Konten dari Pengguna

Mendidik Anak dalam Islam Melalui Pendekatan Jean Piaget

Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal
Mahasantri UIN Gusdur Pekalongan
7 April 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zacky Al-Ghofir El-Muhtadi Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, terutama dalam hal agama dan moral. Namun, seringkali mereka kurang memahami bagaimana perkembangan kognitif anak bekerja dan bagaimana pendidikan Islam dapat disesuaikan dengan tahapan berpikir anak. Akibatnya, banyak orang tua menerapkan metode pembelajaran yang kurang efektif, seperti menghafal tanpa pemahaman atau memberikan nasihat yang terlalu abstrak bagi usia anak. Dalam dunia psikologi, Jean Piaget telah menjelaskan bahwa anak mengalami perkembangan kognitif secara bertahap, dari mulai belajar sensori hingga berpikir abstrak. Teori ini sejalan dengan pendidikan Islam yang juga menekankan pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan kesiapan anak. Lalu bagaimana cara menerapkan teori tersebut dalam pendidikan agama islam?
ADVERTISEMENT
Pada tahap pertama sensor-motorik (0-2 tahun), Jean Piaget menjelaskan bahwa anak-anak belajar melalui pengalaman sensori dan gerakan fisik. Hal yang bisa dilakukan orangtua adalah memberikan stimulasi dengan dzikir dan doa, interaksi fisik dan verbal dengan kasih sayang. Bukan hanya dua tersebut, hendaknya orangtua juga membangaun rutinitas islami dalam keluarga sepertikebiasan cuci tangan sebelum makan, memperdengarkan doa sebelum tidur dan memperlihatkan sholat serta kebiasan baik lainnya didepan anak, ini tentunya menjadi pondasi awal anak dalam belajar. Dalam tahapan berikutnya, tahap praoperasional (2-7 tahun). Piaget menjelaskan bahwa anak-anak mulai menggunakan simbol dan bahasa, tetapi masih berpikir secara egosentris. Orangtua dapat memberikan pendidikan dengan mengajarkan kisah-kisah nabi dan teladan islami. Anak-anak pada tahapan ini menyukai cerita. Menggunakan kisah nabi dan sahabat sebagai media pembelajaran dapat menanamkan nilai-nilai islam dengan cara yang mudah dan dapat membekas dihati. Melatih anak dengan menghafal surat pendek dalam Al-Qur’an dan doa-doa pendek menjadi pendidikan wajib yang orangtua berikan karena pada usia ini anak memiliki daya ingat yang kuat. Mengajarkan mereka surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dan doa sehari-hari dapat menjadi bekal spiritual penting yang kuat sejak dini.
https://pixabay.com/id/photos/anak-berdoa-muslim-islam-keyakinan-1077793/
Setelah menginjak umur 7-11 tahun keatas, Piaget memberikan penjelasan Pada tahap ini, anak mulai memahami konsep logis tetapi masih terbatas pada hal-hal konkret (Operasional Konkret). Walaupun pada masa ini, anak-anak sudah belajar di pendidikan formal, sekolah dan sejenisnya, Orang Tua seyogyanya tetap memberikan pendidikan islam pada ruang lingkup keluarga. Hal-hal yang bisa orangtua maksimalkan pada masa ini adalah dengan mengajarkan anak tentang hukum-hukum dasar dalam islam, seperti tata cara sholat, puasa, zakat dan harus dipraktekkan dengan contoh nyata langsung. Pada masa ini, kiranya orang tua juga penting memahamkan konsep aturan dan sebab akibat. Karena pada umumnya maka-anak akan memasuki usia baligh. Sebagai bekal yang menuju manusia yang mukallaf. Pada masa ini hal yang tidak boleh orangtua lewatkan adalah mengembangkan pemahaman melalui diskusi. Pada masa ini anak mampu berpikir logis, sehingga diskusi tentang nilai-nilai ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu mereka memahami agama secara lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Tahap terakhir dalam pengembangan belajar kognitif anak dalam teori jean piaget adalah tahap operasional formal (11 tahun keatas). Pada tahap ini, anak mampu berpikir abstrak dan memecahkan masalah secara sistematis. Hal yang perlu orangtua siapkan dalam memberikan pendidikan kepada anak adalah dengan mendorong kemandirian beribadah dengan penuh kesadaran. Bukan hanya dalam aspek spiritual, orang tua melatih anak dalam pengambilan keputusan sesuai dengan ajaran islam. Pada usia ini, anak sudah mampu mengambil keputusan sendiri. Pendidikan karakter juga harus orangtua siapkan pada tahap ini dengan alternatif menanamkan sikap tanggung jawab dan kepemimpinan kepada anak. Orangtua bisa mengajak mereka untuk aktif dalam organisasi keislaman, panitia keagamaan atau berkontribusi dalam kegiatan sosial. Kiat-kiat berikut dapat orangtua terapkan kepada anak-anak dalam mendukung dan mngembakan kemampuan koginitif anak sehinga perkembangnya dapat optimal.
ADVERTISEMENT