Konten dari Pengguna

Menjelajahi Dunia Berita : Antara Etika dan Keberanian

Zidan Dwi Putra
Sedang melakukan pendidikan S1 di Universitas Pancasila angkatan 2023
6 November 2024 11:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zidan Dwi Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi seorang publik yang sedang diwawancara oleh para wartawan dan wartawan tetap menjaga etika secara baik ( sumber foto : freepik )
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi seorang publik yang sedang diwawancara oleh para wartawan dan wartawan tetap menjaga etika secara baik ( sumber foto : freepik )
ADVERTISEMENT
Dalam era informasi yang melimpah, berita telah menjadi bagian penting dari hidup kita. Tapi etika jurnalisme dan keberanian ada di balik proses yang penuh tantangan dan nilai di balik setiap berita yang kita lihat. Kedua landasan utama saling melengkapi, meskipun sering bertabrakan. Informasi yang bertanggung jawab tidak hanya memberikan informasi yang benar, tetapi juga mempertimbangkan bagaimana informasi tersebut berdampak pada masyarakat. Oleh karena itu, etika tidak boleh diremehkan. Sebaliknya, pengungkapan fakta sering kali dihalangi oleh keberanian, terutama ketika berita berkaitan dengan kepentingan publik atau bahkan melibatkan konflik dan penyimpangan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga kredibilitas media atau wartawan, etika jurnalisme sangat penting. Kode etik ini mengatur cara berita seharusnya ditulis, sumber apa yang boleh digunakan, dan batas-batas penulisan yang bertanggung jawab dalam jurnalisme. Tujuan kode etik adalah untuk memastikan bahwa berita yang didistribusikan benar, adil, dan tidak melanggar hak asasi atau privasi seseorang. Seorang jurnalis harus dapat menahan diri dari keinginan untuk "menggebrak" demi sensasi dan memilih untuk menyampaikan kebenaran yang konstruktif dan bertanggung jawab dengan mengedepankan etika.
Meskipun kebebasan pers adalah hak yang sangat dihargai, itu juga membawa konsekuensi yang signifikan. Wartawan harus jujur terhadap fakta dan menghindari memanipulasi atau mengaburkan informasi untuk tujuan tertentu. Pengaburan kebenaran dapat merusak kepercayaan masyarakat dan pada akhirnya merusak kredibilitas media. Dalam hal ini, etika berfungsi sebagai kompas moral yang membantu jurnalis tetap berpegang pada kebenaran.
ADVERTISEMENT
Karena etika adalah dasar, keberanian adalah sumber daya seorang jurnalis. Banyak situasi di mana seorang wartawan memiliki keberanian untuk mengungkap ketidakadilan, korupsi, dan kejahatan besar yang sebelumnya tersembunyi. Karena ada risiko besar di baliknya, liputan investigasi sering kali membutuhkan keberanian. Pemerintah, perusahaan besar, atau bahkan kelompok kriminal dapat menempatkan tekanan pada wartawan.
Keberanian ini bukan hanya keberanian fisik; itu juga keberanian moral, yaitu kemampuan untuk mempertahankan kebenaran di tengah intimidasi, tuntutan hukum, atau bahkan ancaman fisik. Bagaimana jurnalis investigatif meliput skandal politik besar adalah contoh yang sering disebutkan. Mereka mengandalkan informasi dari sumber anonim, yang harus dilindungi, tetapi mereka juga harus memastikan bahwa berita tersebut akurat. Keberanian untuk mempertahankan keyakinan ini adalah hal yang sangat penting bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk menghasilkan jurnalisme yang bertanggung jawab, etika dan keberanian diperlukan satu sama lain. Etika tanpa keberanian hanya akan menyebabkan kekacauan, tetapi keberanian tanpa etika hanya akan membatasi ruang lingkup berita. Misalnya, berita tentang praktik bisnis ilegal membutuhkan keberanian yang besar, tetapi jurnalis tetap harus mematuhi standar etika mereka agar tidak merugikan pihak-pihak yang tidak terlibat.
Mencari titik tengah antara dua hal ini adalah tantangan bagi seorang jurnalis. Bagaimana berita dapat mempertahankan etika meskipun mengungkapkan kebenaran? Karena selalu ada risiko yang harus dihadapi, keputusan ini biasanya sulit diambil. Jurnalisme yang baik akan menggunakan keduanya sebagai pijakan dan mencari kebenaran tanpa mengorbankan etika mereka.
Media saat ini tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga bertindak sebagai "pengawas" bagi para penguasa. Ketika otoritas memberikan tekanan, hal ini seringkali membuat media kesulitan. Dalam beberapa situasi, media mungkin diminta untuk mengungkap informasi yang bertentangan dengan kepentingan penguasa atau mungkin menghadapi resistensi publik. Namun, etika menjadi lebih penting lagi di sini. Media harus dapat tetap netral tanpa terpengaruh oleh tekanan, dan menyampaikan berita dengan akurat meskipun ada banyak pihak yang tidak setuju.
ADVERTISEMENT
Meskipun etika menuntut wartawan untuk menghormati hak privasi orang, keberanian menuntut mereka untuk mengungkap informasi penting bagi publik. Misalnya, dalam kasus skandal atau pelecehan tertentu, media mungkin perlu mencari cara untuk mengungkap kebenaran tanpa membahayakan korban. Memang sulit untuk bersuara tentang hal-hal yang dianggap sensitif atau tabu, tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab moral sebagai penyampai informasi bagi masyarakat.
Dengan berkembangnya media digital, jurnalisme saat ini menghadapi masalah yang berbeda dari yang dihadapinya pada masa lalu. Banyak media berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama menyampaikan berita karena kecepatan informasi yang tinggi. Meskipun ini memungkinkan untuk mencapai audiens yang lebih luas, kualitas berita terkadang dikorbankan untuk kecepatan. Ada tekanan untuk menulis berita dengan cepat, seringkali tanpa informasi yang memadai. Ini menyebabkan berita palsu atau berita yang tidak benar.
ADVERTISEMENT
Etika semakin dibutuhkan sebagai penyaring utama di era ini. Media yang tetap berperilaku etis akan lebih dipercaya meskipun persaingan sengit. Keberanian untuk mempertahankan nilai moral di tengah arus digital saat ini mungkin sulit, tetapi itu dapat menjadi landasan yang bertahan lama. Sangat berani untuk memastikan bahwa berita yang disiarkan tetap akurat dan bertanggung jawab.
Pada akhirnya, jurnalisme yang rumit ini membutuhkan keseimbangan antara keberanian dan etika. Berita tidak hanya tentang "apa" yang terjadi, tetapi juga tentang "bagaimana" peristiwa tersebut diberitakan kepada masyarakat umum. Di balik setiap berita yang kita baca, ada kerja keras jurnalis yang harus menavigasi moralitas sekaligus mempertaruhkan keberanian mereka. Media tidak hanya mempertahankan integritas mereka sendiri, tetapi mereka juga berfungsi sebagai pilar kebenaran yang dapat diandalkan oleh publik. Jurnalisme yang jujur akan selalu menjadi penopang informasi yang bertanggung jawab di tengah tantangan dan tekanan sosial di era teknologi.
ADVERTISEMENT