Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Ibu Bagaikan Srikandi Berhati Peri
26 Desember 2021 14:10 WIB
Tulisan dari Zulfah Hayatunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dua kali sudah, kita merayakan hari ibu di masa pandemi. Segala kegiatan dikerjakan di dalam rumah, membuat saya bisa langsung melihat bagaimana seorang ibu mengurus semuanya, dari mulai bangun tidur, sampai beliau tertidur lagi. Hingga saya sadar, saya bukanlah apa-apa jika tidak ada beliau.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi kewajiban kita agar selalu menghormati dan menyayangi kedua orang tua dengan baik di setiap harinya. Akan tetapi sang ibu peri mempunyai hari istimewanya tersendiri, karena di hari ini, seluruh jasa dan pengorbanan seorang ibu patut dihargai dan diapresiasi oleh kita sebagai anaknya.
Bagi saya, seorang siswi dengan seragam putih abu-abu, anak perempuan pertama yang lahir dari rahim seorang ibu. Ibu adalah kata sifat dan kata kerja yang tergabung menjadi satu. Bukan melebih-lebihkan, tapi memang itulah adanya. Sosok multitasking dan multitalenta yang menjadi role model dalam kehidupan saya. Baik secara tutur kata, cara bersikap, gaya bahasa, bahkan mungkin banyak hal-hal kecil lainnya, yang tidak disadari saya pelajari dari beliau. Dan ibu, adalah sosok yang paling berpengaruh dalam hidup saya.
ADVERTISEMENT
Ibu saya adalah seorang yang cantik, kuat dan mandiri. Baik fisiknya, maupun hatinya. Selalu berusaha tegar dan tenang dalam kondisi apapun, walaupun kita tidak tahu saat dini hari beliau terlelap dengan nyenyak atau dengan air mata yang mengalir di pipinya. Seorang ibu dengan ikhlas mempersilahkan kita lahir ke dunia walau beliau tahu akan ada bagian tubuhnya yang terluka, bahkan beliau pertaruhkan hidup dan matinya untuk melahirkan kita. Beliau rela terjaga dalam waktu istirahatnya hanya untuk memastikan kita tertidur dengan lelap. Di saat kita sakit, ibu selalu ada untuk menjaga dan merawat kita hingga sembuh, beliau juga tetap menyusui walau terkadang putingnya terasa sakit. Salutnya, beliau tetap tersenyum walau dalam keadaan lelah dan terluka. Itu hanya seberapa. Belum lagi saat kita beranjak dewasa, lebih banyak hal yang beliau lakukan untuk kita. Jasa dan pengorbanan ibu untuk anaknya tidaklah terhitung jumlahnya. Puisi, syair, lagu, mungkin sudah banyak dibuat oleh para seniman untuk menggambarkan betapa besarnya pengorbanan seorang Ibu. Tapi itu tidaklah cukup.
ADVERTISEMENT
Banyak peran yang bisa dilakukan oleh seorang ibu dalam satu waktu. Menjadi guru, koki, dokter, perawat, bahkan seringkali beliau menjadi pahlawan yang siap sedia demi kebaikan keluarga kecilnya, beliau lakukan apapun sekuat tenaga dengan ikhlas. “Jadi ibu itu gak boleh sakit.” Katanya, dengan badan yang terlihat pegal dan raut wajah kelelahan yang masih saja ditutupi oleh senyuman. Di usia remaja, kadang kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan bersamanya. Bertengkar karena tidak boleh pulang terlalu malam, omelan ibu yang terdengar ke seluruh penjuru rumah, tidak diberi uang jajan, dilarang main ponsel terlalu lama, ya... masih banyak yang lainnya. Semua itu dilakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Terutama untuk bekal kita saat dewasa kelak.
ADVERTISEMENT
Bagaikan Srikandi berhati peri, seorang ibu bisa menjadi sosok yang lemah lembut sekaligus tegas dan kuat. Ibu bisa menggantikan sosok ayah, tapi ayah belum tentu bisa menggantikan sosok ibu. Ibu bisa mengurus seratus anak, tapi seratus anak belum tentu bisa mengurus satu ibu. Itulah hebatnya seorang ibu, kuat dan penyayang. Kasihnya tiada tara, tidak akan pernah bisa terbalaskan. Dengan profesinya menjadi ibu rumah tangga tidak menghalanginya untuk terus berkarir, dan berkarya, baik itu sekedar hobi, maupun membantu perekonomian keluarga. Begitu banyak yang telah ibu berikan, bahkan doanya begitu cepat terkabulkan oleh sang Ilahi, walaupun itu hanya sekedar ucapan biasa. Doa dan restu dari seorang ibu dapat mengubah hidup kita 180 derajat.
ADVERTISEMENT
Saya mewakili seluruh anak Indonesia mengucapkan terimakasih kepadamu ibu, bunda, mama. Karena telah menyayangi dan mengasihi kami sedari kecil hingga saat ini. Sudah banyak berkorban dan berjuang demi kami. Mendidik dan berbuat yang terbaik untuk kami, tanpa mengenal lelah. Terimakasih untuk memaafkan kami saat berbuat banyak keasalahan. Terimakasih telah menjadi orang tua terbaik dengan versimu sendiri. Menjadi pahlwan saat kita tak bisa melakukan sesuatu dan membutuhkan pertolongan. Terimakasih juga karena telah menerima kami apa adanya, sehingga kami bisa menjadi diri sendiri tanpa harus menjadi orang lain. Maafkan kami, anakmu yang terkadang membuatmu jengkel, membuatmu marah, bahkan membuatmu menitikkan air mata karena kesalahan kami. Ridhoi dan izinkan kami untuk melakukan yang terbaik agar kelak bisa membanggakan dan membahagiakanmu. Semoga lelahmu, keringatmu, dan jerih payahmu, menjadi amal jariyah yang tidak terputus pahalanya.
ADVERTISEMENT
Ibu adalah pahlawan tanpa tanda jasa, sebagai garda terdepan bagi anak-anak penerus bangsa karena ibu adalah guru pertama dan utama. Terbukti dengan semua yang telah beliau lakukan kepada anak dan keluarganya, tidak bisa kita balas dengan apapun. Banyak yang dapat kita pelajari dari seorang ibu, dan banyak juga yang akan kita rindukan ketika beliau sudah tidak lagi hadir bersama kita. Mari manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menghormati dan menyanyangi ibu. Karena jika semua sudah terlambat, waktu tidak bisa kita putar kembali untuk memperbaikinya. Selamat hari ibu untuk ibuku dan seluruh ibu di Indonesia, jasamu seluas samudra dan sayangmu tidak akan pernah bisa tergambarkan.
-----------------------------------------------------------------------------------
Lomba Menulis
Tema : Ibu Pahlawan Kehidupan
ADVERTISEMENT
Judul : Srikandi Berhati Peri
Nama : Zulfah Hayatunnisa