Kisah Mahatma Gandhi, Bapak Antikekerasan yang Menginspirasi

Zenius Education
To spark the love of learning in everyone, everywhere, to question everything
Konten dari Pengguna
2 Oktober 2019 10:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zenius Education tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahatma Gandhi (tengah). Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Mahatma Gandhi (tengah). Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Jakarta, 2 Oktober 2019 — Di seluruh belahan dunia, setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Tanpa Kekerasan Internasional. Hari Tanpa Kekerasan Internasional atau International Day of Non-Violence diresmikan oleh PBB menurut resolusi Majelis Umum A/RES/61/271 tanggal 15 Juni 2007.
ADVERTISEMENT
Hari Tanpa Kekerasan Internasional ini adalah hari yang dirasa tepat untuk menyebarkan pesan antikekerasan, termasuk melalui pendidikan dan kesadaran publik. Namun, mengapa sebenarnya 2 Oktober ditetapkan menjadi Hari Tanpa Kekerasan Internasional oleh PBB?
PBB menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Tanpa Kekerasan Internasional karena tanggal tersebut merupakan hari kelahiran Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi yang memiliki nama asli Mohandas Karamchand Gandhi lahir pada tanggal 2 Oktober 1869, di Porbandar, India. Gandhi adalah putra politisi senior, Kamarchand Gandhi, yang berasal dari kasta pedagang. Gandhi tumbuh di keluarga yang serba berkecukupan dengan lingkungan tradisi agama Hindu yang sangat kuat.
Sebagai seorang putra dari keluarga yang mengikuti tradisi agama yang kuat, Gandhi tumbuh dengan menjunjung tinggi banyak nilai keluhuran dari agama Hindu, seperti empati kepada segala makhluk hidup, pantang makan daging hewan, dan menjauhi alkohol serta seks bebas. Di sisi lain, Gandhi juga menentang beberapa tradisi Hindu yang menurutnya konservatif, seperti sistem kasta Hindu India yang mengklasifikasi derajat manusia dan juga kecenderungan lingkungan sekitarnya untuk membatasi pergaulan dengan agama lain.
ADVERTISEMENT
Gandhi muda telah berani untuk menalar konsep moral dalam dirinya sendiri, mendobrak nilai-nilai kolot yang menurutnya tidak mengacu pada dharma, menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama, serta bersahabat dengan kawan-kawan dari agama lain seperti Islam dan Sikh.
Di bulan Mei 1883, Mahatma Gandhi (13 tahun) menikah dengan Kasturbai Makhanji (14 tahun) dalam pernikahan yang dijodohkan oleh orang tuanya. Tidak lama setelah pernikahannya, dia melanjutkan sekolah ke Samaldas College di Bhavnagar, Gujarat. Gandhi kemudian meneruskan studinya di University College London jurusan Ilmu Hukum.
Di tahun 1891, Gandhi terpaksa pulang ke India karena mendengar kabar bahwa ibunya meninggal dunia. Setelah masa berkabung, Gandhi pun mencoba untuk memulai kariernya sebagai ahli hukum di tanah kelahirannya, tetapi gagal total dikarenakan pembawaannya pemalu dan tidak percaya diri untuk berbicara di depan umum.
ADVERTISEMENT

Karya dan Perjuangan Gandhi di Afrika Selatan (1893 – 1914)

