Dengan Teknik Bestekin Garam Lokal Mampu Diserap Industri

30 Maret 2018 14:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi garam industri dengan metode Bestekin. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produksi garam industri dengan metode Bestekin. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Petambak di Desa Eretan Kulon, Indramayu, Jawa Barat, sudah membuktikan bahwa mereka mampu memproduksi garam dengan kualitas industri. Garam yang dihasilkan tidak kalah dengan yang diimpor dari Australia maupun India yaitu memiliki warna putih bersih dan mengandung NaCl 99,88%.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan garam sebagus itu, para petambak hanya melakukan teknik sederhana. Lahan tempat produksi garam disekat dengan menggunakan plastik hitam. Air laut kemudian dialirkan lewat pipa yang sudah dilengkapi dengan penyaringan. Teknik ini dikenal dengan nama bestekin.
Direktur Jasa Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Moh Abduh Nurhidajat mengungkapkan pembuatan garam dengan teknik bestekin memang cukup sederhana. Hasil panen yang didapat para petambak juga lebih banyak dan kualitas garam sangat baik.
"Jadi metode ini dengan treatment di awal untuk menghilangkan senyawa yang lain-lain sehingga proses pengkristalan semakin cepat," kata Abduh saat ditemui kumparan (kumparan.com) di lokasi Demplot Garam Industri di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/3).
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Abduh menambahkan proses produksi garam dengan teknik bestekin menggunakan sistem evaporasi vakum sehingga bisa mempercepat laju penguapan air laut menjadi garam. Air yang sudah ditreatment dimasukkan ke dalam vakum dan akan dipanaskan dengan menggunakan cahaya matahari melalui teknologi solar lighter.
ADVERTISEMENT
"Nanti untuk pengaplikasinnya akan menggunakan vakum dengan skala besar dengan diameter 2 meter sehingga bisa menghasilkan garam lebih cepat," imbuhnya.
Untuk tahap awal kata Abduh, air laut yang sudah disaring perlu melewati tiga tahapan treatment sebelum akhirnya dipanaskan dengan menggunakan vakum. Pertama, air yang berasal dari laut perlu dipisahkan dari kandungan magnesium. Setelah itu barulah air tersebut dipisahkan kembali dari kandungan gypsum dan diikuti pemisahan kandungan hidrogen klorida.
Untuk proses treatment atau pemisahan senyawa kimia tak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 3-4 jam. Semakin murni kadar air laut maka semakin cepat prosesnya.
"Jadi kita masukan air itu jam 17.00 WIB, kita kasih kapur untuk mengendapkan beberapa zat besinya atau logam beratnya, kurang lebih pengendapan alami itu 4 jam. Nanti setiap tahap kadar airnya harus memiliki tingkat pH (derajat kesamaan) 8," jelasnya.
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Ia menuturkan dari beberapa metode proses produksi garam, teknik bestekin inilah yang paling cepat. Sebab proses pemisahan senyawa-senyawa kimia di tahap awal tadi menyebabkan naiknya laju penguapan air laut menjadi garam. Selain itu keunggulan lainnya dari teknik ini adalah garam mengandung NaCl tinggi dan tidak terkena kotoran lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau dengan metode prisma, senyawa kimia lainnya tidak hilang dan proses prisma hampir sama dengan tradisional keuntungannya dia punya cadangan air laut karena tidak kehujanan tapi untuk prosesnya sama saja sekitar 21 hari. Jadi proses yang bagus itu harus diawali dengan menghilangkan impuritas menghilangkan senyawa mineral lain selain NaCl," jelasnya.