Kontes Kecantikan, Eksploitasi atau Eksistensi Perempuan

Yulian Amiftahkhul Ibra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang memiliki kompetensi dibidang kehumasan
Konten dari Pengguna
21 Desember 2021 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulian Amiftahkhul Ibra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai kontes kecantikan, benua eropa menjadi penyelenggara kontes kecantikan tertua di dunia. Pada abad pertengahan bersamaan dengan May Day ada pemilihan May Queen. Masyarakat saat itu menganggap perempuan sebagai simbol keberlanjutan cita masyarakat dalam sebuah peradaban. Salah satu kontes kecantikan modern tertua di dunia yang masih terselenggara hingga hari ini adalah Miss America sejak 1921.
ADVERTISEMENT
Kontes kecantikan menjamur di berbagai belahan dunia dewasa ini. Tak sedikit yang mengkritisi dan menganggap bahwa kontes kecantikan adalah sebuah bentuk objektifitas perempuan dengan berbagai standar kompetisi yang telah ditentukan. Seperti yang terjadi pada penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Banyak kalangan melakukan unjuk rasa untuk menentang penyelenggaraan Miss World di Indonesia. Akhirnya setelah mengetahui duduk masalahnya Miss World Organization mengambil keputusan untuk menghilangkan sesi pakaian renang dan berfokus pada sesi Beauty With A Purpose hingga hari ini.
Kevin Liliana, Miss International 2017 Foto: REUTERS/Toru Hanai
Debat tak berkesudahan ini tak membuat perempuan mengikuti kontes kecantikan untuk menunjukkan eksistensi diri. Khususnya di Indonesia, setiap kontes kecantikan memiliki values yang harus dimiliki oleh kontestannya yang sesuai dengan visi organisasi. Layaknya Puteri Indonesia yang pesertanya memiliki advokasi yang dapat mengubah sosial mereka. Nyatanya, tak sedikit advokasi dari pelaku kontes yang berkelanjutan hingga hari ini. Selain dampak sosial, banyak perwakilan Indonesia juga berprestasi ketika berkompetisi di ajang internasional sekelas Miss Universe, Miss World, Miss Supranational dan bahkan Indonesia pernah menggondol mahkota Miss Grand International pada 2016 dan Miss International pada 2017 lalu. Prestasi membuktikan kesuksesan perempuan Indonesia dalam bisa bersaing dengan jajaran perempuan dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi bahwa setiap manusia memiliki citra yang harus ditunjukkan kepada khalayak mengenai siapa dan apa yang ada dalam diri mereka. Perempuan juga membuktikan bahwa mereka memiliki hal yang juga bisa dirayakan oleh banyak orang.