 1599 hingga 1601. Ophelia digambarkan sebagai perempuan yang polos dan naif, sehingga ia mudah menuruti perintah orang-orang disekitarnya, terutama ayah dan saudara laki-lakinya. Putri dari Polonius dan saudari perempuan Laertes ini memiliki peran yang cukup vital dan mengembangkan cerita menjadi penuh rasa sedih di dalam drama karya salah satu sastrawan yang paling berpengaruh di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Shakespeare, dalam dramanya, menggambarkan perjalanan kisah cinta yang tidak selalu indah. Didorong oleh rasa kehilangan mendalam atas kematian ayahnya, Hamlet terperangkap dalam lingkaran kegelapan psikologis. Ketidakmampuan Hamlet mempercayai orang menjadi alasan mengapa ia bersikap kejam kepada Ophelia. Kecurigaannya yang mendalam, yang diperparah oleh sifatnya yang melankolis, membuatnya melihat pengkhianatan di setiap sudut. Hamlet percaya bahwa Ophelia, memiliki peran untuk berkhianat melawanya karena harus menuruti perintah ayahnya, Polonius, yang Hamlet percaya ikut mengambil peran untuk membunuh ayahnya.
Dialog Ikonik Hamlet Pada Ophelia yang Menyayat Hati
Bagian percakapan antara Hamlet dan Ophelia pada Act 3 Scene 1 menjadi dialog yang selalu diperbincangkan oleh semua orang. Kalimat Hamlet ini, “Get thee to nunnery” menjadi topik mengenai sifat Hamlet yang kejam dan tega terhadap Ophelia.
ADVERTISEMENT
Kalimat “Get thee to nunnery” memiliki berbagai interpretasi tentang bagaimana Hamlet menyuruh Ophelia pergi dari hidupnya. Bisa dikatakan, kalimat ini memiliki intonasi yang negatif. Interpretasi pertama, kata “nunnery” merujuk pada rumah atau sekolah biarawati. Analisis ini mengatakan bahwa, Hamlet, menolak Ophelia dengan kalimat yang merendahkan, karena menyuruhnya untuk menjadi biarawati, di mana para biarawati tidak diperbolehkan menikah, memiliki keturunan, ataupun memiliki pasangan hidup. Hamlet menolak ajakan dan nasihat Ophelia karena Hamlet sudah hilang kendali.
Kemudian, interpretasi kedua yang muncul adalah bahwa dalam slang zaman Elizabethan, "nunnery" dapat merujuk pada rumah bordil. Hamlet, dengan nada yang menghina, menyiratkan bahwa Ophelia akan berakhir sebagai wanita penghibur. Tuduhan keji ini merupakan pukulan telak bagi Ophelia yang dikenal sebagai sosok yang polos dan lugu, terutama dalam konteks sosial yang sangat menjunjung tinggi moralitas pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Pada percakapan ini juga, Hamlet mengatakan bahwa ia telah membunuh ayah Ophelia, Polonius, yang menyebabkan Ophelia kehilangan akal sehatnya dan dilingkupi oleh rasa sedih. Dihantui oleh rasa bersalah dan kehilangan, Ophelia tenggelam dalam kesedihan yang mendalam hingga akhirnya mengakhiri hidupnya. Hamlet berhasil membuat Ophelia menjauh dari dirinya dan membuat sang kekasih tenggelam bersama kesedihan.
Simbol Patah Hati dan Pengkhianatan
Ophelia menjadi ikon yang terkenal sepanjang sejarah kesusatraan dunia. Karakter perempuan yang digambarkan sebagai seseorang yang polos dan lugu juga menginspirasi tidak hanya karya sastra, tetapi juga karya seni yang mendunia. Ophelia menjadi objek untuk menggambarkan keadaan seorang wanita yang patah hati karena pengkhianatan dan mengakhiri hidupnya dengan tragis.
Salah satu karya seni lukisan Ophelia yang paling terkenal adalah “Ophelia” karya John Everett Millais (perkiraan dibuat pada tahun 1851-1852). Pada lukisan ini, Millais, menggambarkan ulang peristiwa ketika Ophelia mengakhiri dirinya di sebuah danau, berdasarkan deskripsi dari kisah Hamlet yang ditulis oleh Shakespeare. Di selimuti oleh bunga-bunga yang ia petik, raut wajah dan emosi Ophelia tergambarkan dalam kesedihan dan kesendirian. Bunga-bunga yang menghiasi tubuhnya, seperti bunga mawar dan violet, memiliki makna simbolis yang mendalam, melambangkan keindahan yang fana, kesucian, dan kesedihan. Interpretasi ini menciptakan nuansa kehidupan yang seharusnya ia miliki bersama sang kekasih tenggelam, dan berubah menjadi kehilangan.
ADVERTISEMENT
Perpisahan dan Takdir Ophelia di Akhir Cerita
Kisah cinta Ophelia dan Hamlet adalah salah satu tragedi paling memilukan dalam sejarah drama, yang telah menginspirasi banyak seniman dan penulis selama berabad-abad. Kisah mereka telah menjadi sumber inspirasi bagi berbagai karya seni, mulai dari lukisan dan puisi hingga film dan musik. Awalnya, hubungan mereka begitu indah dan penuh harapan, namun ketika Hamlet mengalami gangguan jiwa, segalanya berubah. Ophelia, yang selama ini menaruh kepercayaan penuh pada kekasihnya, harus menghadapi kenyataan pahit bahwa cinta mereka takkan pernah membuahkan hasil. Lain halnya bagi Hamlet, kepercayaan yang ia bangun sudah hancur karena pengkhianatan yang dilakukan Claudius dan Polonius. Kepercayaan yang telah dibangun perlahan runtuh, dan Ophelia tenggelam dalam kesedihan yang mendalam, menjadi simbol abadi dari cinta yang tragis.
ADVERTISEMENT