Konten dari Pengguna

Kebiasaan Tidur Setelah Makan yang Memengaruhi Berat Badan

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
3 Februari 2025 15:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Banyak orang percaya bahwa langsung tidur setelah makan bisa membuat tubuh lebih cepat gemuk. Namun, apakah benar demikian? Atau apakah ada faktor lain yang berperan dalam penambahan berat badan?
Ilustrasi Tidur Setelah Makan, Sumber:IStockphoto/Tero Vesalainen
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tidur Setelah Makan, Sumber:IStockphoto/Tero Vesalainen
Saat kita makan, tubuh mulai memproses makanan dengan mencerna dan menyerap nutrisi. Proses ini membutuhkan waktu dan energi. Biasanya, makanan mulai dicerna di lambung dan kemudian diserap di usus. Metabolisme akan terus bekerja bahkan ketika kita beristirahat, tetapi kecepatan pembakaran kalori tergantung pada berbagai faktor seperti jenis makanan, aktivitas fisik, dan kondisi tubuh secara keseluruhan.
Banyak orang beranggapan bahwa tidur setelah makan langsung akan menyebabkan lemak menumpuk. Faktanya, kenaikan berat badan lebih dipengaruhi oleh jumlah kalori yang dikonsumsi dibandingkan dengan jumlah kalori yang dibakar. Jika jumlah kalori yang dikonsumsi lebih besar daripada yang digunakan oleh tubuh, maka kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak, terlepas dari apakah seseorang tidur setelah makan atau tidak.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidur setelah makan tidak secara langsung menyebabkan kegemukan, kebiasaan ini dapat memengaruhi pencernaan dan metabolisme tubuh. Tidur segera setelah makan dapat menyebabkan refluks asam atau GERD (gastroesophageal reflux disease), di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Posisi tubuh saat tidur dapat memperlambat pergerakan makanan di saluran pencernaan, menyebabkan perut terasa begah dan tidak nyaman. Selain itu, tubuh masih aktif mencerna makanan saat tidur, yang dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan rasa tidak nyaman di malam hari. Tidur setelah makan, terutama setelah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula, juga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang berkontribusi pada resistensi insulin dalam jangka panjang.
Jika Anda merasa mengantuk setelah makan, ada beberapa cara untuk mengurangi dampak negatifnya. Beri tubuh waktu minimal 2 jam sebelum tidur agar pencernaan berjalan lebih optimal. Konsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti protein seimbang dan serat, agar tidak membebani sistem pencernaan. Jalan santai selama 10-15 menit setelah makan dapat membantu mempercepat metabolisme dan menghindari rasa begah. Selain itu, mengatur porsi makan malam menjadi lebih kecil dapat mengurangi risiko gangguan pencernaan saat tidur.
ADVERTISEMENT
Tidur setelah makan tidak serta-merta menyebabkan kegemukan, tetapi dapat memengaruhi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Yang lebih penting adalah menjaga pola makan yang seimbang, mengontrol asupan kalori, dan tetap aktif sepanjang hari. Jika ingin tidur setelah makan, pastikan untuk memberi jeda waktu yang cukup agar tubuh dapat mencerna makanan dengan baik.