Konten dari Pengguna

Suicidal Thought: Pengaruhnya terhadap Remaja

Zahrah Aulia
Saya adalah pelajar SMA Citra Berkat
29 Januari 2025 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahrah Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
Suicidal thought adalah pikiran yang dapat menyebabkan bunuh diri. Seseorang yang memiliki suicidal thought akan memunculkan ide ide untuk melakukan bunuh diri. Terlebih lagi, remaja sekarang merupakan remaja yang berada di generasi Z yang dikenal sebagai generasi strawberry yang lemah terhadap tekanan. Apakah kamu salah satunya? Pikiran ini memiliki dua jenis, pasif dan aktif. Seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri yang pasif berarti mereka hanya memperoleh menginginkan kematian di dalam dipikirannya, sedangkan yang aktif sudah di tahap melakukan sudah memiliki plan dan aksi-aksi untuk membunuh diri sendiri. Namun, apa yang terjadi jika remaja memiliki suicidal thought? Seorang remaja yang memiliki suicidal thought akan menjadi remaja yang kurang produktif, memiliki pandangan buruk terhadap masa depan, dan menjalankan hari-harinya dengan tidak semangat. Mereka yang suicidal thought akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Maka dari itu, ini akan menghambat remaja untuk terus berkembang dan memikirkan plan-plan untuk masa depan. Berdasarkan survei di Amerika Serikat, pada 2019 hingga 2021 adanya kenaikan pada pelajar perempuan dalam memperhitungkan untuk melakukan bunuh diri dari 24,1 persen menjadi 30 persen, membuat plan untuk melakukan bunuh diri dari 19,9 persen menjadi 23,6 persen, dan melakukan bunuh diri dari 11 persen menjadi 13,1 persen. Alasan Remaja Sekarang Suicidal Mengapa kebanyakan remaja sekarang merupakan suicidal? Seperti yang kita tahu, remaja sekarang merupakan gen Z yang dikenal dengan generasi yang aware terhadap masalah kesehatan mental. Tekanan hidup dari berbagai aspek kehidupan menjadi masalah bagi banyak remaja. Terlebih lagi berada di lingkungan yang tidak mengerti mengenai kesehatan mental seseorang. Berada di antaranya terasa sangat berat, pengaruh luar seperti masalah di sekolah, keluarga, maupun diri sendiri seperti self esteem juga mempengaruhi yang dapat mendorong mental illness. Selain itu, banyak remaja juga belum mampu menangani masalahnya sendiri, dan berpikir untuk suicide, padahal bunuh diri bukanlah solusi yang tepat untuk menangani masalah yang sementara. Mencari bantuan dari orang terdekat yang dapat dipercayai untuk mendengarkan dan mengunjungi ahli seperti psikolog atau psikiater menjadi solusi untuk menangani situasi ini. Melakukan hal-hal yang disukai dan memikirkan hal-hal kecil untuk menjadi harapan hidup juga penting untuk tetap bertahan dan tidak melakukan suicide saat ini.
ADVERTISEMENT