Cerita transformasi Gandhi muda yang pemalu menjadi sosok legendaris dan berpengaruh di dunia dimulai pada tahun 1893 ketika dia memutuskan untuk mengembangkan kariernya sebagai pengacara di Afrika Selatan. Suatu hari di dalam sebuah kereta di Pietermaritzburg, Gandhi mendapat perlakuan diskriminasi dari orang Eropa, yaitu diusir secara paksa dengan diseret dan dilempar keluar kereta.
Gandhi juga pernah dipukul kusir kereta kuda hanya karena dirinya menolak turun untuk memberikan kursi penumpang pada orang kulit putih yang menjadi prioritas. Pengalaman buruk ini menjadikan Gandhi memiliki sikap, prinsip, tekad, dan komitmen yang luar biasa gigih untuk memperbaiki situasi dan permasalahan di depan matanya.
ADVERTISEMENT
Selama di Afrika Selatan, ia mengembangkan gagasan bagaimana melawan bentuk imperialisme dari Eropa serta membebaskan warga kulit berwarna dari bentuk diskriminasi dan kolonisasi untuk dapat membangun negara yang mandiri. Gandhi mengasah keterampilan berargumen dan memahami bagaimana cara kerja imperialisme Barat.
Ia juga mulai membangun basis kekuatan massa dengan berkontribusi besar bagi terselenggaranya kongres untuk warga keturunan India di sebuah kota bernama Natal, untuk menyatukan suara politik dan memupuk rasa persatuan antarsesama warga turunan India. Hal ini membuat Gandhi diserang pada tahun 1897 oleh para demonstran kulit putih. Walaupun gerakan kongres ini bisa dibilang kurang berhasil, tetapi gerakan ini cukup mendapat perhatian di Afrika Selatan.
Bentuk kekerasan demi kekerasan yang dialami Gandhi, tidak lantas menyulut emosinya untuk melakukan pemberontakan dengan jalan kekerasan. Pada tahun 1906 di Johannesburg, Gandhi menerapkan sebuah prinsip perlawanan melawan diskriminasi dan kolonialisme bernama Satyagraha, yaitu bentuk protes nonkooperatif tanpa kekerasan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Gandhi pada masyarakat turunan India semakin terbukti ketika Perang Boer Kedua meletus yang merupakan konflik militer antar-Kerajaan Inggris dengan Republik Afrika Selatan. Pada masa konflik tersebut, Gandhi memimpin gerakan relawan untuk membentuk kesatuan medis dan sopir ambulans yang beranggotakan warga turunan India. Kontribusi Gandhi dan para relawan lainnya akhirnya berhasil mencuri hati Pemerintah Inggris terhadap warga keturunan India.

Perjuangan Memerdekakan India (1915-1947)

