Astra Mulai Dapat Untung dari Bisnis Jalan Tol

26 Agustus 2019 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
zoom-in-whitePerbesar
Suasana tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
ADVERTISEMENT
PT Astra International Tbk (ASII) terus mengincar proyek infrastruktur yang dilelang oleh pemerintah, baik di bidang tol maupun energi. Sebab perusahaan memandang sektor infrastruktur cukup menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Pada semester I 2019, Astra International memperoleh kontribusi laba bersih dari sektor infrastruktur dan logistik sebesar Rp 83 miliar, melonjak dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sekitar Rp 4 miliar.
"Infrastruktur tol yang dimiliki Astra kini sudah membuahkan hasil," kata Direktur Utama Astra International, Prijono Sugiarto dalam Public Expose di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/8).
Saat ini, Astra International memiliki 6 ruas tol sepanjang 350 km di Indonesia, yakni Tol Tangerang-Merak, Jombang-Mojokerto, Semarang-Solo, Cikopo-Palimanan, Kunciran-Serpong dan Serpong-Balaraja.
Mobil melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Dari 6 ruas tol itu, 4 ruas tol sepanjang 338,6 km telah be‎roperasi. Sementara 2 ruas tol sisanya yakni Kunciran-Serpong dan Serpong-Balaraja sepanjang 11,2 km masih tahap pembangunan.
"Jalan tol, kami memiliki sepertiga-lah dari Trans Jawa ini dari total 1.000 km. Ada 6 jalan tol yang kami miliki," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Prijono menambahkan, pemerintah yang masih fokus dalam pembangunan infrastruktur menjadi peluang bisnis bagi perusahaannya. Menengok tak semua infrastruktur tidak bisa dibangun oleh APBN.
Menurut dia, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B yang dibangun Astra Group di Jepara berkapasitas 2x1.000 MW akan beroperasi di 2021. PLTU itu diyakini dapat menambah pendapatan Astra.
"Kami tetap tertarik untuk masuk infrastruktur karena kami need to investasi lebih giat lagi karena enggak bisa semua dihandle oleh pemerintah," jelas Prijono.