Konten dari Pengguna

Benarkah Tidur Tanpa Bantal Lebih Baik untuk Kesehatan Leher?

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
10 Februari 2025 14:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Apakah benar tidur tanpa bantal bisa mencegah nyeri leher dan meningkatkan kualitas tidur?"
ADVERTISEMENT
Tidur adalah salah satu aktivitas paling penting bagi tubuh. Kualitas tidur yang baik akan berpengaruh besar pada kesehatan fisik maupun mental. Salah satu faktor yang sering menjadi perdebatan adalah penggunaan bantal saat tidur. Ada yang mengatakan bahwa tidur tanpa bantal lebih baik untuk kesehatan leher dan tulang belakang, sementara yang lain merasa tidur tanpa bantal justru membuat tubuh tidak nyaman. Lantas, apakah tidur tanpa bantal memang lebih sehat atau hanya sekadar mitos?
Ilustrasi Tidur Tanpa Menggunakan Bantal, Sumber:IStockphoto/Maesot
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tidur Tanpa Menggunakan Bantal, Sumber:IStockphoto/Maesot
Bantal telah digunakan sejak zaman kuno untuk memberikan kenyamanan saat tidur. Dalam peradaban Mesir dan China kuno, bantal bahkan terbuat dari kayu atau batu untuk menyangga kepala. Seiring perkembangan zaman, bantal modern hadir dengan berbagai bahan yang lebih nyaman, seperti busa memori, lateks, atau bulu angsa. Namun, di balik kenyamanan yang ditawarkan, ada teori yang menyatakan bahwa tidur tanpa bantal sebenarnya lebih baik bagi kesehatan, terutama untuk postur leher dan tulang belakang.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan mengapa orang memilih tidur tanpa bantal adalah untuk menjaga keselarasan tulang belakang. Dalam posisi tidur telentang, penggunaan bantal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan leher tertarik ke depan, yang pada akhirnya bisa menyebabkan nyeri leher dan ketegangan otot. Dengan tidak menggunakan bantal, posisi kepala dan leher dapat sejajar dengan tulang belakang, yang dianggap lebih alami dan sehat.
Namun, hal ini tidak selalu berlaku untuk semua posisi tidur. Jika seseorang tidur menyamping, tidur tanpa bantal justru bisa menyebabkan ketidakseimbangan pada leher dan bahu, karena kepala tidak mendapatkan dukungan yang cukup. Akibatnya, tekanan pada leher bisa meningkat dan menyebabkan ketegangan otot. Oleh karena itu, manfaat atau kerugian tidur tanpa bantal sangat bergantung pada posisi tidur seseorang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tidur tanpa bantal juga sering dikaitkan dengan manfaat bagi penderita masalah kulit. Bantal dapat menjadi tempat berkumpulnya debu, bakteri, dan minyak dari kulit wajah, yang berpotensi menyebabkan jerawat atau iritasi kulit. Dengan tidak menggunakan bantal, risiko kontak antara kulit wajah dan kotoran di bantal bisa berkurang. Ini menjadi salah satu alasan mengapa beberapa orang memilih untuk tidur tanpa bantal, terutama mereka yang memiliki kulit sensitif atau rentan berjerawat.
Namun, dari segi kenyamanan, tidak semua orang bisa langsung beradaptasi dengan tidur tanpa bantal. Bagi mereka yang terbiasa menggunakan bantal, tidur tanpa bantal bisa menyebabkan ketidaknyamanan, bahkan berisiko menyebabkan gangguan tidur. Perubahan posisi kepala yang tiba-tiba dapat membuat tubuh sulit menyesuaikan diri, sehingga tidur tanpa bantal tidak selalu menjadi solusi terbaik untuk semua orang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam dunia medis, belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa tidur tanpa bantal lebih baik daripada tidur dengan bantal. Sebaliknya, banyak ahli kesehatan menyarankan untuk menggunakan bantal dengan ketinggian dan kepadatan yang sesuai agar dapat menopang leher dengan baik. Pemilihan bantal yang tepat lebih penting daripada sekadar tidak menggunakannya sama sekali.
Bantal yang ideal adalah bantal yang mampu menjaga posisi leher tetap sejajar dengan tulang belakang, tanpa membuatnya terlalu terangkat atau terlalu rendah. Untuk tidur telentang, bantal yang tidak terlalu tinggi lebih dianjurkan, sedangkan untuk tidur menyamping, bantal dengan ketinggian sedang yang dapat mengisi celah antara kepala dan bahu lebih disarankan.
Bagi penderita nyeri leher atau sakit punggung kronis, konsultasi dengan ahli ortopedi atau fisioterapis dapat membantu menentukan jenis bantal yang paling sesuai. Beberapa orang dengan kondisi tertentu, seperti sleep apnea atau refluks asam lambung, justru lebih dianjurkan untuk tidur dengan bantal agar posisi kepala tetap lebih tinggi dan membantu pernapasan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Jika seseorang ingin mencoba tidur tanpa bantal, ada baiknya dilakukan secara bertahap. Mengurangi ketinggian bantal secara perlahan dapat membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan posisi kepala saat tidur. Selain itu, penting juga untuk memastikan kasur yang digunakan cukup mendukung tulang belakang agar tidak menyebabkan ketegangan otot.
Selain tidur tanpa bantal, beberapa alternatif lain seperti menggunakan handuk gulung atau bantal ergonomis juga bisa dicoba untuk menjaga keseimbangan kepala dan leher tanpa mengorbankan kenyamanan. Handuk gulung kecil yang diletakkan di bawah leher dapat membantu memberikan dukungan tanpa mengangkat kepala terlalu tinggi.
Kesimpulannya, tidur tanpa bantal bukanlah sesuatu yang mutlak lebih baik atau lebih buruk. Manfaatnya tergantung pada posisi tidur, kondisi kesehatan, dan kenyamanan individu. Bagi sebagian orang, tidur tanpa bantal bisa membantu mengurangi nyeri leher dan memperbaiki postur tubuh, sementara bagi yang lain, hal ini justru bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan tidur.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, daripada berfokus pada ada atau tidaknya bantal, yang lebih penting adalah memilih bantal yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika mengalami nyeri leher atau gangguan tidur, berkonsultasi dengan ahli medis bisa menjadi langkah terbaik untuk menemukan solusi yang paling tepat.
"Tidur nyenyak bukan soal pakai atau tidak pakai bantal, tapi soal bagaimana tubuh mendapatkan dukungan terbaik saat beristirahat."