Konten dari Pengguna

Kebodohan Masyarakat: Mengatasi Dampak Kemiskinan Jangka Panjang Bagi Pendidikan

Zakia Zalfa Fadila
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.
23 Oktober 2024 18:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zakia Zalfa Fadila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
cr: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
cr: freepik.com
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan sendiri dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan adalah sebuah fenomena multidimensi dan tidak dapat diatasi dengan solusi yang sederhana (Haughton & Khandker, 2009).
ADVERTISEMENT
Kemiskinan tidak hanya merupakan masalah ekonomi, tetapi juga mencakup dimensi pendidikan. Hal tersebut dapat menciptakan kondisi yang tidak signifikan dimana terdapat masyarakat yang tidak mampu dalam mengakses berbagai sumberdaya, teknologi, serta peluang yang ada.
Biasanya, kemiskinan ini sering terlihat pada kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sangat sulit diputuskan akibat dari ketidakmampuan masyarakat yang enggan terbuka akan hal baru dan lebih memilih untuk menutup diri sehingga tidak menerima perubahan.
Pada beberapa daerah yang berdampak kemiskinan, seringkali terdapat kekurangan sekolah yang memadai dan guru berkualitas. Fasilitas pendidikan yang seharusnya terdapat pada lingkungan sekolah, seperti perpustakaan dengan buku yang lengkap serta laboratorium yang baik, tidak terdapat disana. Sehingga gagal untuk terjadi kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
Banyaknya individu dari golongan miskin yang tidak memiliki kesempatan dalam mendapatkan pendidikan berkualitas, dan berujung pada rendahnya keterampilan hingga kesempatan kerja. Anak-anak dari keluarga miskin sering terpaksa atau bahkan dipaksa untuk bekerja, guna membantu perekonomian keluarga mereka. Hal ini dapat mengurangi waktu serta energi mereka dalam pembelajaran yang nantinya dapat mengganggu keberlangsungan pembelajaran.
Fenomena kemiskinan ini dapat ditandai oleh ketidaksetaraan akses pendidikan yang merupakan isu kompleks dan berakar dalam sistem sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Dalam konteks ini kemiskinan struktural tidak hanya mencakup kekurangan materi, tetapi juga mencerminkan bagaimana struktur sosial dapat menghalangi individu mendapatkan kelayakan dalam pendidikan, sehingga tidak akan memperburuk kondisi kemiskinan mereka.
Kemiskinan juga seringkali disebabkan oleh ketidakadilan dalam akses transportasi. Seperti ketika seorang individu tidak memiliki akses memadai serta transportasi umum yang tidak sampai ke dalam suatu tempat, mereka akan merasa bahwa sekolah merupakan suatu rintangan yang sulit untuk dihadapi, karena perjalannya akan memakan banyak waktu sehingga mereka akan berpikir untuk tidak sekolah.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang tidak memadai dapat menyebabkan individu dengan wawasan dan keterampilan rendah akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, biasanya mereka hanyalah tamatan SMP atau bahkan SD yang tidak memiki suatu kekhususan yang di cari pada era modern saat ini. Lapangan pekerjaan juga tentunya mencari pekerja yang sesuai dengan perkambangan zaman. Namun mereka yang hanya tamatan SD atau SMP ini tidak memiliki pengetahuan khusus mengenai teknologi.
Kemiskinan merupakan siklus yang sulit untuk di putuskan. Ketika generasi muda tidak mendapatkan pendidikan yang cukup, sehingga makin banyak terciptanya pemuda yang tidak berkualitas. Mereka cenderung tidak memiliki keterampilan dalam mendapatkan pekerjaan, sehingga dapat terjebak dalam kemiskinan.
Ketidakmampuan mereka untuk mengakses pendidikan berkualitas menyebabkan generasi berikutnya tetap terjebak pada kemiskinan yang melanda. Anak-anak dari keluarga miskin cenderung tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan strata sosial keluarga mereka.
ADVERTISEMENT
Sedangkan mereka yang memiliki kecerdasan tinggi tidak dapat mengembangkan skill mereka, karena keterbatasan ekonomi. Ketidakmampuan untuk membayar biaya sekolah membuat mimpi anak-anak mereka padam. Mereka yang bercita-cita tinggi harus pupus harapannya hanya karena mereka tidak memiliki cukup dana dalam proses pembelajaran yang tentunya panjang.
Kemiskinan yang berkepanjangan tidak boleh di diamkan begitu saja, untuk memutus siklus kemiskinan dan pendidikan yang buruk, kita membutuhkan pemerintah. Pemerintah tentunya berperan penting dalam mengatasi berbagai masalah kemiskinan, salah satunya masalah kemiskinan pada pendidikan. Pemerintah dapat memperluas akses pendidikan gratis dan berkualitas ke berbagai daerah khususnya daerah-daerah terpencil dan miskin.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan sekolah baru yang lebih mudah untuk di jangkau, peningkatan fasilitas pendidikan, serta pelatihan guru yang lebih baik. Program beasiswa dan bantuan keuangan juga dapat dilakukan untuk membantu anak-anak melakukan proses belajar. Bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin, bantuan tersebut sangat berarti bagi mereka. Dari bantuan tersebut, mereka dapat keluar dari kemiskinan dan tetap melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi, sehingga nantinya memiliki masa depan yang terjamin.
ADVERTISEMENT
Program dukungan untuk keluarga miskin seperti, bantuan sosial, pelatihan kerja, dan program pemberdayaan ekonomi, dari pemerintah untuk masyarakat miskin juga dapat membantu mengurangi tekanan kemiskinan. Dengan begitu, anak yang tadinya bekerja untuk membantu perekonomian keluarga dapat fokus terhadap pendidikan mereka. Sehingga anak-anak tersebut akan memperoleh masa depan yang lebih terarah, yang nantinya dapat mengeluarkan keluarganya dari kemiskinan.
Teknologi juga dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kualitas pendidikan di daerah-daerah terpencil. Program e-Learning atau pembelajaran jarak jauh dapat membantu anak dari keluarga miskin mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas tanpa harus berbatasan dengan kondisi geografis. Namun tentunya pemerintah harus menyediakan layanan internet seperti pulsa gratis atau kuota gratis guna menunjang proses belajar.
Singkatnya, Kemiskinan berdampak besar pada pendidikan, menghambat akses dan kualitas belajar bagi anak-anak dari keluarga miskin. Siklus ini memperburuk keterampilan dan kesempatan kerja mereka di masa depan. Untuk memutus siklus kemiskinan, diperlukan peran pemerintah dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas, program beasiswa, serta memanfaatkan teknologi seperti e-learning. Dukungan ekonomi bagi keluarga miskin juga penting agar anak-anak dapat fokus pada pendidikan. Dengan solusi ini, diharapkan kemiskinan dan ketidaksetaraan pendidikan bisa diatasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan merata.
ADVERTISEMENT