Konten dari Pengguna

Mahasiswa di Ambang Batas : Ketika Stres Menjadi Ancaman

Fariz Fajar Ramadhan
Mahasiswa Psikologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
26 November 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fariz Fajar Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pria sedang mengalami stres (Photo by jcomp: https://www.freepik.com/free-photo/man-using-laptop-office-doing-document analysis_10401797.htm#fromView=search&page=1&position=9&uuid=3cc60df7-7457-42ea-ba33-8b27fe1dce17)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria sedang mengalami stres (Photo by jcomp: https://www.freepik.com/free-photo/man-using-laptop-office-doing-document analysis_10401797.htm#fromView=search&page=1&position=9&uuid=3cc60df7-7457-42ea-ba33-8b27fe1dce17)
Apakah Anda sebagai mahasiswa pernah mengalami stres akibat beban tugas kuliah, harapan untuk meraih IPK tinggi, atau kesulitan menyeimbangkan kehidupan akademik dan pribadi? Stres sebenarnya merupakan hal yang umum dialami. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, stres dapat berkembang menjadi masalah serius, bahkan hingga memunculkan ide bunuh diri. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara mendalam tentang stres dan kaitannya dengan risiko munculnya ide bunuh diri. Selamat membaca!
ADVERTISEMENT

Mengapa Mahasiswa Rentan Mengalami Stres?

Ilustrasi mahasiswa sedang stres (Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/woman-in-red-t-shirt-looking-at-her-laptop-3755761/
Mahasiswa seringkali memiliki ekspetasi tinggi terhadap kesuksesan akademiknya, sehingga tidak jarang tekanan ini berubah menjadi stres yang memengaruhi kehidupan mereka. Lantas, apa yang menjadi pemicu stres pada mahasiswa?
Menurut penelitian Lalenoh et al. (2021), stres pada mahasiswa dapat diakibatkan karena belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, merasa cemas dengan ujian, dan takut gagal menyelesaikan studi. Selain itu, cara mengajar dosen yang kurang menarik, jadwal kuliah yang padat, dan hubungan yang buruk dengan teman sebaya juga dapat menjadi faktor stres pada mahasiswa.

Memahami Tingkatan Stres: Dari Ringan hingga Berat

Stres memiliki 3 tingkat, yaitu: stres ringan, stres sedang, dan stres berat.

Stres Ringan

Stres ringan adalah tingkat stres yang dampaknya cenderung minimal seperti munculnya sakit kepala dan sering kali dapat diatasi tanpa membutuhkan bantuan ahli atau profesional. Selain itu, mahasiswa yang memiliki stres ringan mungkin merasa sedikit kewalahan, tetapi masih mampu menyelesaikan tugas dan melakukan aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT

Stres Sedang

Stres sedang adalah tahap stres di mana dampaknya mulai terasa lebih signifikan pada berbagai aspek kehidupan. Dampaknya pada fisik adalah seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan. Selain fisik, stres sedang dapat mengganggu konsentrasi dan fokus, serta membuat mahasiswa menjadi lebih mudah marah.

Stres Berat

Stres berat adalah kondisi stres paling parah karena dapat membuat seseorang kehilangan minat dalam segala hal, merasa tidak berharga, putus asa, kehabisan energi, tertekan, dan tidak mampu lagi menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.
Stres secara keseluruhan dapat memicu banyak hal negatif pada mahasiswa seperti depresi, penggunaan narkoba, kecanduan alkohol, melakukan tindakan kejahatan, dan yang paling parah adalah munculnya pemikiran untuk melakukan bunuh diri.
Lalenoh et al. (2021) menyatakan bahwa “Semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi pula ide bunuh diri begitu juga sebaliknya.” Dapat diketahui bahwa stres berat atau tingkat stres yang paling tinggi dapat menimbulkan ide bunuh diri, sedangkan stres sedang dan stres ringan memiliki kemungkinan ide bunuh diri yang kecil.
ADVERTISEMENT

Strategi Jitu Melawan Stres

Ilustrasi orang mendengarkan musik (Photo by Gustavo Fring: https://www.pexels.com/photo/cheerful-woman-using-smartphone-and-listening-to-songs-4127622/)
Rosiek et al. (dalam Lalenoh et al., 2021) menyatakan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menangani stres dan mencegah munculnya ide untuk melakukan bunuh diri seperti melakukan olahraga yang dapat memperbaiki mood dan mendengarkan musik untuk mendapatkan suasana yang rileks.
Buitron et al. (dalam Lalenoh et al., 2021) menjelaskan bahwa perlu adanya kontribusi dan dukungan sosial dari lingkungan sekitar serta mahasiswa juga disarankan untuk mengikuti layanan konseling untuk menceritakan masalahnya tanpa takut dihakimi serta mendapatkan strategi yang tepat untuk menangani stres dari seorang profesional.
Stres adalah hal yang wajar dialami oleh mahasiswa. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, stres dapat berdampak buruk, mulai dari yang ringan seperti sakit kepala sampai yang paling parah yaitu munculnya ide bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Dengan mengelola stres yang baik, mahasiswa dapat menghadapi tekanan akademik dengan lebih baik serta mencegah risiko untuk melakukan bunuh diri. Ingat, mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan dan keberanian!