Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pejabat Pemerintah Arab Saudi sedang membahas penundaan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perusahaan minyak mereka, Saudi Aramco . Hal ini dipengaruhi serangan drone ke dua kilang milik BUMN perminyakan pemerintah Saudi itu.
ADVERTISEMENT
Mengutip Wall Street Journal, Reuters melaporkan opsi tersebut diambil, setelah dampak serangan memangkas drastis produksi minyak Arab Saudi. Padahal pertemuan dengan kalangan analis dan bankir, sebagai bagian persiapan IPO tersebut sudah dijadwalkan dalam waktu dekat.
Tapi pejabat sektor energi Arab Saudi dan eksekutif Aramco, memperdebatkan penjadwalan ulang IPO. Setidaknya sampai perusahaan kembali beroperasi dan berproduksi secara normal.
Dua kilang milik Saudi Aramco , yakni di Abqaiq dan Khurais, telah diserang sekitar 10 drone pada Sabtu (14/9). Akibat serangan itu, fasilitas pengolahan terbakar. Kerusakan di dua kilang tersebut, telah membuat Saudi Aramco kehilangan produksi sebanyak 5,7 juta barel per hari.
Kelompok Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tapi pejabat Pemerintah Amerika Serikat (AS), menyebut Iran ada di balik serangan itu.
Saudi Aramco telah merencanakan menjual sebagian sahamnya ke publik, sejak 2018 silam. Tapi rencana itu tertunda-tunda, antara lain dipengaruhi rendahnya harga minyak dunia. Soal di bursa mana saham Aramco akan dilepas, juga menjadi perdebatan. Antara di New York (Wall Street), bursa di Asia yang merupakan pasar utama minyak produksi Aramco, atau di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Reuters mengungkapkan, Aramco akan melepas 1 persen sahamnya di bursa Riyadh sebelum akhir tahun ini. Kemudian 1 persen saham lainnya akan kembali dilepas pada 2020 mendatang. Valuasi Saudi Aramco ditaksir mencapai USD 2 triliun. Sehingga setiap 1 persen sahamnya, diperkirakan bernilai USD 20 miliar.