Minim Peminat, Ubur-ubur Tangkapan Nelayan Cilacap Diekspor ke China

8 Agustus 2018 13:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur (Foto: Dok: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur (Foto: Dok: istimewa)
ADVERTISEMENT
Hewan laut bernama ubur-ubur memang kurang familiar bagi warga lokal untuk dikonsumsi. Maka tak jarang, ubur-ubur yang ditangkap nelayan justru lebih banyak diekspor ke negara lain.
ADVERTISEMENT
Hal itu yang terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Nelayan di sana kini sedang semringah karena panen ubur-ubur. Namun mayoritas ubur-ubur yang ditangkap justru diekspor ke China. Setiap hari, nelayan dengan kapal berukuran mini 8 Gross Tonage (GT) mampu menangkap hingga 4 ton ubur-ubur.
"Ubur-ubur hasil tangkapan nelayan di sini lebih banyak diekspor ke China," ujar nelayan sekitar bernama Christian kepada kumparan, Rabu (8/8).
Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur (Foto: Dok: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur (Foto: Dok: istimewa)
Christian menambahkan karena stok berlimpah, harga ubur-ubur di tingkat nelayan sangat murah. Setiap 1 kg ubur-ubur dibanderol dengan harga Rp 1.000. Nantinya, ubur-ubur ini dikumpulkan oleh para pengepul dan dikirim ke pusat pengolahan hasil perikanan untuk dikemas dan diekspor ke China.
"Di Indonesia, belum banyak kalangan yang suka makan ubur-ubur," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun ubur-ubur cuma dibanderol Rp 1.000 per kg, nelayan tetap senang. Margin keuntungan yang mereka dapatkan cukup besar mengingat besarnya hasil tangkapan.
"Karena tangkapan melimpah nelayan jadinya senang," sebutnya.