Kenapa Pasukan Gurkha yang Amankan Pertemuan Trump dan Kim Jong Un?

Konten dari Pengguna
8 Juni 2018 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari zamane id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kenapa Pasukan Gurkha yang Amankan Pertemuan Trump dan Kim Jong Un?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Yoyok Prima Maulana Intisari
Singapura terpilih sebagai tuan rumah pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un. Untuk mengamankan hajatan yang digelar pekan depan otoritas Singapura meminta bantuan Resimen Gurkha, pasukan legendaris dari Pegunungan Nepal.
ADVERTISEMENT
Saat ini keberadaan pasukan Gurkha sudah mulai terlihat di sejumlah titik-titik penting di Singapura.
Mereka mengenakan rompi antipeluru, menenteng senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia, dan pistol di sarung kaki.
Meski begitu, sebilah pisau kukri tetap selalu mereka bawa. Orang Gurkha tak pernah meninggalkan kukri.
Menurut kebiasaan, setiap kukri terhunus harus ada darah yang tumpah.
"Mereka adalah salah satu yang terbaik yang bisa ditawarkan Singapura," kata Tim Huxley, pakar International Institute for Strategic Studies (IISS) seperti dilansir ABC News.
Ya, resimen Gurkha namanya memang begitu legendaris. Mereka dikenal sebagai yang paling berani di antara para pemberani, terganas dari yang terganas.
Lebih baik mati daripada jadi pengecut
Gurkha berasal dari wilayah pegunungan Gorkha, salah satu dari 75 distrik Nepal modern. Nama itu juga dipakai oleh sebuah kerajaan pada abad ke-18.
ADVERTISEMENT
Kerajaan tersebut berperang melawan Inggris Namun tentara Inggris tak pernah bisa mengalahkan mereka.
Pepatah klasik berkata, "Jika dia tak bisa kamu kalahkan, rangkullah sebagai kawan."
Setelah dua tahun berperang tak kunjung menang, pada 1815 Inggris berbalik arah dengan merekrut orang Gurkha sebagai tentara yang melayani kepentingan mereka.
Sebenarnya secara fisik tak ada yang istimewa dari orang Gurkha. Postur mereka kecil dan tidak tinggi.
Meski begitu, masalah nyali, kesetiaan, dan keberanian mereka jangan pernah ditanya.
"Lebih baik mati daripada hidup sebagai pengecut," begitulah prinsip lelaki Gurkha.
Ada sebuah cerita, seorang serdadu Gurkha kehabisan amunisi saat membela Inggris di Perang Dunia II.
Bukannya bersembunyi, dia justru menghunus kukri yang terselip dipinggang untuk kemudian berlari dan melompat ke tank Jerman yang melintas. Leher serdadu Jerman di atas tank digoroknya hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Sepanjang dua abad, sudah tak terhitung pertempuran yang dialami Resimen Gurkha dalam melayani Inggris.
Dalam Perang Dunia I, pasukan ini juga ikut bertempur di ...
BACA LANJUT https://zamane.id/kabar/9-kenapa-pasukan-gurkha-yang-amankan-pertemuan-trump-dan-kim-jong-un