RI Surplus Beras 2,8 Juta Ton, JK Pede Tutup Rapat Keran Impor

22 Oktober 2018 20:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengecek susunan beras di gedung beras Bulog, Jakarta, Selasa (4/9/2018) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek susunan beras di gedung beras Bulog, Jakarta, Selasa (4/9/2018) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan stok beras nasional pada tahun ini surplus 2,8 juta ton. Dengan hasil ini maka pemerintah akan menutup rapat-rapat keran impor.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak punya rencana sekarang sama sekali mengimpor karena tidak memenuhi syarat," tegas Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditemui di Kantornya, Jalan Veteran, Jakarta, Senin (22/10).
Selain mengalami surplus beras 2,8 juta ton, JK menyatakan stok beras milik Perum Bulog juga cukup banyak yaitu 2,2 juta ton. Kemudian, harga beras secara nasional pada bulan ini stabil bahkan di beberapa daerah ada yang turun.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Menurut JK, impor beras akan dilakukan apabila stok beras yang dimiliki Bulog di bawah 1 juta ton. Kemudian indikator lainnya adalah harga beras bergerak naik di kisaran 10 persen dari harga patokan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
"Sekarang syarat itu tidak memenuhi. Stok Bulog 2,2 juta ton itu bagus kemudian harga juga lebih stabil. Tidak akan impor, bukan alasan mengimpor," katanya.
ADVERTISEMENT
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan tentang izin impor beras sebanyak 2 juta ton yang diberikan ke Bulog pada tahun ini. Kebijakan itu mau tidak mau harus diputuskan mengingat stok beras Bulog di awal tahun di bawah 1 juta ton. Kemudian harga di pasaran bergerak liar.
"Jadi memang pada waktu itu seluruh alarmnya sudah bunyi, harus dilakukan (impor beras)," sebut Darmin.