Tarif Batas Atas Mau Dipangkas, Harga Tiket Pesawat Bisa Turun?

8 Mei 2019 12:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lion Air dan Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-hatta, Jakarta. Foto: AFP/Adek BERRY
zoom-in-whitePerbesar
Lion Air dan Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-hatta, Jakarta. Foto: AFP/Adek BERRY
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat menjadi 85-90 persen. Tujuannya, agar para maskapai bisa menurunkan harga tiket pesawat yang dirasa masyarakat masih mahal.
ADVERTISEMENT
Rencana tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian. Sebab, kata Budi, selama ini maskapai menetapkan tarif cukup tinggi, seperti Garuda Indonesia yang mematok harga 60-70 persen dari tarif batas atas.
Benarkah penurunan tarif batas atas akan efektif bisa menurunkan harga tiket pesawat?
Pengamat penerbangan yang juga anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, menilai pernyataan Budi Karya tidak benar. Sebab, sejak 2016 hingga Oktober 2018, Garuda Indonesia memberlakukan harga fleksibel.
Artinya, tiket yang dijual terkadang bisa mendekati tarif batas bawah (TBB), kadang tertinggi di TBA. Berdasarkan catatan Alvin, itu dilakukan Garuda Indonesia tergantung permintaan. Semakin jauh hari beli tiket, harganya makin rendah, begitupun sebaliknya.
"Sejak dulu untuk Jumat, Sabtu pagi, dan Senin pagi Garuda Indonesia sering pasang harga full TBA untuk rute-rute populer," kata Alvin kepada kumparan, Rabu (8/5).
ADVERTISEMENT
Menurut Alvin, yang paling terdampak dari infleksibilitas harga tiket pesawat adalah pelanggan Lion Air yang terbiasa dengan harga murah. Sebab, saat ini harga tiket Lion Air mendekati tarif batas bawah biaya bagasi yang berbayar.
Pesawat Lion Air. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Sementara untuk tiket pesawat dengan kelas full service seperti Batik Air dan Garuda Indonesia, Alvin menilai kenaikan harganya tak berdampak besar sebab penumpang di kelas tersebut lebih memilih ketepatan waktu, praktis, dan nyaman.
"Saya juga heran kenapa justru Garuda Indonesia yang selalu jadi perhatian Menhub, padahal yang paling berdampak dan banyak komplain adalah pelanggan LCC. Tapi dengan aturan baru, TBB dinaikkan," papar Alvin.
Sementara itu, Peneliti INDEF Nailul Huda menilai kebijakan menurunkan TBA memang terlihat efektif untuk menurunkan harga tiket pesawat, tapi dampaknya tidak akan signifikan.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan harga yang sudah dipatok maskapai saat ini sudah di angka 85-90 persen dari tarif batas atas.
"Jadi meskipun turun, maka harga akan tetap berada di tarif batas atas yang baru di mana perbedaannya tidak terlalu jauh dengan harga yang sekarang. Tapi patut kita tunggu bagaimana implementasi dan impact-nya. Menurut saya sih bisa namun tidak signifikan," katanya.