Konten dari Pengguna

Pasar Kuliner Desa Lerep: Melestarikan Tradisi Lewat Cita Rasa

Zayn
A 21-year-old undergraduate student of Communication Sciences at Diponegoro University. Zayn has engaged in multiple internships and organizational roles, focusing on marketing, external partnerships, content planning and is open to any opportunities
5 Agustus 2024 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zayn tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(4/8/2024) Siti Humsatun dan Mirahati Pedagang di Pasar Kuliner Desa Lerep menyiapkan Sego Iriban makanan khas Desa Lerep (Dok. Zayn Delisha)
zoom-in-whitePerbesar
(4/8/2024) Siti Humsatun dan Mirahati Pedagang di Pasar Kuliner Desa Lerep menyiapkan Sego Iriban makanan khas Desa Lerep (Dok. Zayn Delisha)
ADVERTISEMENT
Pagi-pagi sekali, Mirahati (52) dan Siti Humsatun (52) sudah tampak sibuk di stand mereka di Pasar Kuliner Desa Lerep. Dengan tangan cekatan, mereka menata tempe serta tahu bacem—bagian dari Sego Iriban, makanan khas Lerep yang telah disiapkan sejak subuh di rumah.
ADVERTISEMENT
Pasar tradisional ini digelar setiap bulan pada Minggu Pon (4/8/2024) di area Embung Sebligo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Diinisiasi oleh Desa Wisata Lerep, pasar ini menyajikan beragam makanan tradisional yang kini semakin jarang ditemui.
“Kami sudah membuka stand disini sejak awal pasar berdiri pada 2018. Setiap bulan, kami selalu menyediakan Sego Iriban, makanan tradisional khas Lerep yang terdiri dari nasi, urap, ikan asin, bacem, ayam bakar, dan lauk lainnya,” ungkap Mirahati.
Mirahati berharap Pasar Kuliner Desa Lerep semakin berkembang dan ramai dikunjungi, sehingga masyarakat dapat lebih mengenal dan mencintai budaya serta makanan khas dari Desa Lerep. "Walaupun sempat terhenti saat pandemi COVID-19, kami kembali berjualan dengan semangat yang sama untuk terus melestarikan kuliner tradisional ini."
ADVERTISEMENT
Pedagang lain, Tri Rahayu (50), terlihat sibuk menyiapkan bahan-bahan seperti gula dan santan dalam tong. Dibantu oleh putrinya, ia dengan cekatan menyajikan Es Dawet Duren kepada para pengunjung. 
“Saya sudah berjualan di sini sejak pasar ini pertama kali dibuka. Es Dawet Duren dan Ketan Duren ini semuanya saya buat sendiri, mulai dari mempersiapkan buah durennya hingga ketannya,” ujar Tri Rahayu. Menurutnya, menjual produk olahan durian merupakan bagian dari upaya melestarikan kekayaan kuliner tradisional yang ada di desa tersebut.
Anggota KKN Tematik Undip 2024, Dafa Naufal, menyampaikan bahwa pasar tradisional ini digelar dengan tujuan memperkenalkan kembali makanan-makanan tradisional kepada masyarakat luas sekaligus mendukung perekonomian lokal. “Pasar ini bukan hanya menjadi tempat berjualan, tetapi juga ajang untuk melestarikan budaya dan mempererat hubungan sosial antar warga desa dan pengunjung.”
ADVERTISEMENT
Dafa berharap pasar ini dapat terus menjadi wadah untuk memperkenalkan kekayaan kuliner desa dan sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan. "Dengan adanya pasar ini, kami berharap budaya dan tradisi Desa Lerep dapat terus dilestarikan dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat lokal maupun pengunjung dari luar daerah," tambahnya.