Ramadan: Saatnya merenungkan dan menyelamatkan bumi kita

350.org Indonesia
Kami membangun gerakan iklim global. Mari beralih dari #energikotor menuju #energibersih terbarukan.
Konten dari Pengguna
13 Mei 2019 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 350.org Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Bulan ini memberi kita kesempatan merenung dan mengevaluasi hubungan kita dengan alam dan sesama.

Kredit Foto: 350.org Indonesia/PWYP
Hari ini pekan kedua bulan suci Ramadan. Dalam bulan ini, diperkirakan sebanyak 1,8 juta orang--sekitar seperempat populasi dunia--berpuasa sejak fajar hingga petang.
ADVERTISEMENT
Ramadan adalah bulan pertama kali Alquran diturunkan. Oleh karena itu, setiap tahun umat Islam memperingatinya dengan berpuasa, mengingat Tuhan (Allah), dan menjalankan perintah Allah seperti yang tertulis dalam Alquran dan Hadis (sabda Nabi Muhammad SAW).
Sejak Kesepakatan Paris ditandatangani pada Desember 2015, laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada Oktober 2018 memaparkan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa kita perlu mengambil langkah penting dengan cepat untuk menjaga agar kenaikan suhu tidak melebihi 1,5 derajat karena ancaman perubahan iklim semakin terlihat jelas.
ADVERTISEMENT
Minggu lalu, riset dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) menunjukkan bahwa kita berada di keadaan 'darurat alam dan manusia' dan bahwa perubahan iklim telah memengaruhi alam di berbagai belahan dunia serta menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati. Planet kita memanas, permukaan laut terus naik, sejumlah negara dihantam angin topan yang dahsyat. Hampir 40% jenis serangga ada di ambang kepunahan.
Perubahan iklim terus mengakibatkan banjir, kebakaran hutan, gelombang panas, badai, dan kekeringan di sejumlah wilayah di seluruh dunia. Tahun 2018 adalah tahun terpanas keempat yang tercatat dalam sejarah. Lapisan es di kutub mengalami dampak yang mengerikan dan badai ekstrem terus merusak banyak wilayah di muka bumi.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan isi laporan IPCC tentang tindakan yang diperlukan: mencegah peningkatan suhu agar tidak melampaui 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri berarti transisi yang "cepat dan berpengaruh besar" pada sumber energi, infrastruktur, industri, dan transportasi. Itu berarti kita harus mengurangi emisi karbon sebanyak 45% dari tingkat emisi karbon tahun 2010 selama 10 tahun berikutnya.
Aksi dan inisiatif untuk mengatasi perubahan iklim bermunculan di pelbagai belahan dunia, yang bertujuan untuk menghentikan penggunaan energi fosil. Saat ini kita menyaksikan momen langka meningkatnya gerakan global yang belum pernah terjadi dan menuntut aksi untuk mengatasi perubahan iklim .
Kredit foto: Jean-Jacques Kissling
Di berbagai belahan dunia, aksi untuk mengatasi perubahan iklim meningkat dengan cepat; mulai blokade yang dilakukan Extinction Rebellion selama seminggu di London, hingga seruan pelaksanaan Green New Deal yang bergema di pelbagai tempat di dunia dari Amerika Serikat sampai Spanyol. Mulai meningkatnya jumlah kota dan negara yang mendeklarasikan keadaan iklim darurat hingga keberhasilan besar gerakan divestasi dengan membatalkan izin operasi industri energi kotor.
ADVERTISEMENT
Tak jadi soal, jika kamu seorang Muslim yang berpuasa saat Ramadan atau bukan, bulan ini adalah kesempatan bagi kita untuk bergerak bersama, dan ajakan untuk fokus pada perenungan dan peningkatan keimanan, komitmen untuk membuat dunia lebih baik dengan tidak menyerah dan untuk tetap bersatu sambil terus berjuang melawan perubahan iklim. Kita harus melawan perubahan iklim bersama-sama dan sekaranglah saat yang tepat, sebelum kita kehilangan semua yang kita perjuangkan.

Jika kamu tertarik untuk berperan lebih banyak untuk mendukung gerakan iklim, kunjungi fossilfree.id dan isi petisi kami.

Disadur dari artikel asli di sini