Konten dari Pengguna

Dawet Ayu Sebagai Warisan Budaya Lokal dan Icon Khas Kota Banjarnegara

Zidan Ardiyanta
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Semarang
22 Desember 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zidan Ardiyanta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu penjual Dawet Ayu Banjarnegara, kredit foto pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu penjual Dawet Ayu Banjarnegara, kredit foto pribadi
ADVERTISEMENT
Pengertian Dawet Ayu
Dawet Ayu Banjarnegara adalah salah satu minuman tradisional khas Indonesia yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Bukan hanya sekedar minuman, Dawet Ayu juga merupakan warisan budaya yang kaya akan sejarah. Minuman ini memiliki cita rasa manis, dan segar yang menjadikannya favorit terutama saat cuaca panas. Rasanya yang segar, membuat minuman ini cocok untuk semua kalangan.
ADVERTISEMENT
Keunikan Dawet Ayu
Adapun keunikan dari Dawet Ayu Banjarnegara yaitu penjual menggunakan pikulan khas yang disebut dengan Angdayu. Angdayu ini memiliki dua gentong besar yang berisi santan dan dawet. Gentongnya terbuat dari tanah liat untuk menjaga suhu dawet dan santan tetap dingin. Pada pikulannya terdapat dua tokoh pewayangan, yaitu Semar dan Gareng. Simbol Semar dan Gareng pada pikulannya melambangkan musim kemarau.
Asal-usul Dawet Ayu
Ada beberapa asal-usul dari nama Dawet Ayu, kisah pertama Dawet Ayu berasal dari sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak abad 20-an. Kemudian, sampailah pada generasi ketiga pedagang itu yang terkenal karena kecantikannya. Oleh karena itu, dawet yang dijual disebut orang-orang sebagai Dawet Ayu. Kisah kedua, Dawet Ayu Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan oleh seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul “Dawet Ayu Banjarnegara”. Lagu tersebut dipopulerkan kembali oleh grup seni calung dan lawak Banyumas, Peang Penjol, yang terkenal di Karisidenan Banyumas pada era 1970-1980 an.
ADVERTISEMENT
Penyajian Dawet Ayu
Dawet Ayu terdiri dari cendol, air santan, dan gula jawa cair yang memberikan rasa manis alami. Penyajiannya menjadi semakin menarik karena sering ditambah dengan es batu, menciptakan sensasi dingin yang menyegarkan. Selain rasa, tampilan Dawet Ayu juga menarik dengan warna hijau cendol yang kontras dengan putih santan dan cokelat gula jawa cair. Warna hijau dari cendol berasal dari pewarna makanan alami seperti daun suji atau daun pandan, memberikan sentuhan estetika yang menyegarkan mata.
Harga Dawet Ayu
Dawet Ayu biasanya dijual di pasar tradisional mulai dari harga Rp 5.000 untuk Dawet Ayu original, sampai harga Rp 10.000 untuk Dawet Ayu dengan tambahan toping seperti buah nangka atau buah durian. Seiring berjalannya waktu, Dawet Ayu tidak hanya menjadi minuman favorit masyarakat Banjarnegara, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para pelaku usaha kuliner. Banyak warung dan pedagang kaki lima yang menyajikan Dawet Ayu dengan berbagai kreasi dan inovasi, namun tetap mempertahankan cita rasa otentiknya.
ADVERTISEMENT
Dawet Ayu Original
Oleh Kelompok 8 Multikultural 1H, Pendidikan Guru Sekolah Dasar :
Suci Rahmawati (24120329), Naila Rahma Oktaviani (24120330), Azza Wardatul Jannah (24120342), Zidan Ardiyanta (24120368).