Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jiwa Berkembang: Memahami Diri, Moral, dan Kreativitas
13 Oktober 2024 9:54 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Zahra Nur Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan Konsep Diri
Kali ini, mari membahas tentang konsep diri sebagai pemahaman seseorang tentang dirinya sendiri, bagaimana ia melihat dirinya dalam konteks perkembangan. Burn mendefinisikan konsep diri sebagai keyakinan seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan kumpulan pengetahuan, ide, sikap, dan kepercayaan tentang diri sendiri (Krause, Bochner, Duchesne, 2007).
ADVERTISEMENT
Aspek Konsep Diri:
1. Deskriptif: Gambaran diri sebagaimana adanya.
2. Evaluatif: Penilaian diri dan kemampuan memahami hakikat diri secara objektif.
3. Empiris: Pendefinisian diri berdasarkan fungsi, tugas, dan tanggung jawab.
Asumsi dalam Menganalisis Konsep Diri:
"I" dan "Me" dalam Konsep Diri:
Konsep diri mencakup aspek "I" (subjek) dan "me" (objek). "I" adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, sementara "me" adalah keseluruhan persepsi tentang diri sendiri, termasuk perasaan, nilai, dan kepercayaan.
ADVERTISEMENT
Bentuk Konsep Diri
1. Konsep Diri Negatif:
2. Konsep Diri Positif:
Nilai
Nilai diartikan sebagai tatanan yang digunakan individu untuk menimbang dan memilih keputusan dalam situasi sosial (Spranger). Kepribadian manusia terbentuk dari nilai-nilai dan sejarah. Spranger mengakui kekuatan individu ("roh subjektif") dan kekuatan nilai-nilai budaya ("roh objektif").
Moral
Moral berasal dari kata Latin "Mos, Moris, dan Mores," yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan, nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Moral adalah rangkaian nilai tentang perilaku yang harus dipatuhi, norma, dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral mengatur perbuatan yang dinilai baik dan buruk.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Moral menurut Piaget dan Kohlberg:
1. Tingkat Moralitas Prakonvensional (usia 4-10 tahun): Moral belum dianggap sebagai kesepakatan tradisi sosial.
2. Tingkat Moralitas Konvensional (usia 10-13 tahun):** Moral dianggap sebagai kesepakatan tradisi sosial.
3. Tingkat Moralitas Pasca Konvensional (usia 13 tahun ke atas):** Moral dipandang lebih dari sekadar kesepakatan tradisi sosial.
Sikap
Sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek (Fishbein, 1985). Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mendireksi, dan mempengaruhi perilaku. Sikap juga dapat diartikan sebagai pendirian atau kecenderungan yang relatif stabil untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu (Chaplin, 1981).
ADVERTISEMENT
Hubungan Moral, Nilai, dan Sikap:
Cara untuk mengembangkan nilai, moral, dan sikap:
Perkembangan Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara baru, atau model baru yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Kreativitas dilandasi oleh kemampuan intelektual, afektif, dan psikomotor.
Tahap Kreativitas menurut Wallas (1921):
ADVERTISEMENT
Pengembangan Kreativitas:
Kesimpulan
Perkembangan konsep diri, moral, nilai, sikap, dan kreativitas merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan untuk memahami diri sendiri, membedakan yang baik dan buruk, memiliki nilai-nilai yang kuat, dan mengembangkan kreativitas merupakan kunci untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Pendidikan memegang peran penting dalam memfasilitasi perkembangan aspek-aspek ini, dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi siswa untuk tumbuh dan berkembang secara holistik.
Dosen Pengampu: Maolidah, M. Psi.