Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Bikin Garam Industri Pakai Bestekin, Petambak Harus Rogoh Rp 1 Miliar
30 Maret 2018 15:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun rupanya, memproduksi garam industri dengan menggunakan teknik bestekin tidaklah murah. Para petambak yang tergabung dalam sejumlah koperasi harus merogoh kocek hingga Rp 1 miliar untuk setiap 1 hektare lahan garam. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli sekat plastik hitam sebesar Rp 500 juta dan peralatan seperti vakum serta teknologi solar lighter sebesar Rp 500 juta.
"Untuk harganya sampai sekarang belum kita pastikan. Tapi ini akan lebih efisien karena tingkat produktivitasnya tinggi, jadi jatuh per kilogram (kg) biaya produksi akan jadi lebih murah," ungkap Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di lokasi Demplot, Indramayu, Kamis (29/3).
Jakfar menyatakan garam hasil produksi akan dipasarkan melalui Koperasi Sekunder Induk Garam Nasional yang beranggotakan Koperasi Primer Garam yang berada di 21 kabupaten/kota penghasil garam. Koperasi primer ini merupakan koperasi yang mengelola Gudang Garam Nasional (GGN) dengan kapasitas 2.000 ton yang dibangun melalui Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
ADVERTISEMENT
"Jadi untuk industri yang mau beli garam ini bisa langsung ke koperasi sekunder yang ada di 21 sentra garam. Garam ini pun bisa untuk garam farmasi karena NaCl-nya tinggi," tutur dia.
Di tempat yang sama, Direktur Jasa Kelautan KKP Moh Abduh Nurhidajat bercerita selama ini produk garam industri dalam negeri masih didominasi oleh produk impor. Minimnya pasokan garam nasional mengharuskan pemerintah melakukan impor untuk memenuhi permintaan industri.
Untuk itu, KKP sebisa mungkin akan mengurangi ketergantungan impor garam dengan menggenjot produksi dalam negeri. KKP menargetkan setiap 1 hektare tambak garam yang dikelola dengan teknik bestekin mampu menghasilkan 2.000 ton garam industri per tahun.
"Jadi akan kita dorong semua sentra garam untuk menggunakan metode ini. Tahun ini kita refleksi sedangkan tahun depan diharapkan sudah semua sentra garam bisa menggunakan metode ini. Jadi enggak hanya ini (di Indramayu)," timpal Abduh.
ADVERTISEMENT
Adanya teknik bestekin mampu mempercepat proses produksi garam. Jika dengan teknik biasa atau prisma butuh waktu kurang lebih selama 24 sampai 30 hari, dengan teknik bestekin cukup sehari saja.
"Jadi prosesnya bisa 4 jam sudah bisa panen sekitar 1 ton. Jadi kita sudah pakai teknologi untuk hitungan hari. Kita juga masih memanfaatkan matahari karena kita tetap memaksimalkan matahari sehingga dapat mengurangi biaya produksi," jelas dia.