Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Transaksi remitansi (pengiriman uang ke negara asal) pekerja migran Indonesia di Hong Kong tercatat terus meningkat. Hal itu bisa terlihat setiap hari Minggu, antrean pekerja migran Indonesia kerap terjadi di kantor BNI Remittance Ltd di Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Untuk memudahkan para pekerja migran Indonesia, BNI fokus mengembangkan digitalisasi. Selain kemudahan membuka rekening tabungan dengan fitur e-form yang bisa dilakukan dengan mobile apps, BNI juga bekerja sama dengan beberapa penyedia layanan remitansi digital di Hong Kong.
"Kami sebelumnya bekerja sama dengan Uniforex Limited dan Best Remittance (Best Sun Trading Ltd). Saat ini kami sedang finalisasi kerja sama dengan Currency Fair," kata Direktur BNI Remittance Ltd, Eko Kristianto, kepada kumparan di Hong Kong.
Eko mengatakan, untuk Uniforex dan best remittance, saat ini sudah berjalan. Untuk Uniforex transaksinya masih dilakukan manual. TKI harus datang ke counter-nya. Sedangkan Best Remittance, saat ini sudah memiliki 40 agen yang tersebar di toko-toko Indo dan pasar basah di Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Menurut Eko, Best Sun Trading memang memiliki dua bisnis utama, yakni remittance dan trading. Toko-toko Indo yang ada di Hong Kong seluruhnya disuplai oleh Best. Kemudian Best menawarkan kepada toko-toko itu menjadi agen remitansi.
"Mereka sudah punya teknologinya. Jadi toko Indo dan pasar basah yang sering didatangi para pekerja migran ditawarkan untuk bisnis remitansi. Best ini sudah kerja sama dengan BNI," ujarnya.
Saat ini, ada 40 agen Best Remittance. Nantinya, kalau para pekerja migran Indonesia ingin mentransfer uang, mereka tinggal memberikan cash ke agen dan nanti akan terdata di server Best. Otomatis masuk ke rekening BNI.
"Nanti rutin harian orang Best collect uangnya ke agen-agen itu," ujarnya.
Yang menarik, kata Eko, juga kerja sama antara BNI dan Currency Fair Limited. Pekerja migran Indonesia nantinya bisa mengirimkan uang ke Tanah Air cukup datang ke outlet 7 Eleven atau yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Sevel dan Circle K.
ADVERTISEMENT
Teknisnya, para TKI nanti tinggal memberikan uang tunai jumlah yang akan dikirim, lalu scan barcode. Nantinya data pengiriman akan masuk ke e-wallet aplikasi Currency Fair dan pekerja migran tinggi pilih menu pengiriman ke BNI.
"Saat sudah masuk ke BNI, dia tinggal atur pengiriman melalui mobile banking BNI ke rekeningnya," katanya.
Kerja sama ini menurut dia akan sangat memudahkan para pekerja migran yang memiliki waktu terbatas. Sebab, outlet 7 Eleven di Hong Kong jumlahnya mencapai 800, ditambah outlet Circle K.
Eko mengatakan, penjajakan kerja sama dengan Currency Fair berlangsung cukup singkat. Saat ini, hanya tinggal finalisasi agreement dan development data host to host untuk menghubungkan server BNI dan Currency Fair agar data berlangsung secara real time.
ADVERTISEMENT
"Itu sekitar sebulan. Setelah itu uji coba transaksi sebulan. Kalau agreement dengan Sevel atau Circle K itu nanti yang mengurusnya dari Currency Fair," katanya.
Berdasarkan data BNI, slip transaksi remitansi dari Hong Kong hingga pada semester I 2019 mencapai 78.341 yang melalui counter BNI Remittance dan partner. Jumlah tersebut tumbuh 134 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 33.535 slip transaksi.
Sementara untuk transfer melalui ATM, jumlahnya juga meningkat. Pada semester I tahun ini, jumlah transaksinya mencapai 100.312 slip. Sementara pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 61.393 slip.
Adapun secara nilai, total transaksi pada semester pertama tahun ini mencapai Rp 615 miliar, terdiri dari transaksi melalui counter BNI dan partner Rp 373 miliar dan melalui ATM Rp 242 miliar.
ADVERTISEMENT
Jumlah tersebut naik 68 persen dibandingkan semester pertama 2018 yang nilai transaksinya Rp 207 melalui counter BNI dan partner serta Rp 158 miliar transaksi remitansi yang melalui ATM.
Saat ini, setiap bulan ada 1.000 orang pekerja migran di Hong Kong yang membuka rekening BNI. Dari total tersebut, pembukaan 600 rekening diproses secara konvensional atau nasabah datang ke kantor dan 400 rekening diterbitkan melalui e-form yang dibantu agen digital.
"Total sampai akhir Juni 2019 sebanyak 2.500 rekening diterbitkan melalui e-form," ujarnya.