Ada Holding BUMN Perumahan, Harga Rumah Subsidi Bisa Lebih Rendah

15 November 2018 20:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Kementerian BUMN di Medan Merdeka Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Kementerian BUMN di Medan Merdeka Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menargetkan pembentukan Holding BUMN Perumahan dan pengembangan kawasan akan selesai pada Desember 2018. Setelah penyerahan akta inbreng dari anggota holding ke induk holding yaitu PT Perumahan Umum Nasional (Perumnas), mereka akan menjalankan rencana strategis.
ADVERTISEMENT
Direktur SDM dan Pengembangan Bisnis PT Wijaya Karya, Novel Arsyad, mengatakan adanya Holding BUMN Perumahan akan membuat harga rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lebih murah. Tapi, Novel masih belum bisa merinci berapa harga rumah murah yang dimaksud.
"Saya enggak bisa ngomong sekarang. Yang jelas nanti harganya terjangkau, kita akan follow aturan yang ada di pemerintah," kata Novel di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/11).
Anggota holding perumahan terdiri dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Virama Karya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Indah Karya (Persero), dan PT Bina Karya (Persero).
Novel mengatakan jumlah rumah MBR nantinya akan ditambah lebih banyak. Sebelum ada holding ini, rumah yang dibangun di kisaran 2 juta unit sampai 2028. Tapi, dengan adanya holding, pada 2019 holding perumahan akan membangun rumah MBR 4,7 juta unit, naik 2 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Untuk aset perusahaan, Novel menjelaskan nilainya akan naik berkali-kali lipat. Dia menghitung nilai aset dalam 10 tahun akan naik dari Rp 174 triliun menjadi sekitar Rp 750 triliun.
"Itu setelah holding. Cukup besar. Karena di sini ada WIKA, PP, Perumnas, dan kita memanfaatkan dari sisi pemerintah, BUMN, maupun dari aset yang ada. Saya yakin itu bisa kita lakukan. Itu dalam kurun waktu 10 tahun," jelasnya.
Sebelum membangun rumah MBR, ada tahap Holding Perumahan untuk bisa menjalankkannya, yaitu membentuk subholding diisi anak usaha anggota holding yang proyek pengerjaan di lapangan serupa, seperti anak usaha di bidang properti, bangun rumah, atau jalan tol.
Nantinya, holding perumnas akan membangun Megatownship seperti Bumi Serpong Damai. Selama ini, perusahaan negara belum ada yang membangun properti satu komplek lengkap dengan area komersial di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, mereka tengah mencari lokasinya, kurang lebih akan didirikan di atas area 20 ribuan hektare. Proyek ini akan dilakukan bertahap karena bakal ada masa transisi di dalam anak usaha subholding. Perkiraannya proyek Megatownship berjalan efektif pada 2020.
"Lokasinya sudah cukup banyak. Kalau bicara jalan tol yang ada di Jawa kan cukup banyak. Sehingga dengan koneksinya tol selatan sampai Jakarta, banyak lokasi yang bisa kita manfaatkan. Kalau bicara area, yang sudah kita data itu lebih dari 20 ribuan hektare. Itu total di Jawa. Kita baru di Jawa," katanya.