Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perempuan Hebat: Berani Menjalani Hidup dengan Mandiri
6 Oktober 2022 11:35 WIB
Tulisan dari Zulfikar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Merdeka, merdeka, merdeka! Para perempuan di dunia patut antusias terhadap masa sekarang yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, sebab perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata. Terlebih lagi, perempuan selalu diprioritaskan dalam segala hal. Hal ini dapat mudah dijumpai pada realitas sosial. Mulai dari perempuan bebas memilih apa yang mereka suka, hingga mengungkapkan apa yang tidak suka.
ADVERTISEMENT
Sosial media menjadi wadah perempuan untuk mengutarakan perasaan mereka, para perempuan saling memberikan dukungan dalam bentuk menyukai pendapat tersebut bahkan meninggalkan komentar. Bahkan, seringkali para perempuan saling membantu mengangkat masalah yang dialami perempuan lainnya yang dirasa perempuan tersebut kehilangan hak asasinya sebagai perempuan.
Sangat nampak perubahan terhadap sistem patriarki atas segala pekerjaan pada zaman sekarang, banyak sekali perempuan yang melakukan apa yang mereka inginkan. Bukan atas paksaan, melainkan karena keinginannya sendiri, lihat bagaimana lingkungan sosial dipenuhi perempuan. Tidak lagi laki-laki saja yang dominan mengurus hal berbau lingkungan sosial.
Jika zaman dahulu perempuan semasa hidupnya terkurung dalam aturan dan dianggap lemah (serta aib), sekarang perempuan tidaklah demikian. Mereka tetap merealisasikan atas gerakan emansipasi yang dicetus oleh pahlawan perempuan, R.A. Kartini. Beliau lah yang menentang keras patriarki dan mewujudkan kesetaraan kedudukan perempuan.
ADVERTISEMENT
Kevin Liliana (pemenang Putri Indonesia Lingkungan 2017) mengungkapkan dalam media gathering di Jakarta, Jumat (5/8) bahwa definisi perempuan merdeka adalah ketika perempuan bertanggung jawab atas kodrat tapi ada ruang untuk berekspresi dan berkarya.
Keterangan diatas benar demikian, sebab kebebasan dalam melakukan segalanya yang menentukan apakah perempuan sudah merdeka atau belum. Kalau melakukan kegiatan dengan tidak adanya kebebasan, apakah disebut merdeka? Sudah pasti jawabannya, tidak! Kebebasan adalah hakikat dari merdeka. Jika perempuan merasa hidupnya tidak bebas karena aturan seseorang maka hidupnya belum merdeka.
Realita yang sering ditemukan, perempuan lebih banyak aktif dan sigap melakukan segalanya. Beberapa faktor pendukung memperkuat dugaan tersebut, faktor yang konkret dapat dikatakan mengapa demikian ialah populasi perempuan di dunia lebih banyak dibanding laki-laki. Skala populasi antara perempuan dengan laki-laki adalah 4:1. Hal tersebut secara tidak langsung membuat wanita jauh lebih unggul dibanding laki-laki.
ADVERTISEMENT
Tidak sulit menemukan lowongan pekerjaan yang salah satu syaratnya ialah berjenis kelamin perempuan, bukan bertujuan mendiskriminasi gender. Tetapi zaman sekarang, wanita mampu melakukan apapun secara leluasa, dan wanita dapat bekerja di bidang apa saja selagi mereka memiliki kekuasaan.
Dari segi proporsi lapangan pekerjaan (sumber Sakernas dalam BPS), perempuan memenangkan kedudukan dalam pekerjaan informal dibanding formal, jelas membuktikan perempuan tidak lagi ingin bertumpu pada ketatnya aturan. Sebaliknya, perempuan membutuhkan pekerjaan yang santai sehingga menciptakan suasana lingkungan pekerjaan yang nyaman.
Bukti di atas diperkuat dengan banyaknya usaha bisnis yang dibaliknya terdapat sosok perempuan, contoh nyata dari pernyataan tersebut dapat dikaitkan dengan usaha bisnis kuliner Bittersweet by Najla yang dimana dibalik suksesnya brand bisnis kue tersebut ialah Najla Bisyir, yang dulunya menjual 30 dessert box setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Dalam sosial medianya (berkolaborasi dengan salah satu brand sampo), ia memberikan inspirasi untuk perempuan berhijab untuk melalukan lebih. “DO MORE karena sukses itu hak semua orang untuk lebih jeli melihat peluang.”
Lainnya, dari salah satu web survei memaparkan hasil distribusi persentasi pekerja perempuan Indonesia menurut jenis pekerjaan. Tiga teratas diantaranya; tenaga usaha penjualan, tenaga usaha pertanian, tenaga produksi. Dari penjabaran tersebut menjelaskan perempuan sekarang sama tangguhnya seperti laki-laki.
Tidak jarang sekarang bahwa banyak perempuan menjadi tenaga usaha penjualan suatu bisnis, mereka merasa dengan menjadi tenaga usaha penjualan berarti mereka mampu menggunakan waktu dengan sebaik mungkin dan percaya akan gesitnya dalam bekerja. Alasan lain mengapa perempuan lebih condong menjadi tenaga usaha penjualan, sebab perempuan menyadari kegesitan mereka yang terbentuk karena kemandirian dapat dimanfaatkan dengan hal lain yang mampu menghasilkan uang.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, masih banyak yang salah kaprah terhadap istilah “emansipasi wanita”. Mereka (wanita) mengartikan emansipasi wanita adalah penyetaraan hak dengan laki-laki dari segala hal, padahal Kartini menyuarakan emansipasi untuk memperjuangkan hak-hak wanita saja. Tidak sampai melanggar kodrat perempuan.
Kini perempuan sudah sadar bahwa zaman terus mengalami kemajuan dan tidak terelakkan, maka dari itu kemandirian mereka dipergunakan untuk memakmurkan diri sendiri serta tidak dapat dipungkiri jika perempuan membutuhkan teman hidup untuk melanjutkan keturunan karena sesungguhnya wanita tetap menyadari kodratnya bahwa mereka suatu saat akan menikah dan memiliki suami serta anak di masa tua nanti.
Zaman sudah berkembang bukan berarti perempuan mampu melakukan apapun dengan alibi “kebebasan”, karena sejatinya beberapa hal tidak dapat dilanggar dengan alibi tersebut. Apalagi menyangkut kodrat perempuan. Di sini juga diperlukan peran laki-laki untuk menyadarkan batasan atas “kemerdekaan Hak Asasi perempuan”.
ADVERTISEMENT
Laki-laki pun harus terbuka terhadap kebebasan perempuan, beri perempuan ruang untuk berkarya dan bebas dengan kemampuannya. Mungkin dengan cara ini, perempuan akan menghasilkan sesuatu yang lebih bahkan bisa jadi hasil tersebut memiliki manfaat terhadap laki-laki sendiri.
Ada kalanya agama dan hukum saling dipegang teguh secara adil dan bijaksana agar kehidupan tidak terpengaruh oleh perkembangan zaman dan perubahan pola pikir dari masuknya budaya asing yang mulai mengikis nilai-nilai agamis, sebab budaya barat cenderung bertumpu pada kepercayaan.
Penulis.