Setelah perjuangannya di Afrika Selatan, Gandhi pulang ke tanah kelahirannya untuk membawa misi perubahan bagi rakyat India. Gandhi memulai perjuangan dengan cara sederhana, yaitu mendirikan ashram (seperti pesantren untuk agama Hindu) dengan mengajarkan konsep satyagraha dan ahimsa yang pada intinya merupakan gerakan perlawanan dengan cara damai tanpa kekerasan.
ADVERTISEMENT
Usaha perjuangan ini berhasil mengumpulkan lebih dari 250 orang untuk bergabung dengan Gandhi untuk mempraktikkan sikap nonkekerasan dan toleransi terhadap semua agama. Kelompok spiritual Gandhi ini mulai terkenal ke beberapa daerah di India hingga suatu ketika di tahun 1917. Seorang petani dari wilayah pelosok datang dan minta bantuan Gandhi yang seorang ahli hukum dan spiritual untuk membantu petani berjuang melawan tuan tanah Inggris yang memungut biaya sewa tanah secara tidak adil.
Kejadian ini menyadarkan Gandhi bahwa sudah saatnya dia berjuang di lapangan untuk membela rakyat India. Di tahun 1920, Gandhi mempengaruhi Indian National Congress untuk mengadopsi strategi satyagraha sebagai gerakan resmi demi mencapai kemerdekaan.
Selama setahun setelahnya, Gandhi terus menyerukan pembangkangan sipil secara luas, memboikot barang komoditas produksi Inggris. Bahkan, menghasut orang-orang untuk tidak mengenakan baju buatan Pabrik Inggris dengan membuat baju dengan cara menenun sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada 12 Maret 1930, Gandhi melakukan sebuah long march yang diikuti oleh puluhan ribu orang pendukungnya sepanjang 240 mil ke pesisir laut Kota Dandi untuk melakukan aksi boikot terhadap produksi pajak garam yang sangat tinggi. Tindakan sederhana Gandhi memicu ratusan ribu orang untuk mulai memanen garam dan mendistribusikannya sebagai komoditas mandiri di luar pemerintah Inggris.
Aksi boikot produksi garam itu membuat pabrik garam dan perdagangan Inggris kacau balau. Dalam waktu satu bulan, Inggris menahan Gandhi dan memenjarakan 60.000 orang yang tidak melawan sama sekali. Pada 20 Mei, dua ribu orang penganut prinsip ajaran Gandhi untuk tidak melakukan kekerasan nekat mendekati pintu tambang garam Dharsana untuk mengambil garam hak panen mereka.
ADVERTISEMENT
Aksi damai tersebut berakhir dengan pemukulan oleh serdadu Inggris terhadap ribuan penduduk sipil secara sepihak tanpa ada bentuk perlawanan. Kejadian ini menjadi sorotan dunia internasional yang mengecam kebiadaban Pemerintahan Inggris. Karena tekanan dunia internasional yang semakin memuncak, pada Maret 1931, Inggris melepas semua tahanan politik, mengakui hak boikot pakaian rakyat India, serta mencabut larangan atas produksi garam buatan sendiri.
Gandhi meneruskan perjuangan internal untuk menghapus diskriminasi kasta Hindu terbawah (dalit) yang selama ribuan tahun dianggap sebagai golongan najis, gelandangan, dan fakir dalam budaya Hindu India. Pada 20 September, Gandhi memulai lagi sumpah “puasa hingga mati” sebagai bentuk desakan agar para petinggi agama Hindu dapat membentuk kesepakatan untuk menghapus sistem kasta.
ADVERTISEMENT
Sikap keras kepala Gandhi ini membuat seluruh negeri bahkan dunia terkejut. Pengaruh Gandhi yang sangat besar membuat para pemimpin Hindu mulai menerima orang-orang dalit yang sebelumnya mereka anggap najis di kuil-kuil mereka. Hanya karena pengaruh seorang Gandhi, budaya konservatif Hinduisme selama ribuan tahun di India mengalami reformasi besar.
Setelah Perang Dunia 2 berakhir, publik India semakin yakin dalam waktu dekat Inggris akan angkat kaki dari India. Pada kesempatan itu, para pejuang pembebasan India yang beragama Islam, termasuk Ali Jinnah menuntut agar India dibagi berdasarkan mayoritas agama, di mana daerah yang diduduki mayoritas beragama Islam menjadi negara Pakistan Barat dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). Hal ini sebetulnya tidak disetujui oleh Gandhi, namun dia mengalah demi mencegah terjadinya perang saudara.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, bentrokan antarkelompok Hindu dan Islam sudah terlanjur merebak di beberapa daerah. Gandhi memutuskan untuk melakukan perjalanan di berbagai wilayah India dari mulai yang termiskin, tempat kebanyakan kerusuhan dan pembantaian brutal terjadi.
Desa demi desa Gandhi kunjungi untuk menyuarakan misi perdamaian dalam setiap kelompok bentrokan. Secara keseluruhan, Gandhi sudah mengunjungi 49 desa dan cukup berhasil menjadi juru damai antarumat Islam dan Hindu di berbagai daerah.
Pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada India pada 15 Agustus 1947. Pada hari yang sama, negara India dengan Pakistan Barat serta Pakistan Timur (Bangladesh) memerdekakan dirinya. Dalam proses pengungsian antarwilayah tersebut, bentrokan antarwarga Islam dan Hindu kembali terjadi. Hari-hari awal kemerdekaan India dan Pakistan diwarnai dengan berbagai bentrokan dan kekacauan. Lagi-lagi, Gandhi yang keras kepala memutuskan sumpah untuk berpuasa sampai mati hingga kekerasan sepenuhnya berhenti antarumat beragama. Ia memutuskan pindah ke rumah seorang beragama Islam yang paling miskin di Calcutta dengan tingkat bentrokan paling buruk, untuk berpuasa hingga mati di sana.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu kurang dari seminggu, bentrokan antarribuan umat Hindu dan Islam berhenti, bahkan beberapa di antara mereka mulai berpawai dan berdoa bersama. Ketika Gandhi hampir meninggal, Calcutta terdiam dan setiap orang berdoa bagi perdamaian. Kekerasan telah berhenti karena tak seorang pun menginginkannya menderita karena apa yang mereka lakukan. Gandhi telah membuat sebuah mukjizat lagi dan kemudian menghentikan puasanya.
Aksi perdamaian yang diperjuangkan Gandhi tidak didukung oleh semua pihak dari sisi umat Islam maupun Hindu. Sebagian umat Islam di India masih banyak yang memandang sinis kepada Gandhi karena bentuk aksi puasanya itu, sementara itu banyak umat Hindu fanatik membencinya karena membela dan melindungi umat Islam.
Puncak sentimen masyarakat ini terjadi pada 30 Januari 1948, ketika Gandhi berjalan melintasi taman menuju upacara doa. Gandhi ditembak di depan umum pada jarak dekat oleh penganut Hindu ekstremis karena Gandhi dinilai terlalu membela umat Islam di India maupun Pakistan pada saat itu. Gandhi wafat pada hari itu juga. Selama hidupnya, Gandhi melakukan sumpah puasa untuk menghentikan bentrokan sipil sebanyak 17 kali dan dipenjara sebanyak 12 kali selama hidupnya.
Mahatma Gandhi Wafat Foto: Kumparan
Untuk membaca lebih lengkap tentang Mahatma Gandhi di Zenius blog, pembaca dapat mengunjungi link berikut:
ADVERTISEMENT