Investasi Perkebunan Kakao Sepi Peminat, Apa Alasannya?

4 September 2019 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebun kakao di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kebun kakao di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus mendorong industri pengolahan kakao untuk meningkatkan kapasitas produksi di dalam negeri. Namun sayangnya, produksi biji kakao di Indonesia terus menurun. Biji kakao adalah bahan baku utama untuk memproduksi cokelat.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasannya adalah karena banyak pohon kakao di Indonesia berusia tua. Tidak hanya itu, mayoritas perkebunan kakao di Indonesia dikelola secara individual oleh petani. Sedangkan investasi swasta di perkebunan kakao masih minim.
Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Piter Jasman, mengakui investasi kakao di hulu masih minim. Nasibnya berbanding terbalik jika dibandingkan dengan kelapa sawit. Lalu apa alasannya?
"Salah satu masalah pencurian ya kan, jadi beda dengan sawit. Jadi orang yang nanam itu udah keluar biaya gede (besar) karena banyak pencurian. Jadi tidak ada industri besar yang masuk ke hulu," ujar Piter saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).
Kebun kakao di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Sehingga, kondisi sekarang mayoritas perkebunan kakao dikelola oleh petani.
ADVERTISEMENT
"Itu umumnya petani perorangan jadi dia pemiliknya dikelola sendiri itu yang terjadi di Indonesia," tambah Piter.
Piter melanjutkan, produksi kakao di dalam negeri terus menurun dari tahun ke tahun. Ini imbas dari banyaknya pohon kakao yang berusia tua. Piter meminta pemerintah untuk segera replanting pohon kakao.
"Hulu itu di kebun selama ini mungkin bantuan dari pemerintah kurang ya produksi kan turun terus jadi sehingga industri kekurangan bahan baku pada akhirnya harus impor," imbuhnya.